27.8 C
Medan
Friday, May 10, 2024

KA Kualanamu Dilempari Batu, Menhub Berang

JAKARTA-Baru beberapa hari beroperasi, Kereta Api Medan-Kualanamu sudah menjadi sasaran aksi brutal orang yang tak dikenal. Sarana transportasi andalan yang meng akses ke Bandara Kualanamu itu dilempari batu, hingga kaca bagian depannya pecah.

PELAYANAN: Petugas kereta api melayani penumpang Bandara KNIA, Kamis (25/7)//TRIADI WIBOWO/SUMUT POS
PELAYANAN: Petugas kereta api melayani penumpang Bandara KNIA, Kamis (25/7)//TRIADI WIBOWO/SUMUT POS

Menteri Perhubungan (Menhub) EE Mangindaan pun meradang. “Sayang sekali kereta kami dilempar batu, pecah kaca depannya. Padahal kami sudah berusaha seoptimal mungkin,” ujar Mangindaan di Jakarta, kemarin (29/7).

Menteri asal Manado itu tidak menyebutkan secara rinci kapan kejadian itu berlangsung dan di daerah mana terjadi pelemparan gerbong kereta. Dia hanya memastikan, sudah berkoordinasi dengan Polda Sumut agar mencari dan memproses hukum pelaku pelemparan. Nah, agar tidak terulang lagi, mantan Menpan-RB itu mengatakan, saat ini ada aparat kepolisian yang ikut dalam kereta api.

“Sedang diselidiki, kami tidak tahu siapa pelakunya. Tapi kita jalan terus, sekarang dikawal oleh kepolisian,” ujarnya.

Masih terkait dengan bandara baru itu, Mangindaan tidak memungkiri bahwa terjadi kemacetan jalan menuju bandara. Namun menurutnya, kemacetan bukan karena persiapan yang kurang matang. Ia mengklaim, macet terjadi karena jumlah warga yang penasaran ingin melihat bandara baru itu membludak.

“Itu saya akui. Tapi macetnya itu bukan karena tidak siap, bukan ya. Justru yang paling banyak sekarang bukan penumpang atau pengantar, tapi masyarakat yang ingin melihat Kualanamu. Jangankan orang Sumatera Utara, orang dari Jakarta saja dengar itu mau ke sana semua pergi lihat,” ujarnya.
Mangindaan menyatakan sejauh ini pihaknya sudah berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk mengatasi kemacetan menuju Kualanamu. Dishub Medan juga mengerahkan Damri.

8 ABG Dilaporkan

Di sisi lain PT Kereta Api Indonesia (Persero) Divre Sumatera Utara Desa Bandar Kahlifah melaporkan 8 anak baru gede (ABG) berusia 12 hingga 13 tahun ke Polsek Percut Seituan, Senin (29/7) siang. Pasalnya, pihak PT KAI itu menyebut kalau 8 bocah itu telah melakukan pelemparan terhadap kereta api tujuan Tanjungbalai yang sedang melintas di kawasan KM 14,5 Desa Bandar Khalifah Kecamatan Percut Sei Tuan, Senin (29/7) sekira pukul 14.00 WIB. Laporan pihak PT KAI itu pun, dikabarkan pihak Kepolisian. Namun, sekira pukul 17.00 WIB, 8 orang bocah itu ditangguhkan oleh pihak Kepolisian dengan jaminan masing-masing orangtua bocah itu.

Informasi diterima Sumut Pos, penangkapan terhadap 8 orang bocah itu dilakukan oleh sekuriti kereta api yang mendapati 8 orang bocah itu bermain di sekitar rel perlintasan kreta api sembari melempari batu ke arah kereta api yang sedang melintas. “Saya disuruh atasan membawa anak-anak ini ke kantor polisi. Tadi ditangkap sekuriti kami karena melempari kereta api jurusan Tanjungbalai yang lagi lewat. Semalam juga terjadi pelemparan terhadap kreta api jurusan Kualanamu hingga kaca kereta api itu pecah,” ungkap salah seorang Polisi Khusus Kereta Api (Polsus), A Rajagukguk saat ditemui wartawan di Polsek Percut Seituan.

