SBY Klaim Upayakan Diplomasi untuk Etnis Rohingnya
JAKARTA-Pembakaran perkampungan dan pengusiran terhadap etnik Rohingnya di Provinsi Rakhine, Myanmar, memantik aksi tokoh umat muslim Indonesia. Abu Bakar Baasyir mengirim surat terbuka untuk Presiden Myanmar, Jenderal Thein Sein.
Dampaknya luar biasa. Penjagaan di rutan Bareskrim diperketat. Bahkan, makanan dari luar yang biasanya boleh diantarkan langsung kini harus dititipkan. “Penjagaan diperketat, keluarga dan orang orang dekat ustad tak bisa menemui. Polri seperti mendapat tekanan dari Myanmar,” ujar juru bicara Jamaah Ansharut Tauhid Sonhadi kemarin (4/8).
Dua hari lalu Baasyir memang mengirim surat yang diantarkan anggota jamaahnya ke Kedutaan Myanmar di Jakarta. Isinya juga tegas. “Ustad merestui pemuda-pemuda yang hendak menolong saudaranya Rohingnya yang sedang dizalimi di Myanmar,” katanya.
Dalam salinan surat yang diterima Jawa Pos (Grup Sumut Pos), Baasyir mengingatkan ummat Budha di Indonesia bisa hidup rukun dan damai dengan kami yang masyoritas Muslim. Mereka tidak pernah sedikitpun kami dzalimi, bahkan mereka bebas mengamalkan keyakinannya, tidak kami ganggu. “Islam mendidik kami agar berlaku adil dan baik meskipun kepada orang non muslim yang tidak memerangi kami,” tulis Baasyir.
Dia mendesak pemerintah Myanmar menghentikan kezaliman berupa pengusiran, pembantaian terhadap ummat Islam di Myanmar. “Jika seruan ini tidak kalian dengar, Demi Alloh! telah nyata hancurnya negeri-negeri congkak di tangan mujahidin dengan izin Alloh,” tulis Baasyir.
Dia juga mengingatkan aksi-aksi mujahidin di negara negara lain. “Dengan izin Alloh pula kami bisa memperlakukan anda dan rakyat anda seperti negara sosialis komunis Rusia yang hancur berkeping-keping atau amerika yang sebentar lagi akan binasa,” ujar Baasyir.
Terhadap lolosnya surat ini, Polri mengaku biasa saja. “Tidak ada tambahan pengamanan.di rutan,” kata Kabiropenmas Polri Brigjen Boy Rafli Amar. Dia membantah Polri mendapat tekanan dari pihak Myanmar untuk membatasi gerak ustad Abu. “Tidak ada itu,” tegasnya.
Di pihak lain, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akhirnya buka suara secara langsung terkait kekerasan terhadap etnis Rohingnya. “Pemerintah bukan hanya prihatin, tapi telah, sedang, dan terus melakukan upaya baik itu diplomasi maupun upaya lain yang berkaitan dengan isu kemanusiaan etnis Rohingnya,” kata SBY di kediaman pribadi, Puri Cikeas, Bogor, kemarin. Keterangan tersebut disampaikan sebelum melakukan buka bersama dengan jamaah majelis zikir SBY Nurussalam.
SBY mengatakan, pemerintah aktif membahas permasalahan etnis Rohingnya melalui forum PBB, ASEAN, maupun secara bilateral dengan Myanmar. Indonesia juga memberikan perhatian dengan menerima para pengungsi dan pencari suaka dari etnis Rohingnya. “Sekarang tercatat ada 270 pencari suaka dan 124 pengungsi Rohingnya,” katanya.
Selanjutnya, kata SBY, Indonesia bekerjasama dengan PBB dan lembaga internasional lainnya untuk menyelesaikan, memberikan status, atau menyalurkan kepada pihak ketiga.
SBY mengaku sudah mengirim surat kepada Presiden Myanmar Thein Sein untuk menyelesaikan permasalahan etnis Rohingnya dengan baik. Tak hanya itu, SBY juga mengusulkan agar PBB dan Myanmar untuk mengundang negara-negara OKI (organisasi kerjasama Islam) datang ke lokasi untuk mengetahui kondisi yang sebenarnya.
Dalam pandangannya, persoalan etnis Rohingnya merupakan konflik horisontal antara etnis Rohingnya dan etnis Rakhai. Etnis Rohingnya beragama Islam, sementara Rakhai beragama Buddha. Paska konflik, pengungsi Rohingnya tercatat 53 ribu, sementara Rakhai 24 ribu.
Menurut SBY, ada penilaian bahwa Pemerintah Myanmar cenderung menangani etnis Rakhai dengan lebih baik. Sebaliknya, etnis Rakhai menilai PBB lebih perhatian pada Rohingnya. “Ada kecemburuan penanganan kedua komunitas itu. Sejauh ini tak ada indikasi genosida,” katanya. SBY meluruskan konflik mengakibatkan 77 orang meninggal, bukan dalam jumlah ribuan orang.
SBY mengingatkan, jika ada aksi solidaritas, termasuk mengirimkan bantuan, terhadap etnis Rohingnya lebih dulu melakukan komunikasi dengan kementerian luar negeri.
Sekjen International Conference of Islamic Scholars (ICIS) Hasyim Muzadi meminta masyarakat agar tidak sembrono mengirim bantuan kemanusiaan untuk etnis Muslim Rohingya, di Myanmar. Sebab, faktanya, akses menuju negara tersebut masih tertutup hingga saat ini.
