26 C
Medan
Friday, June 28, 2024

Jangan Jadikan Medsos Rujukan Informasi

KEPANIKAN yang terjadi akibat wabah virus corona atau Covid-19, tak lepas dari media sosial (Medsos) yang dijadikan sebagai rujukan informasi bagi masyarakat. Padahal, di medsos bertebaran informasi bohong atau hoaks tentang Covid-19 yang mewabah di 80-an negara termasuk Indonesia.

“Ini memang susahnya kita sekarang, masyarakat rujukannya medsos. Agak berat menangani korona ini ketimbang flu burung lalu, karena informasi yang tidak benar dari medsos yang diserap masyarakat,” kata Kepala Dinas Kesehatan Sumut, Alwi Mujahit Hasibuan menjawab Sumut Pos, Kamis (5/3).

Bahkan ungkap dia, wabah MERS dan SARS lebih berat daripada Covid-19. Sebab, Covid-19 menurut informasi yang dia peroleh, tingkat penanggulangan dan kesembuhan orang yang terjangkit lebih tinggi ketimbang wabah yang pernah mengguncang dunia. “Saya tidak mengerti pola pikir orang-orang dalam bermedsos ini, banyak informasi yang aneh-aneh berserak di medsos dan masyarakat kita justru memercayainya,” ujarnya.

Alhasil sambung Alwi, kondisi ini menjadikan masyarakat resah dan mati ketakutan dalam menyikapi penyebaran wabah Covid-19. Padahal, lagi-lagi ia menekankan, meski dari segi keganasan sebenarnya virus korona lebih rendah dibandingkan virus Middle East Respiratory Syndrome (MERS), Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) dan flu burung. “Saya ingat ketika flu burung lalu, sebenarnya lebih berat penanganannya dan tingkat kematian orang-orang yang terjangkit juga tinggi. Tapi karena zaman sekarang masyarakat kita lebih percaya medsos, kepanikan luar biasa terjadi dan kondisinya semakin sulit dikendalikan,” katanya.

Pemprovsu sejauh ini sudah gencar menyosialisasikan pencegahan dan penanggulangan Covid-19. Pasca rakor yang dipimpin Wagubsu Musa Rajekshah kemarin, masyarakat diedukasi agar memahami gejala klinis tentang corona. Antara lain demam, batuk, pilek, gangguan pernapasan, sakit tenggorokan, letih, dan lesu. Sedangkan untuk aspek pencegahan, masyarakat diminta sering cuci tangan pakai sabun, gunakan masker bila batuk atau pilek, konsumsi gizi seimbang, perbanyak makan sayur dan buah, hati-hati kontak dengan hewan, rajin olahraga dan istirahat cukup, jangan mengonsumsi daging yang tidak dimasak, serta bila batuk, pilek dan sesak nafas segera ke fasilitas kesehatan terdekat.

Tak hanya itu, Pemprovsu juga mengimbau agar masyarakat tetap tenang, jangan resah dan tidak panik serta tidak menyebarkan berita yang belum tentu kebenarannya. Masyarakat diminta untuk tetap melakukan perilaku hidup bersih dan sehat serta tetap menjaga stamina agar daya tahan tubuh terjaga. Pemprovsu mengingatkan tidak perlu menimbun sembako karena akan mengganggu perekonomian, serta jika ada gejala demam lebih dari 38 derajat celcius, batuk, pilek, sakit tenggorokan dan sesak nafas segera menemui petugas kesehatan untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Alwi sebelumnya menyampaikan, dalam pengawasan wabah virus itu pemeriksaan ketat dilakukan terhadap warga negara asing (WNA) yang datang ke Indonesia baik lewat bandara ataupun pelabuhan. Namun, karena sudah ada WNI yang positif korona maka saat ini pemeriksaan tersebut juga dilakukan terhadap WNI atau kedatangan dalam negeri.

Ia menyatakan, saat ini selain RSUP HAM ada beberapa rumah sakit telah ditetapkan Kementerian Kesehatan menjadi alternatif terkait persoalan korona ini. Diantaranya RSU Kabanjahe, RSU Pematang Siantar, RSU Tarutung, dan RSU Padangsidimpuan. Pun begitu, sambung Alwi, diharapkan nantinya tidak hanya RSUP HAM yang menjadi rujukan pasien suspect korona. Artinya, seluruh rumah sakit pemerintah dapat menjadi rujukan. “Selain dari 5 rumah sakit yang sudah siap ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan, ada sejumlah rumah sakit yang menyatakan juga siap. Yaitu RS USU, RS Bhayangkara Medan, RSU Haji dan RSU Lubukpakam. Hal ini untuk mengantisipasi jika 5 rumah sakit tersebut kamar pasiennya penuh,” sebut dia.