Lebih lanjut, A Rajagukguk mengatakan, kalau pihak PT KAI mengalami kerugian sekitar Rp15 juta atas kejadian itu. Kerugian itu, disebut A Rajagukguk paling besar atas pecahnya jendela kaca kereta api. Untuk kerusakan pada kejadian kedua, A Rajagukguk mengaku kalau pihaknya belum menemukan kerusakan parah.

Menyikapi hal itu, salah seorang orangtua dari salah seorang bocah yang ditangkap itu, Rahmad (38) mengaku tidak terima atas anaknya dibawa ke Polsek Percut Sei Tuan itu. Terlebih, bila pihaknya harus mengganti kerugian yang disebut pihak PT KAI itu. Disebut Rahmad, kerugian pihak PT KAI atas pecah jendela kaca kereta itu, terjadi kemarin dan bukan saat anak-anak mereka ditangkap.

“Kenapa kejadian semalam dituduhkan pada anak-anak kami hari ini, “ ungkap Rahmad.

Kepala Unit Reserse Kriminal Polresta Medan, AKP Faidir Caniago yang dikonfirmasi, membenarkan kejadian itu. Disebutnya kalau pihaknya sudah menerima laporan dan akan memanggil orangtua para anak-anak yang diserahkan pihak PT KAI itu. “Anak-anak tersebut akan kita pulangkan dan kita panggil orangtuanya. Diminta, orangtua itu dapat membina anak-anaknya untuk tidak bermain-main di rel kereta api lagi, “ tegas Faidir.

Sementara Humas PT KAI Rapino mengatakan, kasus pelemparan kereta api ini akan dilanjutkan ke proses hukum. Karenanya, mereka menyerahkan sepenuhnya kepada pihak kepolisian untuk memprosesnya. Selain itu, Rapino juga mengungkapkan, hingga kini pihaknya belum menghitung kerugian yang dialami akibat pelemparan batu tersebut. (sam/mag-10)

JAKARTA-Baru beberapa hari beroperasi, Kereta Api Medan-Kualanamu sudah menjadi sasaran aksi brutal orang yang tak dikenal. Sarana transportasi andalan yang meng akses ke Bandara Kualanamu itu dilempari batu, hingga kaca bagian depannya pecah.

PELAYANAN: Petugas kereta api melayani penumpang Bandara KNIA, Kamis (25/7)//TRIADI WIBOWO/SUMUT POS
PELAYANAN: Petugas kereta api melayani penumpang Bandara KNIA, Kamis (25/7)//TRIADI WIBOWO/SUMUT POS

Menteri Perhubungan (Menhub) EE Mangindaan pun meradang. “Sayang sekali kereta kami dilempar batu, pecah kaca depannya. Padahal kami sudah berusaha seoptimal mungkin,” ujar Mangindaan di Jakarta, kemarin (29/7).

Menteri asal Manado itu tidak menyebutkan secara rinci kapan kejadian itu berlangsung dan di daerah mana terjadi pelemparan gerbong kereta. Dia hanya memastikan, sudah berkoordinasi dengan Polda Sumut agar mencari dan memproses hukum pelaku pelemparan. Nah, agar tidak terulang lagi, mantan Menpan-RB itu mengatakan, saat ini ada aparat kepolisian yang ikut dalam kereta api.

“Sedang diselidiki, kami tidak tahu siapa pelakunya. Tapi kita jalan terus, sekarang dikawal oleh kepolisian,” ujarnya.

Masih terkait dengan bandara baru itu, Mangindaan tidak memungkiri bahwa terjadi kemacetan jalan menuju bandara. Namun menurutnya, kemacetan bukan karena persiapan yang kurang matang. Ia mengklaim, macet terjadi karena jumlah warga yang penasaran ingin melihat bandara baru itu membludak.

