32 C
Medan
Friday, June 28, 2024

Bobot Foto Kalahkan Berita Tulis

Fotografer Sumut Pos Raih Adiwarta

JAKARTA- Fotografer Sumut Pos (Grup JPNN) Andri Ginting, yang menyabet penghargaan dari Adiwarta 2012 untuk Foto Berita Kategori Olahraga, patut diacungi jempol. Pakar komunikasi dari Charta Politica, Yunarto Wijaya, menilai, jepretan foto Andri yang bertema “Protes Kartu Merah” itu punya kekuatan luar biasa dalam membentuk persepsi masyarakat.

MENANG: Foto  berjudul ‘Protes Kartu Merah’ karya Andri Ginting  meraih Anugerah Adiwarta 2012.//ANDRI GINTING/SUMUT POS
MENANG: Foto yang berjudul ‘Protes Kartu Merah’ karya Andri Ginting yang meraih Anugerah Adiwarta 2012.//ANDRI GINTING/SUMUT POS

“Itu luar biasa. Foto itu bobotnya jauh lebih tinggi dibanding berita tertulis. Semua segmen masyarakat mampu memahami makna foto itu, tak perlu masyarakat yang rasional,” ujar Yunarto Wijaya kepada koran ini kemarin (5/12).

Dia mengatakan, berita foto sangat berpengaruh untuk saat ini. Pasalnya, budaya membaca belum merata di semua kalangan masyarakat. “Dan foto yang bagus, seperti pemenang Adiwarta 2012 itu, punya daya penetrasi luar biasa ke benak masyarakat yang melihatnya,” imbuh dia.

Bahkan, Yunarto yang juga berkecimpung dalam urusan pembentukan opini publik, terang-terangan mengakui, lebih senang jika acara yang digelarnya ditampilkan dalam bentuk foto, dibanding diberitakan secara tertulis.
“Karena foto sejatinya malah lebih banyak bicara,” ujarnya. Bahkan, dia mengatakan, foto headline di halaman satu sebuah media cetak, bisa untuk melihat secara utuh arah substansi pemberitaan media tersebut di hari itu.
Karenanya, dia mendukung sepenuhnya pemberian penghargaan bagi para jurnalis foto, seperti Anugerah Adiwarta itu. “Ini salah satu cara agar dunia jurnalisme tetap bisa mengikuti perkembangan. Bahwa jurnalisme tak hanya soal berita naratif, tapi juga gambar yang bagus,” ucapnya.

Seperti diberitakan, foto yang bertema “Protes Kartu Merah” dijepret Andri Ginting itu dalam pertandingan antara PSMS Medan vs Persib Bandung di Stadion Teladan pada pertengahan Juni yang lalu. Pada saat itu, sang wasit, Yandri, memberikan kartu merah kepada salah satu pemain blasteran berasal dari Slovenia yang merupakan gelandang PSMS Nastja Ceh. Tidak terima, sang kapten Sasa Zecevic merebut kartu merah tersebut dari tangan wasit, dan dengan marah membuangnya ke lapangan.

Dalam foto itu, terlihat dengan jelas ekspresi Sasa mengambil kartu, juga ekspresi kebingungan diliputi kemarahan seorang wasit, serta ekspresi pemain lain yang terkejut melihat kenekadan Sasa melawan wasit. Momen itulah yang diabadikan Andri dalam foto dan membuatnya meraih gelar juara pertama pada kategori Foto Berita Bidang Olahraga.

Anugerah Adiwarta aajang penghargaan bergengsi dan independen yang didukung oleh jajaran dewan juri yang kompeten di bidangnya, yang ditujukan bagi insan media Tanah Air. Tujuannya memberikan motivasi dan apresiasi agar dapat terus meningkatkan kualitas karyanya.

Adapun kategori yang dilombakan dalam Anugerah Adiwarta adalah Cetak/Online, Foto Berita, dan Televisi. Para pemenangnya mendapatkan hadiah sebesar Rp18 juta.
Pada kategori Cetak/Online, terdapat dua sub kategori, yaitu Liputan Investigatif akan mendapatkan Rp27 juta dan Liputan Kemanusiaan mendapatkan Rp18 juta.

Adapun pemenang Anugerah Adiwarta 2012 untuk Penghargaan Khusus Jurnalis Muda Berbakat diraih Nurul Farichach dari Kick Andy Magazine, dengan judul Dari Sirkus Untuk Pendidikan. Penghargaan Khusus Foto Terbaik diraih Jessica Helena Wusyang dari Antara Pontianak, dengan judul foto Evakuasi Orangutan Sekarat.