FKTP Diminta Beri Perhatian Khusus

Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) diminta memberi perhatian khusus terhadap masyarakat yang menunjukan gejala-gejala terindikasi diagnosis penyakit akibat virus corona atau Covid-19. Hal ini tak lain untuk mengantisipasi penyebaran virus yang kini tengah menyebar ke Indonesia.

“Kami mengimbau khususnya FKTP untuk lebih memberikan perhatian khusus terhadap peserta JKN-KIS (Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat) yang menunjukan gejala-gejala yang terindikasi diagnosis penyakit akibat virus Covid-19,” ungkap Dirut BPJS Kesehatan, Fachmi Idris saat berkunjung ke Puskesmas Teladan, Kamis (5/3).

Fachmi menyebutkan, FKTP juga diharapkan lebih proaktif untuk memantau kondisi kesehatan peserta JKN-KIS. Selain itu, mengingatkan serta memberikan edukasi terkait penerapan pola hidup bersih dan sehat. “Sehari sebelumnya, telah dibuat surat ke FKTP dan Kantor Cabang BPJS Kesehatan seluruh Indonesia tentang hal ini. Untuk memastikan pelaksanaan upaya penanganan peserta JKN-KIS apabila ada yang terindikasi diagnosis penyakit akibat Covid-19, maka dilakukan kunjungan ke lapangan,” sebutnya yang didampingi Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan, Edwin Effendi.

Tak hanya ke Puskesmas Teladan, Fachmi juga memastikan pelayanan di Klinik Medan Medical Center (MMC) Jalan Multatuli. Saat di klinik tersebut, Fachmi melakukan dialog dengan pasien yang sedang berobat. Dalam dialog diketahui tak ada yang baru melakukan perjalanan ke luar negeri dan juga melakukan interaksi dengan orang yang baru melakukan perjalanan ke luar negeri.

Namun demikian, ada pasien yang mengalami demam dan batuk ringan. Oleh karena itu, dia meminta kepada pengelola klinik dan tenaga medis agar melayani peserta JKN-KIS dengan sebaik-baiknya serta mengikuti prosedur dengan benar.

Fachmi mengaku, kunjungan yang dilakukan ke FKTP di Medan bertujuan juga untuk melakukan edukasi ke peserta JKN-KIS guna memanfaatkan aplikasi Mobile JKN dan memastikan pelaksanaan antrian online. Tahun 2020 ini, BPJS Kesehatan menetapkan sebagai tahun pelayanan dan kepuasan peserta.

Pelaksanaan antrian online bagian dari upaya tersebut. Dengan memanfaatkan aplikasi Mobile JKN, peserta akan mendapatkan kemudahan dalam pelayanan administrasi bagi peserta JKN-KIS termasuk di dalamnya terdapat fitur pendaftaran layanan secara online. “Isu yang terus ada, kan mengenai antrean peserta JKN-KIS, untuk itu BPJS Kesehatan menambahkan fitur pendaftaran layanan berbasis antrian online yang ada di aplikasi Mobile JKN. Dengan begitu, isu antrian ini dapat terselesaikan. Selain itu, peserta Prolanis (Program Pengelolaan Penyakit Kronis) juga dapat melakukan skrining kesehatan dan konsultasi di aplikasi ini,” ujar Fachmi.

Ia menambahkan, melalui antrian online ini peserta JKN-KIS bisa langsung mendapatkan nomor antrian hanya dengan ponsel pintarnya. Tak hanya itu, peserta JKN-KIS juga tahu perkiraan jam pelayanannya. “Makanya kami datang kesini juga mau mengecek, apakah sudah melaksanakan antrian berbasis elektronik? Setelah dicek, ternyata sudah berjalan dan sekarang tinggal pesertanya didorong untuk dapat memanfaatkannya dengan men-download aplikasi Mobile JKN,” tambah Fachmi.

Sementara, Direktur Klinik MMC dr Budi Esnizar mengaku, sudah menerima imbauan dari BPJS Kesehatan untuk memastikan penanganan virus corona. Ia juga sudah juga menginstruksikan jajarannya untuk melakukan sosialisasi dan edukasi kepada peserta JKN-KIS yang datang, untuk terus menerapkan pola hidup bersih sehat sebagai bentuk kewaspadaan terhadap menularnya penyakit tersebut. “Kami juga telah menyiapkan penatalaksanaan pelayanan serta kewaspadaan terhadap virus corona. Begitu kita temukan, langsung kita hubungi pihak rumah sakit rujukan untuk menjemput apabila ada pasien suspect virus corona,” ujar Budi. (prn/ris)

KEPANIKAN yang terjadi akibat wabah virus corona atau Covid-19, tak lepas dari media sosial (Medsos) yang dijadikan sebagai rujukan informasi bagi masyarakat. Padahal, di medsos bertebaran informasi bohong atau hoaks tentang Covid-19 yang mewabah di 80-an negara termasuk Indonesia.

