27 C
Medan
Monday, October 21, 2024
spot_img

Pangkostrad Sindir Kepemimpinan di Sumut

JAKARTA-Kondisi disharmoni di lingkup Pemprov Sumut, yang bukan rahasia lagi terbelah menjadi ‘orangnya’ Gatot Pujo Nugroho dan ‘orangnya’ Syamsul Arifin, telah menjadi perhatian banyak pihak. Salah satunya Pangkostrad  Letjen TNI Azmyn Yusri Nasution. Meski tidak langsung menyebut nama, AY Nasution menyatakan, rukun tidaknya para pejabat sangat tergantung oleh pimpinannya.  Jika seorang tidak punya pendidikan kepemimpinan dan tidak punya darah pemimpin, kata pria kelahiran Medan itu, maka kepimpinannya akan lemah.

“Jangan ada pejabat atau tokoh masyarakat di Sumut membuat pengkotak-kotakan berdasar suku dan agama. Jangan dipilah-pilahkan. Itu sangat tidak baik,”cetus AY Nasution kepada wartawan beberapa hari lalu.
Seorang kepala daerah, lanjut mantan Pangdam XVII/Cenderawasih itu, mestinya berperan untuk mencegah terjadinya pengkotak-kotakkan, bukan malah sebaliknya. “Kepala daerah mestinya memberi contoh, karena seorang pejabat itu berarti sudah milik semua golongan,” cetus AY Nasution.

Menurutnya, begitu sudah terjadi pengkotak-kotakkan, maka untuk menyatukan lagi akan sulit.  Berkali-kali, jenderal yang dipundaknya bertengger tiga bintang itu mengingatkan, peran seorang kepala daerah sangat penting untuk menciptakan kekompakkan. “Kekuatan Sumut itu kebersamaan, tetap rukun meski beragam suku dan agama,” ujarnya. Begitu kekompakan sudah tak ada, maka sudah bahaya.

Menurutnya, pemimpin yang tak punya pendidikan dan pengalaman memimpin, serta tidak punya darah pemimpin, maka sulit menjadi pemimpin yang sesungguhnya. Kalau toh tak punya darah pemimpin, lanjutnya, sebenarnya bisa ditutupi dengan belajar kepemimpinan. “Karena kepimpinan juga bisa dipelajari,” cetusnya. (sam)

JAKARTA-Kondisi disharmoni di lingkup Pemprov Sumut, yang bukan rahasia lagi terbelah menjadi ‘orangnya’ Gatot Pujo Nugroho dan ‘orangnya’ Syamsul Arifin, telah menjadi perhatian banyak pihak. Salah satunya Pangkostrad  Letjen TNI Azmyn Yusri Nasution. Meski tidak langsung menyebut nama, AY Nasution menyatakan, rukun tidaknya para pejabat sangat tergantung oleh pimpinannya.  Jika seorang tidak punya pendidikan kepemimpinan dan tidak punya darah pemimpin, kata pria kelahiran Medan itu, maka kepimpinannya akan lemah.

“Jangan ada pejabat atau tokoh masyarakat di Sumut membuat pengkotak-kotakan berdasar suku dan agama. Jangan dipilah-pilahkan. Itu sangat tidak baik,”cetus AY Nasution kepada wartawan beberapa hari lalu.
Seorang kepala daerah, lanjut mantan Pangdam XVII/Cenderawasih itu, mestinya berperan untuk mencegah terjadinya pengkotak-kotakkan, bukan malah sebaliknya. “Kepala daerah mestinya memberi contoh, karena seorang pejabat itu berarti sudah milik semua golongan,” cetus AY Nasution.

Menurutnya, begitu sudah terjadi pengkotak-kotakkan, maka untuk menyatukan lagi akan sulit.  Berkali-kali, jenderal yang dipundaknya bertengger tiga bintang itu mengingatkan, peran seorang kepala daerah sangat penting untuk menciptakan kekompakkan. “Kekuatan Sumut itu kebersamaan, tetap rukun meski beragam suku dan agama,” ujarnya. Begitu kekompakan sudah tak ada, maka sudah bahaya.

Menurutnya, pemimpin yang tak punya pendidikan dan pengalaman memimpin, serta tidak punya darah pemimpin, maka sulit menjadi pemimpin yang sesungguhnya. Kalau toh tak punya darah pemimpin, lanjutnya, sebenarnya bisa ditutupi dengan belajar kepemimpinan. “Karena kepimpinan juga bisa dipelajari,” cetusnya. (sam)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/