Untuk Kategori Foto Berita Bidang Politik diraih Bay Ismoyo dari Kantor Berita AFP dengan judul Jakarta Milik Siapa?. Untuk Bidang Ekonomi dan Bisnis diraih Jhoni Cristian Hutapea dari Detik.com, dengan judul Menolak Kenaikan BBM. Untuk Bidang Hukum diraih Roderick Adrian Mozes dari Kompas.com dengan judul Kesaksian Angelina Sondakh. Untuk Bidang Sosial diraih Ahmad Zaimul Haq dari Surya, dengan judul Menunggu Evakuasi. Untuk Bidang Seni Budaya diraih Kurniawan Mas’ud dari Prioritas dengan judul Laskar Bumi Segandu. Untuk Bidang Olahraga diraih Andri Ginting dari Harian SUMUT POS dengan judul PROTES KARTU MERAH. Untuk Bidang Lingkungan diraih Jessica Helena Wuysang dari Antara Pontianak dengan judul Evakuasi Orangutan Sekarat.

Selanjutnya untuk Kategori Cetak Dan Online Liputan Kemanusiaan Bidang Politik diraih Sunudyantoro dari Tempo dengan judul Serangan Laknat Lebaran Ketupat. Untuk Bidang Ekonomi dan Bisnis diraih Muhammad Agung Riyadi dari Gatra dengan judul Pangan Lokal: Terlupakan dan Terancam. Untuk Bidang Hukum diraih Musyawir dari Antarajatim.com dengan judul Nasib Nasab Nikah Sirri. Untuk Bidang Sosial diraih Nurdin Hasan dari AcehKita.com dengan judul Punk’s Not Dead…!. Untuk Bidang Seni Budaya diraih Zaky Yamani dari Pikiran Rakyat dengan judul Dinding Kota, Kanvas Kami. Untuk Bidang Olahraga diraih Rusman dari Jurnal Nasional dengan judul Imrod Rosadi: Mengabdi demi Angkat Besi. Untuk Bidang Lingkungan diraih Ahmad Arif dari Kompas dengan judul Sulawesi, Jantung Nusantara Yang Terkoyak. Untuk Liputan Investigatif, diraih Mustafa Silalahi dari Tempo dengan judul Tangan Godfather di Kampung Ambon.

Untuk Kategori Televisi, Televisi Lokal Liputan Dokumenter diraih Yuni Eko Sulistiono dari Kompas TV dengan judul Kasus Pembunuhan Udin Bernas. Untuk liputan investigatif diraih Nima Grafina Sirait dari Kompas TV dengan judul Riuh Karena Minyak. Untuk Televisi Nasional Liputan Dokumenter diraih Rahmat Rianto dari Metro TV dengan judul Asli Indonesia Raya Malaysia. Untuk Liputan Investigatif diraih Anastasia Apricilia Rijkers dari Metro TV dengan judul Menanti Solusi Damai Untuk Minoritas. (sam)

Fotografer Sumut Pos Raih Adiwarta

JAKARTA- Fotografer Sumut Pos (Grup JPNN) Andri Ginting, yang menyabet penghargaan dari Adiwarta 2012 untuk Foto Berita Kategori Olahraga, patut diacungi jempol. Pakar komunikasi dari Charta Politica, Yunarto Wijaya, menilai, jepretan foto Andri yang bertema “Protes Kartu Merah” itu punya kekuatan luar biasa dalam membentuk persepsi masyarakat.

MENANG: Foto  berjudul ‘Protes Kartu Merah’ karya Andri Ginting  meraih Anugerah Adiwarta 2012.//ANDRI GINTING/SUMUT POS
MENANG: Foto yang berjudul ‘Protes Kartu Merah’ karya Andri Ginting yang meraih Anugerah Adiwarta 2012.//ANDRI GINTING/SUMUT POS

“Itu luar biasa. Foto itu bobotnya jauh lebih tinggi dibanding berita tertulis. Semua segmen masyarakat mampu memahami makna foto itu, tak perlu masyarakat yang rasional,” ujar Yunarto Wijaya kepada koran ini kemarin (5/12).

Dia mengatakan, berita foto sangat berpengaruh untuk saat ini. Pasalnya, budaya membaca belum merata di semua kalangan masyarakat. “Dan foto yang bagus, seperti pemenang Adiwarta 2012 itu, punya daya penetrasi luar biasa ke benak masyarakat yang melihatnya,” imbuh dia.

Bahkan, Yunarto yang juga berkecimpung dalam urusan pembentukan opini publik, terang-terangan mengakui, lebih senang jika acara yang digelarnya ditampilkan dalam bentuk foto, dibanding diberitakan secara tertulis.
“Karena foto sejatinya malah lebih banyak bicara,” ujarnya. Bahkan, dia mengatakan, foto headline di halaman satu sebuah media cetak, bisa untuk melihat secara utuh arah substansi pemberitaan media tersebut di hari itu.
Karenanya, dia mendukung sepenuhnya pemberian penghargaan bagi para jurnalis foto, seperti Anugerah Adiwarta itu. “Ini salah satu cara agar dunia jurnalisme tetap bisa mengikuti perkembangan. Bahwa jurnalisme tak hanya soal berita naratif, tapi juga gambar yang bagus,” ucapnya.