“Ini memang susahnya kita sekarang, masyarakat rujukannya medsos. Agak berat menangani korona ini ketimbang flu burung lalu, karena informasi yang tidak benar dari medsos yang diserap masyarakat,” kata Kepala Dinas Kesehatan Sumut, Alwi Mujahit Hasibuan menjawab Sumut Pos, Kamis (5/3).

Bahkan ungkap dia, wabah MERS dan SARS lebih berat daripada Covid-19. Sebab, Covid-19 menurut informasi yang dia peroleh, tingkat penanggulangan dan kesembuhan orang yang terjangkit lebih tinggi ketimbang wabah yang pernah mengguncang dunia. “Saya tidak mengerti pola pikir orang-orang dalam bermedsos ini, banyak informasi yang aneh-aneh berserak di medsos dan masyarakat kita justru memercayainya,” ujarnya.

Alhasil sambung Alwi, kondisi ini menjadikan masyarakat resah dan mati ketakutan dalam menyikapi penyebaran wabah Covid-19. Padahal, lagi-lagi ia menekankan, meski dari segi keganasan sebenarnya virus korona lebih rendah dibandingkan virus Middle East Respiratory Syndrome (MERS), Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) dan flu burung. “Saya ingat ketika flu burung lalu, sebenarnya lebih berat penanganannya dan tingkat kematian orang-orang yang terjangkit juga tinggi. Tapi karena zaman sekarang masyarakat kita lebih percaya medsos, kepanikan luar biasa terjadi dan kondisinya semakin sulit dikendalikan,” katanya.

Pemprovsu sejauh ini sudah gencar menyosialisasikan pencegahan dan penanggulangan Covid-19. Pasca rakor yang dipimpin Wagubsu Musa Rajekshah kemarin, masyarakat diedukasi agar memahami gejala klinis tentang corona. Antara lain demam, batuk, pilek, gangguan pernapasan, sakit tenggorokan, letih, dan lesu. Sedangkan untuk aspek pencegahan, masyarakat diminta sering cuci tangan pakai sabun, gunakan masker bila batuk atau pilek, konsumsi gizi seimbang, perbanyak makan sayur dan buah, hati-hati kontak dengan hewan, rajin olahraga dan istirahat cukup, jangan mengonsumsi daging yang tidak dimasak, serta bila batuk, pilek dan sesak nafas segera ke fasilitas kesehatan terdekat.

Tak hanya itu, Pemprovsu juga mengimbau agar masyarakat tetap tenang, jangan resah dan tidak panik serta tidak menyebarkan berita yang belum tentu kebenarannya. Masyarakat diminta untuk tetap melakukan perilaku hidup bersih dan sehat serta tetap menjaga stamina agar daya tahan tubuh terjaga. Pemprovsu mengingatkan tidak perlu menimbun sembako karena akan mengganggu perekonomian, serta jika ada gejala demam lebih dari 38 derajat celcius, batuk, pilek, sakit tenggorokan dan sesak nafas segera menemui petugas kesehatan untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Alwi sebelumnya menyampaikan, dalam pengawasan wabah virus itu pemeriksaan ketat dilakukan terhadap warga negara asing (WNA) yang datang ke Indonesia baik lewat bandara ataupun pelabuhan. Namun, karena sudah ada WNI yang positif korona maka saat ini pemeriksaan tersebut juga dilakukan terhadap WNI atau kedatangan dalam negeri.

Ia menyatakan, saat ini selain RSUP HAM ada beberapa rumah sakit telah ditetapkan Kementerian Kesehatan menjadi alternatif terkait persoalan korona ini. Diantaranya RSU Kabanjahe, RSU Pematang Siantar, RSU Tarutung, dan RSU Padangsidimpuan. Pun begitu, sambung Alwi, diharapkan nantinya tidak hanya RSUP HAM yang menjadi rujukan pasien suspect korona. Artinya, seluruh rumah sakit pemerintah dapat menjadi rujukan. “Selain dari 5 rumah sakit yang sudah siap ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan, ada sejumlah rumah sakit yang menyatakan juga siap. Yaitu RS USU, RS Bhayangkara Medan, RSU Haji dan RSU Lubukpakam. Hal ini untuk mengantisipasi jika 5 rumah sakit tersebut kamar pasiennya penuh,” sebut dia.

