23.9 C
Medan
Sunday, June 23, 2024

PPP Ogah Sandingkan Fadli dengan Gatot

JAKARTA – Partai Persatuan Pembangunan (PPP) telah menetapkan akan mengusung Fadli Nursal dalam pilgub Sumut 2013 mendatang. Fadli Nursal pun tidak dipatok kaku harus jadi cagub. Peluang turun grade menjadi cawagub dibuka lebar.

Hanya saja, partai berlambang Kabah itu sudah memastikan tidak akan berkoalisi dengan PKS, yang sudah menetapkan Gatot Pujo Nugroho sebagai cagub yang akan diusung.
Wakil Ketum PPP, Hasrul Azwar, tanpa basa-basi menyatakan, partainya ogah bergandeng tangan lagi dengan PKS.

“Nggak, nggak. Rasanya berdasarkan pengalaman bersama PKS selama ini, sudah mengajarkan kepada kami,” ujar Hasrul Azwar saat dihubungi Sumut Pos, kemarin (1/6).
Ketua Fraksi PPP di DPR itu langsung mengatakan hal tersebut, begitu ditanya soal peluang PPP berkoalisi lagi dengan PKS, sebagaimana terjadi pada pilgub 2008 silam, yang mengusung pasangan Syamsul Arifin-Gatot.

Sudah pasti tak mau menggandengkan Fadli dengan Gatot? Lagi-lagi, Hasrul menjawab,” Kami harus berpikir dua kali untuk menjalin kerjasama dengan PKS.”
Mengapa, sakit hatikah? “Nggak usahlah saya uraikan,” ujar Hasrul, yang merupakan kawan dekat Syamsul Arifin itu.
Tak mau dengan PKS, lantas maunya dengan partai apa? Hasrul mengatakan, hingga saat ini dirinya belum pernah berbicara dengan petinggi partai lain untuk urusan koalisi pada pilgub 2013 mendatang. PPP belum pernah menghubungi atau mendatangi elit partai lain, begitu pun belum ada partai lain yang mendatangi PPP.

Menurut Hasrul, berdasarkan pengalaman yang sudah-sudah, pembicaraan koalisi pada sejumlah pilgub biasanya baru kencang terjadi tiga bulan menjelang pendaftaran pasangan calon ke KPUD.
Untuk saat ini, lanjutnya, tahapannya masih diramaikan dengan gerakan sosialisasi para kandidat. Fadli Nursal sendiri disarankan Hasrul untuk gencar mendekati rakyat dan mensosialisasikan visi misi dan programnya.

Hasrul ingin Fadli punya gaya mirip Syamsul saat jelang pilgub 2008 silam. Syamsul, katanya, dengan slogan ‘rakyat tak lapar, rakyat tak bodoh, rakyat tak sakit’, cukup mengena di hati rakyat.
Fadli, kata Hasrul, sudah mencoba melakukan hal seperti itu, dengan menampilkan diri sebagai sosok yang cerdas, santun, dan bersahabat.

Terpisah, Bupati Asahan Taufan Gama Simatupang justru mengajak masyarakat untuk mendukung Fadly Nurzal sebagai bakal calon Gubernur Sumatera Utara periode 2013-2018. Seruan ini disampaikannya saat menutup kemah bersama (Kemasa) yang diselenggarakan Kemenag Kabupaten Asahan, di Bumi Perkemahan Universitas Asahan (UNA), kemarin. Acara itu diikuti peserta dari Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Ponpes se-Kabupaten Asahan.

“Fadly Nurzal adalah tokoh muda Islam yang kita percaya mampu memimpin Sumut ke depan. Untuk itu sudah sepantasnya memberikan dukungan dan memilihnya. Kalau di Asahan, bupatinya anak pesantren, saya berharap Gubsu ke depan juga dipimpin anak pesantren,” kata Taufan Gama Simatupang.

