26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Menhan: Masa Tukar Menukar Napi, Kayak Perang Aja

Dua terpidana mati kelompok Bali Nine, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran diangkut mobil baracuda, saat tiba di Cilacap, Rabu (4/3). Foto: Adi/Radar Banyumas/JPNN.com
Dua terpidana mati kelompok Bali Nine, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran diangkut mobil baracuda, saat tiba di Cilacap, Rabu (4/3). Foto: Adi/Radar Banyumas/JPNN.com

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu menyatakan ketidaksetujuannya terkait tawaran pemerintah Australia untuk bertukar tahanan asal WNI dengan terpidana mati duo Bali Nine.

Menurutnya, transaksi pertukaran narapidana hanya bisa dilakukan dalam kondisi perang.

“Masa tuker-tukeran, kayak perang aja. Orang Indonesia di sini kalau jadi pengedar dihukum mati juga. Kan sama-sama. Biar aja hukum mati semua. Semua yang kasus narkoba di sini dihukum mati. Jadi kalau ditukar pun (tiga WNI), kita tahan di sini, dihukum mati,” ujar Ryamizard di kompleks Istana Negara, Jakarta, Kamis (5/3).

Ryamizard kembali menegaskan bahwa narkoba di Indonesia sudah sangat merusak generasi bangsa. Oleh karena itu, tidak ada ampun untuk para pengedar narkoba. Apalagi para pengedar yang masih bertransaksi dalam penjara, tegasnya, sangat layak dihukum mati.

“Kalau dia tidak dihukum mati, lagi di dalam penjara aja dia bisa kendalikan bisnis dari dalam, apalagi kalau dilepas. Waduh, itu bayangin, luar biasa itu tambah-tambah lagi, bahaya,” tegasnya.

Ryamizard juga menampik informasi yang menyebut Australia berupaya menggagalkan eksekusi mati para terpidana kasus narkoba dengan cara militer.

“Enggak ada itu. Masa gara-gara penjahat, pakai perang. Malu-maluin tuh. Kalau orang bener dilindungi iyalah, ini penjahat yang merusak orang kita,” tandas Ryamizard. (flo/jpnn)

Dua terpidana mati kelompok Bali Nine, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran diangkut mobil baracuda, saat tiba di Cilacap, Rabu (4/3). Foto: Adi/Radar Banyumas/JPNN.com
Dua terpidana mati kelompok Bali Nine, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran diangkut mobil baracuda, saat tiba di Cilacap, Rabu (4/3). Foto: Adi/Radar Banyumas/JPNN.com

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu menyatakan ketidaksetujuannya terkait tawaran pemerintah Australia untuk bertukar tahanan asal WNI dengan terpidana mati duo Bali Nine.

Menurutnya, transaksi pertukaran narapidana hanya bisa dilakukan dalam kondisi perang.

“Masa tuker-tukeran, kayak perang aja. Orang Indonesia di sini kalau jadi pengedar dihukum mati juga. Kan sama-sama. Biar aja hukum mati semua. Semua yang kasus narkoba di sini dihukum mati. Jadi kalau ditukar pun (tiga WNI), kita tahan di sini, dihukum mati,” ujar Ryamizard di kompleks Istana Negara, Jakarta, Kamis (5/3).

Ryamizard kembali menegaskan bahwa narkoba di Indonesia sudah sangat merusak generasi bangsa. Oleh karena itu, tidak ada ampun untuk para pengedar narkoba. Apalagi para pengedar yang masih bertransaksi dalam penjara, tegasnya, sangat layak dihukum mati.

“Kalau dia tidak dihukum mati, lagi di dalam penjara aja dia bisa kendalikan bisnis dari dalam, apalagi kalau dilepas. Waduh, itu bayangin, luar biasa itu tambah-tambah lagi, bahaya,” tegasnya.

Ryamizard juga menampik informasi yang menyebut Australia berupaya menggagalkan eksekusi mati para terpidana kasus narkoba dengan cara militer.

“Enggak ada itu. Masa gara-gara penjahat, pakai perang. Malu-maluin tuh. Kalau orang bener dilindungi iyalah, ini penjahat yang merusak orang kita,” tandas Ryamizard. (flo/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/