SUMUTPOS.CO – Untuk mencegah penularan virus korona masuk ke Indonesia, Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi mengimbau jamaah umroh menunda keberangkatan mereka tahun 2014 ini.
“Sebaiknya ditunda dulu, berangkat umroh bisa dilaksanakan tahun depan, saya kira tidak apa-apa,” kata Menkes di gedung Kemenkokesra, Jakarta Pusat, Senin (5/5).
Imbauan tersebut, lanjut Menkes, muncul setelah keluar pemberitahuan dari Kementrian Kesehatan Arab Saudi, yaitu penundaan pelaksanaan haji atau umrah bagi jamaah lanjut usia.
Lebih jelasnya, jamaah usia 65 tahun ke atas, jamaah dengan penyakit kronis, jantung, ginjal, saluran pernafasan, diabetes, dan jamaah dengan defisiensi kekebalan tubuh, yang sedang menderita penyakit ganas seperti kanker, serta jamaah dangan penyakit-penyakit terminal serta wanita hamil dan anak-anak usia di bawah 12 tahun, diharapkan menunda keberangkatannya sampai tahun depan.
Namun, karena masih rekomendasi atau imbauan, Kementrian Agama tidak melakukan penundaan keberangkatan baik jemaah haji dan umroh. Sampai saat ini pemerintah Arab Saudi belum mengeluarkan larangan, demikian juga Badan Kesehatan Dunia yang belum menyatakan virus korona sebagai kejadian luar biasa sehingga belum perlu mengeluarkan travel warning ke negara Timur Tengah termasuk Arab Saudi.
Namun bagi jemaah Tanah Air yang ingin tetap melaksanakan ibadah umroh dan haji sebaiknya perlu melakukan upaya-upaya antisipasi dan pencegahan secara personal. Kemenkes juga sudah mengirimkan surat edaran & penyuluhan agar jamaah umroh selalu melakukan perilaku hidup bersih & sehat (PHBS) & segera berobat bila ada keluhan demam & gangguan pernapasan, baik ketika masih di Saudi Arabia atau dalam kurun waktu 2 minggu sesudah kembali ke Tanah Air.
Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia, Wardana mengatakan, tercatat hingga saat ini terdapat 1,1 juta warga negara Indonesia (WNI) yang berada di Arab Saudi. Sebanyak 852 ribu di antaranya tinggal di Arab Saudi yang secara intensif diberikan pemahaman akan bahaya virus MERS-CoV.
“KBRI juga aktif lagi dengan sediakan masker-masker,” kata Wardana di Gedung Kemenko Kesra, Jakarta.
Sementara itu, Kepala BNP2TKI Gatot Abdullah Mansyur mengatakan dengan adanya virus ini lembaganya semakin memperketat pengiriman TKI ke luar negeri dengan menyeleksinya terlebih dahulu di badan latihan kerja lembaganya.
“Tentunya kita punya perlindungan agar virus ini tidak masuk Indonesia dengan melakukan pemeriksaan pasca TKI dari luar negeri,” katanya.
Gatot menambahkan, kendati akan memperketat lembaganya tidak membatasi sepenuhnya TKI Indonesia untuk bekerja ke negara-negara Timur Tengah. “Kemampuan tetap kita buka. Kalau tidak punya skill kita stop,” ujarnya
Saat ini pengiriman WNI ke daerah timur tengah seperti Arab Saudi dan negara-negara konflik seperti Kuwait, Jordania, Uni Emirat Arab (UEA), sejak 2011 belum diberlakukan lagi. Pemerintah memastikan WNI yang berada di luar negeri termasuk di Arab Saudi aman. Meski pemberitaan mengenai virus MERS-CoV di negeri Arab itu tengah ramai diperbincangkan.
Tidak hanya soal pengamanan terhadap WNI yang berada di Luar negeri. Pemerintah juga menyatakan sejak 2011 tidak sembarangan WNI yang dikirim ke luar negeri. “Ada virus ini, kita perketat lagi. Ada badan latihan kerja,” ujar Gatot. (net/bbs)