Taufan meminta para peserta Kemasa tak merasa minder saat menuntut ilmu di madrasah dan pondok pesantren. Sebab kualitas pendidikan di madrasah dan Ponpes tak kalah dengan pendidikan umum. (sam/ade)

JAKARTA – Partai Persatuan Pembangunan (PPP) telah menetapkan akan mengusung Fadli Nursal dalam pilgub Sumut 2013 mendatang. Fadli Nursal pun tidak dipatok kaku harus jadi cagub. Peluang turun grade menjadi cawagub dibuka lebar.

Hanya saja, partai berlambang Kabah itu sudah memastikan tidak akan berkoalisi dengan PKS, yang sudah menetapkan Gatot Pujo Nugroho sebagai cagub yang akan diusung.
Wakil Ketum PPP, Hasrul Azwar, tanpa basa-basi menyatakan, partainya ogah bergandeng tangan lagi dengan PKS.

“Nggak, nggak. Rasanya berdasarkan pengalaman bersama PKS selama ini, sudah mengajarkan kepada kami,” ujar Hasrul Azwar saat dihubungi Sumut Pos, kemarin (1/6).
Ketua Fraksi PPP di DPR itu langsung mengatakan hal tersebut, begitu ditanya soal peluang PPP berkoalisi lagi dengan PKS, sebagaimana terjadi pada pilgub 2008 silam, yang mengusung pasangan Syamsul Arifin-Gatot.

Sudah pasti tak mau menggandengkan Fadli dengan Gatot? Lagi-lagi, Hasrul menjawab,” Kami harus berpikir dua kali untuk menjalin kerjasama dengan PKS.”
Mengapa, sakit hatikah? “Nggak usahlah saya uraikan,” ujar Hasrul, yang merupakan kawan dekat Syamsul Arifin itu.
Tak mau dengan PKS, lantas maunya dengan partai apa? Hasrul mengatakan, hingga saat ini dirinya belum pernah berbicara dengan petinggi partai lain untuk urusan koalisi pada pilgub 2013 mendatang. PPP belum pernah menghubungi atau mendatangi elit partai lain, begitu pun belum ada partai lain yang mendatangi PPP.

Menurut Hasrul, berdasarkan pengalaman yang sudah-sudah, pembicaraan koalisi pada sejumlah pilgub biasanya baru kencang terjadi tiga bulan menjelang pendaftaran pasangan calon ke KPUD.
Untuk saat ini, lanjutnya, tahapannya masih diramaikan dengan gerakan sosialisasi para kandidat. Fadli Nursal sendiri disarankan Hasrul untuk gencar mendekati rakyat dan mensosialisasikan visi misi dan programnya.

Hasrul ingin Fadli punya gaya mirip Syamsul saat jelang pilgub 2008 silam. Syamsul, katanya, dengan slogan ‘rakyat tak lapar, rakyat tak bodoh, rakyat tak sakit’, cukup mengena di hati rakyat.
Fadli, kata Hasrul, sudah mencoba melakukan hal seperti itu, dengan menampilkan diri sebagai sosok yang cerdas, santun, dan bersahabat.

Terpisah, Bupati Asahan Taufan Gama Simatupang justru mengajak masyarakat untuk mendukung Fadly Nurzal sebagai bakal calon Gubernur Sumatera Utara periode 2013-2018. Seruan ini disampaikannya saat menutup kemah bersama (Kemasa) yang diselenggarakan Kemenag Kabupaten Asahan, di Bumi Perkemahan Universitas Asahan (UNA), kemarin. Acara itu diikuti peserta dari Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Ponpes se-Kabupaten Asahan.

“Fadly Nurzal adalah tokoh muda Islam yang kita percaya mampu memimpin Sumut ke depan. Untuk itu sudah sepantasnya memberikan dukungan dan memilihnya. Kalau di Asahan, bupatinya anak pesantren, saya berharap Gubsu ke depan juga dipimpin anak pesantren,” kata Taufan Gama Simatupang.

Taufan meminta para peserta Kemasa tak merasa minder saat menuntut ilmu di madrasah dan pondok pesantren. Sebab kualitas pendidikan di madrasah dan Ponpes tak kalah dengan pendidikan umum. (sam/ade)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/