27 C
Medan
Friday, July 5, 2024

KNKT Ungkap Fakta Kerusakan Lion Air JT610, 4 Penerbangan Terakhir Sudah Rusak

istimewa
rampcheck: Menhub Budi Karya Sumadi meninjau proses pemeriksaan pesawat atau rampcheck terhadap Boeing 737 MAX 8 Lion Air di Bandara Soekarno-Hatta, Minggu (4/11).

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Proses investigasi bagian Flight Data Recorder (FDR) black box Lion Air JT-610, membuahkan hasil. Proses download-nya berjalan lancar. Sejumlah fakta pun mulai terungkap.

Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Soerjanto Tjahjono mengatakan, Lion Air JT-610 dipastikan mengalami kerusakan sebelum jatuh di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat. Kerusakan diketahui terjadi pada bagian penunjuk kecepatan pesawat atau air speed indicator, Parahnya lagi, kerusakan terjadi bukan hanya pada penerbangan terakhir burung besi tersebut. Kerusakan indikator kecepatan pesawat sudah terjadi dalam 4 penerbangan terkahir.

“Pada 4 penerbangan terakhir (termasuk JT-610, red) ditemukan kerusakan pada penunjuk kecepatan pada pesawat,” ungkap Soerjanto di Kantor KNKT Gambir, Jakarta Pusat, Senin (5/11).

Dalam FDR tersebut, diketahui data yang terekam berdurasi 69 jam dengan total 19 penerbangan terakhir.

Dan parameter yang terekam sebanyak 1.790. Atas temuan ini, KNKT tengah berupaya mengumpulkan data-data terakhir penerbangan pesawat ini. Termasuk dengan perbaikan yang telah dilakukan oleh pihak teknisi maskapai atas kerusakan indikator kecepatan pesawat. “Kami sedang kumpulkan, mempelajari, baik interview penerbangan sebelumnya, maupun data perbaikan yang dilakukan teknisi maskapai itu,” jelas Soerjanto.

Di sisi lain, Soerjanto meminta Boeing, selaku pembuat pesawat, segera berbenah atas kerusakan tersebut. Hal ini untuk menghindari pesawat jenis Boeing 737-Max 8, mengalami kerusaka serupa. Mengingat maskapai pengguna burung besi jenis itu cukup banyak di seluruh dunia. “Kami minta tindakan pada Boeing untuk cegah kecelakaan serupa pada pesawat itu (Boeing 737-Max 8, red). Pesawat tersebut di seluruh dunia ada 200 pesawat,” bebernya.

Seperti diketahui, pesawat Lion Air dengan nomor registrasi PK-LQP (JT-610) jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat, 29 Oktober lalu. Pesawat rute Jakarta-Pangkalpinang itu, membawa 180 penumpang, dengan 8 awak kabin, seperti pramugari beserta pilot dan kopilot.

Pesawat bermerek Boeing 737 Max 8 itu, berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta pukul 06.20 WIB. Kemudian hilang kontak sekira pukul 06.33 WIB. Setelah sempat hilang kontak, ternyata pesawat Lion Air JT 610 itu jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat. (sat/rdw/jpc/saz)

istimewa
rampcheck: Menhub Budi Karya Sumadi meninjau proses pemeriksaan pesawat atau rampcheck terhadap Boeing 737 MAX 8 Lion Air di Bandara Soekarno-Hatta, Minggu (4/11).

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Proses investigasi bagian Flight Data Recorder (FDR) black box Lion Air JT-610, membuahkan hasil. Proses download-nya berjalan lancar. Sejumlah fakta pun mulai terungkap.

Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Soerjanto Tjahjono mengatakan, Lion Air JT-610 dipastikan mengalami kerusakan sebelum jatuh di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat. Kerusakan diketahui terjadi pada bagian penunjuk kecepatan pesawat atau air speed indicator, Parahnya lagi, kerusakan terjadi bukan hanya pada penerbangan terakhir burung besi tersebut. Kerusakan indikator kecepatan pesawat sudah terjadi dalam 4 penerbangan terkahir.

“Pada 4 penerbangan terakhir (termasuk JT-610, red) ditemukan kerusakan pada penunjuk kecepatan pada pesawat,” ungkap Soerjanto di Kantor KNKT Gambir, Jakarta Pusat, Senin (5/11).

Dalam FDR tersebut, diketahui data yang terekam berdurasi 69 jam dengan total 19 penerbangan terakhir.

Dan parameter yang terekam sebanyak 1.790. Atas temuan ini, KNKT tengah berupaya mengumpulkan data-data terakhir penerbangan pesawat ini. Termasuk dengan perbaikan yang telah dilakukan oleh pihak teknisi maskapai atas kerusakan indikator kecepatan pesawat. “Kami sedang kumpulkan, mempelajari, baik interview penerbangan sebelumnya, maupun data perbaikan yang dilakukan teknisi maskapai itu,” jelas Soerjanto.

Di sisi lain, Soerjanto meminta Boeing, selaku pembuat pesawat, segera berbenah atas kerusakan tersebut. Hal ini untuk menghindari pesawat jenis Boeing 737-Max 8, mengalami kerusaka serupa. Mengingat maskapai pengguna burung besi jenis itu cukup banyak di seluruh dunia. “Kami minta tindakan pada Boeing untuk cegah kecelakaan serupa pada pesawat itu (Boeing 737-Max 8, red). Pesawat tersebut di seluruh dunia ada 200 pesawat,” bebernya.

Seperti diketahui, pesawat Lion Air dengan nomor registrasi PK-LQP (JT-610) jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat, 29 Oktober lalu. Pesawat rute Jakarta-Pangkalpinang itu, membawa 180 penumpang, dengan 8 awak kabin, seperti pramugari beserta pilot dan kopilot.

Pesawat bermerek Boeing 737 Max 8 itu, berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta pukul 06.20 WIB. Kemudian hilang kontak sekira pukul 06.33 WIB. Setelah sempat hilang kontak, ternyata pesawat Lion Air JT 610 itu jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat. (sat/rdw/jpc/saz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/