“Kalau sekarang banyak yang mau bantu muslim Rohingya itu bagus. Dan, membantu muslim Rohingya itu harus, tapi jangan serampangan,” ingat Hasyim, di sela acara dialog interaktif bertema “Rohingya Terlunta”, di kantor ICIS, Jakarta, kemarin.
Menurut dia, sebagai awal maka pemerintah harus turun tangan untuk melakukan diplomasi dengan pemerintah Myanmar. Hanya dengan demikian, semua bantuan akan bisa sampai ke tujuan. “Sebab itu, saya menghimbau kepada Kemenlu untuk segera melakukan pembicaraan diplomatik agar memudahkan semua bantuan masuk ke Rohingya,” tandasnya.
Bukan hanya bantuan, saat ini, juga mulai bermunculan elemen masyarakat yang ingin berangkat ke Myanmar. Atas hal itu, mantan ketua umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PB NU) itu juga menghimbau kepada mereka agar menahan diri. “Sama, sebelum ada akses yang bisa memungkinkan masuk ke sana, tunda dulu keberangkatan,” saran Hasyim. (fal/dyn/rdl/jpnn)
SURAT TERBUKA ABU BAKAR BAASYIR UNTUK PRESIDEN MYANMAR
“Dengan nama Alloh yang Maha Luas dan Kekal belas kasihNya kepada orang mukmin, serta Maha Penyayang kepada semua Makhluk-Nya”
Dari Al Faqir Ilalloh : Ustadz. Abu Bakar Ba’asyir
Kepada hamba Alloh : Thein Sein Presiden Myanmar
Semoga keselamatan diberikan kepada orang yang mengikuti petunjuk ini (agama Islam)
Kami mengajak kalian kepada kebahagiaan di dunia dan di akherat, untuk menyelamatkan diri dari kehidupan materialistik anda yang gersang dan memperihatinkan, yang tidak mempunyai ruh sama sekali.
Kami mengajak kalian untuk masuk Islam yang menyeru untuk mengikuti manhaj (ajaran) Alloh semata yang tidak ada sekutu bagiNya, yang menyeru kepada keadilan dan melarang berlaku zalim dan jahat.
Kami telah mendengar jeritan ummat Islam di negara anda akibat perlakukan anda yang zalim dengan mengusir hingga membunuh mereka. Sikap anda begitu kejam kepada saudara-saudara kami ummat Islam di Arakan dan berbagai tempat lainnya.
Penduduk anda yang mayoritas beragama Budha pun bertindak biadab; membakar rumah-rumah mereka, melarang beribadah dan membantai mereka layaknya binatang.
Ketahuilah! sebagai sesama ummat Islam kami bersaudara, derita mereka adalah derita kami, tangis mereka adalah tangis kami dan darah mereka yang kalian tumpahkan adalah darah kami.
Ketahuilah! ummat Budha di negeri kami (Indonesia) bisa hidup rukun dan damai dengan kami yang masyoritas Muslim. Mereka tidak pernah sedikitpun kami dzalimi, bahkan mereka bebas mengamalkan keyakinannya, tidak kami ganggu.
Islam mendidik kami agar berlaku adil dan baik meskipun kepada orang kafir (non muslim) yang tidak memerangi kami, sebagaimana ditegaskan oleh Alloh (Tuhan) dalam firmanNya:
“Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu Karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.” (QS. Al-Mumtahanah: 8)
Ketahuilah! Kami tidak rela perlakuan anda dan rakyat anda kepada saudara muslim kami yang dizalimi, maka kami serukan kepada anda dan rakyat anda:
1. Hentikan kezaliman berupa pengusiran, pembantaian terhadap ummat Islam di Myanmar.
2. Berikan mereka kebebasan untuk memeluk Islam dan menjalankan ibadahnya.
3. Jangan ada lagi diskriminasi terhadap ummat Islam.
Jika seruan ini tidak kalian dengar, Demi Alloh! telah nyata hancurnya negeri-negeri congkak di tangan mujahidin (dengan izin Alloh).
Dengan izin Alloh pula kami bisa memperlakukan anda dan rakyat anda seperti negara sosialis komunis Rusia yang hancur berkeping-keping atau amerika yang sebentar lagi akan binasa (Insya Alloh).
Kami tak ingin mendengar tangisan saudara-saudara muslim kami di buminya Alloh negeri kalian dan negerinya ummat Islam yang tinggal di sini, kami tidak ridho setetes darah pun tertumpah dari kaum muslimin. Sungguh Rabb kami telah mengajarkan kepada kami bagaimana seharusnya ummat Islam di seluruh dunia bersikap terhadap kedzaliman yang kalian lakukan:
“…dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya…” (QS. At-Taubah: 36)
Bagi kami memerangi orang musyrik yang memerangi kami adalah amal mulia, kami menang mulia, kami terbunuh juga mulia. Alloh SWT menegaskan hal ini dalam firmanNya:
Katakanlah: “Tidak ada yang kamu tunggu-tunggu bagi kami, kecuali salah satu dari dua kebaikan. dan kami menunggu-nunggu bagi kamu bahwa Allah akan menimpakan kepadamu azab (yang besar) dari sisi-Nya. sebab itu tunggulah, Sesungguhnya kami menunggu-nunggu bersamamu.” (QS. At-Taubah: 52)
Demikian surat ini. Yaa Alloh saksikanlah bahwa kami telah menyampaikannya.
Rutan Bareskrim Mabes Polri,
03 Ramadhan 1433 H
22 Juli 2012
Al Faqir Ilalloh,
(Abu Bakar Ba’asyir)