“Itu saya akui. Tapi macetnya itu bukan karena tidak siap, bukan ya. Justru yang paling banyak sekarang bukan penumpang atau pengantar, tapi masyarakat yang ingin melihat Kualanamu. Jangankan orang Sumatera Utara, orang dari Jakarta saja dengar itu mau ke sana semua pergi lihat,” ujarnya.
Mangindaan menyatakan sejauh ini pihaknya sudah berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk mengatasi kemacetan menuju Kualanamu. Dishub Medan juga mengerahkan Damri.

8 ABG Dilaporkan

Di sisi lain PT Kereta Api Indonesia (Persero) Divre Sumatera Utara Desa Bandar Kahlifah melaporkan 8 anak baru gede (ABG) berusia 12 hingga 13 tahun ke Polsek Percut Seituan, Senin (29/7) siang. Pasalnya, pihak PT KAI itu menyebut kalau 8 bocah itu telah melakukan pelemparan terhadap kereta api tujuan Tanjungbalai yang sedang melintas di kawasan KM 14,5 Desa Bandar Khalifah Kecamatan Percut Sei Tuan, Senin (29/7) sekira pukul 14.00 WIB. Laporan pihak PT KAI itu pun, dikabarkan pihak Kepolisian. Namun, sekira pukul 17.00 WIB, 8 orang bocah itu ditangguhkan oleh pihak Kepolisian dengan jaminan masing-masing orangtua bocah itu.

Informasi diterima Sumut Pos, penangkapan terhadap 8 orang bocah itu dilakukan oleh sekuriti kereta api yang mendapati 8 orang bocah itu bermain di sekitar rel perlintasan kreta api sembari melempari batu ke arah kereta api yang sedang melintas. “Saya disuruh atasan membawa anak-anak ini ke kantor polisi. Tadi ditangkap sekuriti kami karena melempari kereta api jurusan Tanjungbalai yang lagi lewat. Semalam juga terjadi pelemparan terhadap kreta api jurusan Kualanamu hingga kaca kereta api itu pecah,” ungkap salah seorang Polisi Khusus Kereta Api (Polsus), A Rajagukguk saat ditemui wartawan di Polsek Percut Seituan.

Lebih lanjut, A Rajagukguk mengatakan, kalau pihak PT KAI mengalami kerugian sekitar Rp15 juta atas kejadian itu. Kerugian itu, disebut A Rajagukguk paling besar atas pecahnya jendela kaca kereta api. Untuk kerusakan pada kejadian kedua, A Rajagukguk mengaku kalau pihaknya belum menemukan kerusakan parah.

Menyikapi hal itu, salah seorang orangtua dari salah seorang bocah yang ditangkap itu, Rahmad (38) mengaku tidak terima atas anaknya dibawa ke Polsek Percut Sei Tuan itu. Terlebih, bila pihaknya harus mengganti kerugian yang disebut pihak PT KAI itu. Disebut Rahmad, kerugian pihak PT KAI atas pecah jendela kaca kereta itu, terjadi kemarin dan bukan saat anak-anak mereka ditangkap.

“Kenapa kejadian semalam dituduhkan pada anak-anak kami hari ini, “ ungkap Rahmad.

Kepala Unit Reserse Kriminal Polresta Medan, AKP Faidir Caniago yang dikonfirmasi, membenarkan kejadian itu. Disebutnya kalau pihaknya sudah menerima laporan dan akan memanggil orangtua para anak-anak yang diserahkan pihak PT KAI itu. “Anak-anak tersebut akan kita pulangkan dan kita panggil orangtuanya. Diminta, orangtua itu dapat membina anak-anaknya untuk tidak bermain-main di rel kereta api lagi, “ tegas Faidir.

Sementara Humas PT KAI Rapino mengatakan, kasus pelemparan kereta api ini akan dilanjutkan ke proses hukum. Karenanya, mereka menyerahkan sepenuhnya kepada pihak kepolisian untuk memprosesnya. Selain itu, Rapino juga mengungkapkan, hingga kini pihaknya belum menghitung kerugian yang dialami akibat pelemparan batu tersebut. (sam/mag-10)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/