30 C
Medan
Monday, June 24, 2024

Senior 50-54 Tahun Paling Disiplin Terapkan 3M

Cuci tangan-Ilustrasi.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Penerapan tiga protokol kesehatan dengan perilaku 3M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak) guna mencegah penularan COVID-19, ternyata golongan agak senior usia 50-54 tahun paling disiplin.

Dari 2.000 responden yang disurvei Nielsen dan UNICEF pada Agustus 2020 lalu, hanya 31.5 persen yang telah menerapkan perilaku 3M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak) guna mencegah penularan COVID-19. Artinya, baru sepertiga dari responden survei yang menerapkan protokol kesehatan secara lengkap.

“Kalau kita bicara status sosial ekonomi, hasil survei mengatakan justru lower 1 dan 2 paling banyak yang melakukan tiga perilaku sekaligus (3M). Dari sisi usia, yang muda-muda kurang disiplin. Yang agak senior 50-54 tahun paling disiplin, ada perbedaan di rentang usia,” kata konsultan UNICEF, Risang Rimbatmaja, dalam diskusi virtual “Keterlibatan Masyarakat dalam Respon Pandemi COVID-19”, Rabu (4/11/2020).

Hasil survei terhadap 2.000 orang dilaksanakan di enam kota besar yakni Jakarta, Makassar, Surabaya, Bandung, Semarang, dan Medan.

Dari ketiga perilaku 3M, menjaga jarak menjadi perilaku yang paling minim diterapkan. Hanya 46,8 persen responden yang menerapkan protokol kesehatan menjaga jarak agar terhindar dari paparan COVID-19.

Sementara, mencuci tangan menjadi perilaku yang paling banyak dilakukan responden yakni 71,2 persen. Kemudian diikuti dengan memakai masker, 70,8 persen. Hasil survei ini menunjukkan bahwa masyarakat masih melakukan protokol kesehatan 3M secara parsial dengan mencuci tangan dan memakai masker paling banyak dilakukan.

“Ada aspek norma sosial dan mispersepsi yang melatarbelakangi rendahnya implementasi protokol ini. Misalnya orang lain yang mendekat, bukan saya. Semua juga tidak jaga jarak kenapa saya harus jaga jarak. Nomor duanya adalah mispersepsi, saya sehat, tidak ada virus, ngapain kita jaga jarak. Konsep Orang Tanpa Gejala (OTG) itu belum betul-betul masuk di benak orang,” tuturnya.

Terkait hal ini, UNICEF Communications Development Specialist Rizky Ika Syafitri menjelaskan konsep OTG perlu lebih ditekankan dalam komunikasi dengan masyarakat. Menurut Rizky, tidak mudah mengubah perilaku masyarkaat saat pandemi. Disiplin dan kepatuhan terhadap protokol kesehatan menjadi kunci untuk keluar dari krisis kesehatan ini.

“Kami (UNICEF) mencoba menggali data agar kami bisa merumuskan strategi komunikasi yang tepat untuk mencapai perubahan perilaku. Kita harus paham audience, pengetahun (mereka) cara pencegahan, cara penularan gimana, sikapnya terhadap perilaku itu,” tambahnya.  (mea)

Cuci tangan-Ilustrasi.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Penerapan tiga protokol kesehatan dengan perilaku 3M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak) guna mencegah penularan COVID-19, ternyata golongan agak senior usia 50-54 tahun paling disiplin.

Dari 2.000 responden yang disurvei Nielsen dan UNICEF pada Agustus 2020 lalu, hanya 31.5 persen yang telah menerapkan perilaku 3M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak) guna mencegah penularan COVID-19. Artinya, baru sepertiga dari responden survei yang menerapkan protokol kesehatan secara lengkap.

“Kalau kita bicara status sosial ekonomi, hasil survei mengatakan justru lower 1 dan 2 paling banyak yang melakukan tiga perilaku sekaligus (3M). Dari sisi usia, yang muda-muda kurang disiplin. Yang agak senior 50-54 tahun paling disiplin, ada perbedaan di rentang usia,” kata konsultan UNICEF, Risang Rimbatmaja, dalam diskusi virtual “Keterlibatan Masyarakat dalam Respon Pandemi COVID-19”, Rabu (4/11/2020).

Hasil survei terhadap 2.000 orang dilaksanakan di enam kota besar yakni Jakarta, Makassar, Surabaya, Bandung, Semarang, dan Medan.

Dari ketiga perilaku 3M, menjaga jarak menjadi perilaku yang paling minim diterapkan. Hanya 46,8 persen responden yang menerapkan protokol kesehatan menjaga jarak agar terhindar dari paparan COVID-19.

Sementara, mencuci tangan menjadi perilaku yang paling banyak dilakukan responden yakni 71,2 persen. Kemudian diikuti dengan memakai masker, 70,8 persen. Hasil survei ini menunjukkan bahwa masyarakat masih melakukan protokol kesehatan 3M secara parsial dengan mencuci tangan dan memakai masker paling banyak dilakukan.

“Ada aspek norma sosial dan mispersepsi yang melatarbelakangi rendahnya implementasi protokol ini. Misalnya orang lain yang mendekat, bukan saya. Semua juga tidak jaga jarak kenapa saya harus jaga jarak. Nomor duanya adalah mispersepsi, saya sehat, tidak ada virus, ngapain kita jaga jarak. Konsep Orang Tanpa Gejala (OTG) itu belum betul-betul masuk di benak orang,” tuturnya.

Terkait hal ini, UNICEF Communications Development Specialist Rizky Ika Syafitri menjelaskan konsep OTG perlu lebih ditekankan dalam komunikasi dengan masyarakat. Menurut Rizky, tidak mudah mengubah perilaku masyarkaat saat pandemi. Disiplin dan kepatuhan terhadap protokol kesehatan menjadi kunci untuk keluar dari krisis kesehatan ini.

“Kami (UNICEF) mencoba menggali data agar kami bisa merumuskan strategi komunikasi yang tepat untuk mencapai perubahan perilaku. Kita harus paham audience, pengetahun (mereka) cara pencegahan, cara penularan gimana, sikapnya terhadap perilaku itu,” tambahnya.  (mea)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/