Seperti diberitakan, foto yang bertema “Protes Kartu Merah” dijepret Andri Ginting itu dalam pertandingan antara PSMS Medan vs Persib Bandung di Stadion Teladan pada pertengahan Juni yang lalu. Pada saat itu, sang wasit, Yandri, memberikan kartu merah kepada salah satu pemain blasteran berasal dari Slovenia yang merupakan gelandang PSMS Nastja Ceh. Tidak terima, sang kapten Sasa Zecevic merebut kartu merah tersebut dari tangan wasit, dan dengan marah membuangnya ke lapangan.

Dalam foto itu, terlihat dengan jelas ekspresi Sasa mengambil kartu, juga ekspresi kebingungan diliputi kemarahan seorang wasit, serta ekspresi pemain lain yang terkejut melihat kenekadan Sasa melawan wasit. Momen itulah yang diabadikan Andri dalam foto dan membuatnya meraih gelar juara pertama pada kategori Foto Berita Bidang Olahraga.

Anugerah Adiwarta aajang penghargaan bergengsi dan independen yang didukung oleh jajaran dewan juri yang kompeten di bidangnya, yang ditujukan bagi insan media Tanah Air. Tujuannya memberikan motivasi dan apresiasi agar dapat terus meningkatkan kualitas karyanya.

Adapun kategori yang dilombakan dalam Anugerah Adiwarta adalah Cetak/Online, Foto Berita, dan Televisi. Para pemenangnya mendapatkan hadiah sebesar Rp18 juta.
Pada kategori Cetak/Online, terdapat dua sub kategori, yaitu Liputan Investigatif akan mendapatkan Rp27 juta dan Liputan Kemanusiaan mendapatkan Rp18 juta.

Adapun pemenang Anugerah Adiwarta 2012 untuk Penghargaan Khusus Jurnalis Muda Berbakat diraih Nurul Farichach dari Kick Andy Magazine, dengan judul Dari Sirkus Untuk Pendidikan. Penghargaan Khusus Foto Terbaik diraih Jessica Helena Wusyang dari Antara Pontianak, dengan judul foto Evakuasi Orangutan Sekarat.

Untuk Kategori Foto Berita Bidang Politik diraih Bay Ismoyo dari Kantor Berita AFP dengan judul Jakarta Milik Siapa?. Untuk Bidang Ekonomi dan Bisnis diraih Jhoni Cristian Hutapea dari Detik.com, dengan judul Menolak Kenaikan BBM. Untuk Bidang Hukum diraih Roderick Adrian Mozes dari Kompas.com dengan judul Kesaksian Angelina Sondakh. Untuk Bidang Sosial diraih Ahmad Zaimul Haq dari Surya, dengan judul Menunggu Evakuasi. Untuk Bidang Seni Budaya diraih Kurniawan Mas’ud dari Prioritas dengan judul Laskar Bumi Segandu. Untuk Bidang Olahraga diraih Andri Ginting dari Harian SUMUT POS dengan judul PROTES KARTU MERAH. Untuk Bidang Lingkungan diraih Jessica Helena Wuysang dari Antara Pontianak dengan judul Evakuasi Orangutan Sekarat.

Selanjutnya untuk Kategori Cetak Dan Online Liputan Kemanusiaan Bidang Politik diraih Sunudyantoro dari Tempo dengan judul Serangan Laknat Lebaran Ketupat. Untuk Bidang Ekonomi dan Bisnis diraih Muhammad Agung Riyadi dari Gatra dengan judul Pangan Lokal: Terlupakan dan Terancam. Untuk Bidang Hukum diraih Musyawir dari Antarajatim.com dengan judul Nasib Nasab Nikah Sirri. Untuk Bidang Sosial diraih Nurdin Hasan dari AcehKita.com dengan judul Punk’s Not Dead…!. Untuk Bidang Seni Budaya diraih Zaky Yamani dari Pikiran Rakyat dengan judul Dinding Kota, Kanvas Kami. Untuk Bidang Olahraga diraih Rusman dari Jurnal Nasional dengan judul Imrod Rosadi: Mengabdi demi Angkat Besi. Untuk Bidang Lingkungan diraih Ahmad Arif dari Kompas dengan judul Sulawesi, Jantung Nusantara Yang Terkoyak. Untuk Liputan Investigatif, diraih Mustafa Silalahi dari Tempo dengan judul Tangan Godfather di Kampung Ambon.

Untuk Kategori Televisi, Televisi Lokal Liputan Dokumenter diraih Yuni Eko Sulistiono dari Kompas TV dengan judul Kasus Pembunuhan Udin Bernas. Untuk liputan investigatif diraih Nima Grafina Sirait dari Kompas TV dengan judul Riuh Karena Minyak. Untuk Televisi Nasional Liputan Dokumenter diraih Rahmat Rianto dari Metro TV dengan judul Asli Indonesia Raya Malaysia. Untuk Liputan Investigatif diraih Anastasia Apricilia Rijkers dari Metro TV dengan judul Menanti Solusi Damai Untuk Minoritas. (sam)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/