JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak buka suara terkait dengan niat Kelompok Separatis Teroris (KST) membebaskan Kapten Philip.
Maruli menyebut, kelompok itu seringkali tidak konsisten saat berkomunikasi. Karena itu, di bawah koordinasi Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto, TNI masih terus mengupayakan pembebasan pilot Susi Air asal Selandia Baru tersebut.
Maruli menyatakan, selama ini informasi yang disampaikan oleh KST tidak konsisten. “Kadang-kadang bilang A besok bilang B lagi,” ungkap dia usai memimpin perayaan Natal Bersama Mabesad di Balai Kartini, Jakarta Selatan pada Senin (5/2).
Sampai kemarin, komunikasi terus dibangun oleh TNI bersama seluruh pihak terkait. Dia mengakui, ada kendala komunikasi dengan kelompok itu. “Namun informasi terakhir pilot tersebut dalam keadaan sehat,” ujarnya.
Mantan Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) itu menjelaskan, kendala komunikasi dengan KST muncul lantaran tim di lapangan selalu butuh waktu untuk menerima dan merespons informasi dari kelompok tersebut. “Yang saya dengar informasi itu perlu waktu untuk bertemu. Akhirnya perlu beberapa hari untuk menyampaikan, beberapa hari lagi ke sana,” beber lulusan Akademi Militer (Akmil) 1992.
Meski begitu, Maruli menyebut, langkah-langkah strategis untuk membebaskan Kapten Philip tetap berjalan. “Perkembangan dari Mabes TNI, kami terus melakukan upaya-upaya negosiasi,” ucapnya. Dia tidak menampik gangguan yang terus dilancarkan oleh KST beberapa hari belakangan. Mabes TNI AD (Mabesad) juga melihat bahwa perkembangan situasi di Papua terus naik-turun. Namun Kodam XVII/Cenderawasih memastikan kondisi di sana tetap terkendali.
Termasuk yang terkait dengan persiapan menuju hari puncak pemilu 14 Februari mendatang. Selain itu, Maruli menyebutkan, instansinya melakukan pendekatan yang pengaruhnya sudah terasa di Papua.
Contohnya, program pembangunan dari pemerintah. Saat ini, program itu berjalan baik. “Yang terutama kami kedepankan adalah kegiatan teritorial untuk membantu masyarakat,” beber pejabat yang pernah bertugas sebagai panglima Kodam IX/Udayana tersebut.
Namun demikian, program itu tidak jarang berhadapan dengan kendala. Terbaru, KST memutus akses jalan di Jalur Trans Sugapa – Titigi di wilayah Kabupaten Intan Jaya. Persisnya di daerah Kampung Mbamogo.
Peristiwa itu terjadi pada Minggu (4/2). Mereka menggali jalan dengan kedalaman dua meter dan lebar satu setengah meter. “Tindakan itu sudah keterlaluan sehingga mempersulit akses dan mengganggu aktivitas masyarakat,” kata Wakil Sementara Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) XVII/Cenderawasih Letkol Infanteri Candra Kurniawan.
Ia menduga ini menjadi satu upaya untuk menghentikan jalur pendistribusian sembako maupun bahan – bahan kebutuhan masyarakat lainnya. Pasalnya aksi semacam ini bukan kali pertama tapi sudah pernah sebelumnya. Membakar jembatan sehingga pengiriman sembako menjadi terlambat. “Ini sama seperti membunuh masyarakat perlahan-lahan. Pasalnya harga akan melambung tinggi dan semakin sulit dijangkau. Tindakan yang betul – betul mengganggu,” kata Chandra. (jpg/ila)
Tindakan tersebut disayangkan mengingat pemerintah hingga kini masih memiliki komitmen tinggi untuk membangun Tanah Papua dari berbagai sektor.
Hanya, kata Chandra, pihaknya belum bisa mengidentifikasi dari kelompok mana namun upaya pengejaran akan tetap dilakukan. “Itu (pengrusakan jalan) terjadi hari ini Minggu (4/2) dengan memang disengaja dengan cara menggali selebar 1,5 Meter dengan kedalaman sekitar 2 Meter. Tepatnya di jalan Kampung Mbomogo Intan Jaya. Kalau begini pasti tidak bisa dilewati,” ujar Chandra. (jpg/ila)