FKTP Diminta Beri Perhatian Khusus

Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) diminta memberi perhatian khusus terhadap masyarakat yang menunjukan gejala-gejala terindikasi diagnosis penyakit akibat virus corona atau Covid-19. Hal ini tak lain untuk mengantisipasi penyebaran virus yang kini tengah menyebar ke Indonesia.

“Kami mengimbau khususnya FKTP untuk lebih memberikan perhatian khusus terhadap peserta JKN-KIS (Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat) yang menunjukan gejala-gejala yang terindikasi diagnosis penyakit akibat virus Covid-19,” ungkap Dirut BPJS Kesehatan, Fachmi Idris saat berkunjung ke Puskesmas Teladan, Kamis (5/3).

Fachmi menyebutkan, FKTP juga diharapkan lebih proaktif untuk memantau kondisi kesehatan peserta JKN-KIS. Selain itu, mengingatkan serta memberikan edukasi terkait penerapan pola hidup bersih dan sehat. “Sehari sebelumnya, telah dibuat surat ke FKTP dan Kantor Cabang BPJS Kesehatan seluruh Indonesia tentang hal ini. Untuk memastikan pelaksanaan upaya penanganan peserta JKN-KIS apabila ada yang terindikasi diagnosis penyakit akibat Covid-19, maka dilakukan kunjungan ke lapangan,” sebutnya yang didampingi Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan, Edwin Effendi.

Tak hanya ke Puskesmas Teladan, Fachmi juga memastikan pelayanan di Klinik Medan Medical Center (MMC) Jalan Multatuli. Saat di klinik tersebut, Fachmi melakukan dialog dengan pasien yang sedang berobat. Dalam dialog diketahui tak ada yang baru melakukan perjalanan ke luar negeri dan juga melakukan interaksi dengan orang yang baru melakukan perjalanan ke luar negeri.

Namun demikian, ada pasien yang mengalami demam dan batuk ringan. Oleh karena itu, dia meminta kepada pengelola klinik dan tenaga medis agar melayani peserta JKN-KIS dengan sebaik-baiknya serta mengikuti prosedur dengan benar.

Fachmi mengaku, kunjungan yang dilakukan ke FKTP di Medan bertujuan juga untuk melakukan edukasi ke peserta JKN-KIS guna memanfaatkan aplikasi Mobile JKN dan memastikan pelaksanaan antrian online. Tahun 2020 ini, BPJS Kesehatan menetapkan sebagai tahun pelayanan dan kepuasan peserta.

Pelaksanaan antrian online bagian dari upaya tersebut. Dengan memanfaatkan aplikasi Mobile JKN, peserta akan mendapatkan kemudahan dalam pelayanan administrasi bagi peserta JKN-KIS termasuk di dalamnya terdapat fitur pendaftaran layanan secara online. “Isu yang terus ada, kan mengenai antrean peserta JKN-KIS, untuk itu BPJS Kesehatan menambahkan fitur pendaftaran layanan berbasis antrian online yang ada di aplikasi Mobile JKN. Dengan begitu, isu antrian ini dapat terselesaikan. Selain itu, peserta Prolanis (Program Pengelolaan Penyakit Kronis) juga dapat melakukan skrining kesehatan dan konsultasi di aplikasi ini,” ujar Fachmi.

Ia menambahkan, melalui antrian online ini peserta JKN-KIS bisa langsung mendapatkan nomor antrian hanya dengan ponsel pintarnya. Tak hanya itu, peserta JKN-KIS juga tahu perkiraan jam pelayanannya. “Makanya kami datang kesini juga mau mengecek, apakah sudah melaksanakan antrian berbasis elektronik? Setelah dicek, ternyata sudah berjalan dan sekarang tinggal pesertanya didorong untuk dapat memanfaatkannya dengan men-download aplikasi Mobile JKN,” tambah Fachmi.

Sementara, Direktur Klinik MMC dr Budi Esnizar mengaku, sudah menerima imbauan dari BPJS Kesehatan untuk memastikan penanganan virus corona. Ia juga sudah juga menginstruksikan jajarannya untuk melakukan sosialisasi dan edukasi kepada peserta JKN-KIS yang datang, untuk terus menerapkan pola hidup bersih sehat sebagai bentuk kewaspadaan terhadap menularnya penyakit tersebut. “Kami juga telah menyiapkan penatalaksanaan pelayanan serta kewaspadaan terhadap virus corona. Begitu kita temukan, langsung kita hubungi pihak rumah sakit rujukan untuk menjemput apabila ada pasien suspect virus corona,” ujar Budi. (prn/ris)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/