26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Kapolda: Kejar Pembunuh Brimob, Hidup atau Mati!

Kapolda Papua Irjen Pol. Yotje Mende.
Kapolda Papua Irjen Pol. Yotje Mende.

JAYAPURA, SUMUTPOS.CO – Kapolda Papua Irjen Pol. Yotje Mende tampaknya begitu geram dengan aksi kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Ilaga, Kabupaten Puncak yang telah membunuh dua anggota Brimob Polda Papua atas nama Aipda Thomson Siahaan warga Tobasa, Sumut dan Bripda Everson warga Nusa Tenggara Timur, dengan cara yang sangat keji.

Oleh sebab itu, atas peristiwa tragis yang terjadi Rabu (3/12) lalu itu Kapolda telah memerintahkan jajarannya untuk melakukan pengejaran terhadap para pelaku penembakan anggota Brimob itu dan menangkapnya dalam keadaan hidup maupun mati.

Kapolda menyatakan bahwa pengejaran terhadap para pelaku penembakan anggota Brimob itu akan dimulai minggu depan. Namun dalam waktu tiga hari ke depan Kapolda memberikan waktu kepada para pelakunya untuk menyerahkan diri dan mengembalikan senjata api milik anggota Brimob yang dibawa kabur oleh para pelaku itu.

“Saya dan jajaran saya akan mengejar dan mencari kelompok atau jaringan yang telah menembak kedua anggota Brimob itu dalam keadaan hidup atau mati. Namun sebelumnya saya memberi waktu tiga hari untuk mereka menyerahkan diri dan mengembalikan senjata yang telah dirampas,” tegasnya saat ditanya wartawan usai melakukan rapat koordinasi dengan TNI dan Pemerintah Kabupaten Puncak, di Mapolda Papua, Jumat (5/12).

Kapolda mengatakan bahwa untuk pengejaran para pelaku tersebut pihaknya akan dibantu pihak TNI dan masyarakat yang pro dengan aparat. “Saya akan kerahkan 100 anggota dengan persenjataan lengkap untuk mengejar pelaku dan jaringannya, dan kepada masyarakat jangan takut, karena Polisi dan TNI siap melindungi dan memberi rasa nyaman kepada masyarakat,” imbuhnya.

Kapolda mengharapkan kepada anggota yang akan melakukan pengejaran agar jangan membabi buta. “Jangan keliru menangkap orang. Yang kita kejar adalah KKB. Jika melakukan salah sasaran kita akan proses. Ini bukan kita lakukan karena balas dendam,” ujarnya.

Mengenai kekuatan personel di Puncak, Kapolda menjelaskan di sana ada 300 Polisi dan TNI untuk mengejar para pelaku yang diperkirakan berjumlah lebih dari lima orang dan kesemuanya diduga masih ada di Puncak.

Kapolda dan Kapolri juga menyampaikan turut berduka cita yang memdalam atas gugurnya dua anggota Brimob yang sedang melakukan kegiatan kemanusiaan membantu acara Natal di Ilaga, Kabupaten Puncak itu.

Kapolda bersama pihak TNI dan Pemerintah Kabupaten Puncak juga sepakat mengutuk aksi kelompok kriminal bersenjata yang telah melanggar HAM itu.

Sementara itu, Bupati Puncak Willem Wandik,SE,M.Si mengatakan bahwa kelurga pelaku penembakan itu harus bayar denda Rp 2 miliar atas perbuatan mereka yang telah membunuh 2 anggota Brimob yang sedang menjalankan kegiatan kemanusian itu.

Bupati juga menjelaskan bahwa pihaknya mendukung kebijakan Polda Papua dan TNI untuk melakukan pengejaran terhadap para pelaku penembakan anggota Brimob itu. “Masyarakat dan pemerintah di sana (Kabupaten Puncak,red) sangat merindukan perdamaian. Pelaku tidak memiliki Tuhan dan tidak memiliki damai pada saat Natal,” ucapnya.

Bupati menduga bahwa para pelaku penembakan merupakan gabungan dari luar dan dari Ilaga. “Meski bukan dari ilaga, keluarganya harus bertanggung jawab atas kelakuan penembakan terhadap kedua polisi itu. Peraturan ini sudah berlaku setelah disepakati bersama 17 November lalu. Kami sangat mendukung Polisi dan TNI untuk menemukan pelaku penembakan ini, dan setelah ditemukan atau ditangkap, pelaku dan keluarganya akan didenda sebanyak 2 miliar, itu sudah sesuai dengan kesepakatan abadi,” sambungnya.

Bupati menuturkan bahwa aksi KKB ini bukan dari tuntutan merdeka, akan tetapi merampas senjata agar kedudukan mereka meningkat. “Nanti dengan menggunakan senjata hasil rampasan mereka akan memeras orang, dan memerkosa istri orang. Memerjuangkan kemerdekaan bukan begini,” ujarnya.

Bupati juga menyatakan bahwa kelompok ini kerap melakukan pemalakan. “Kalau minta ke pemerintah, mereka memegang senjata. Kalau kami tidak memberikannya kami akan dibunuh. Jadi kami juga ditekan,” ucapnya.

Bupati mengharapkan agar status Polsek di Ilaga dinaikkan statusnya menjadi Polres. “Kami mendukung status Polsek dinaikkan menjadi Polres. Kami sudah siapkan tempat bekas kantor bupati. Tahun depan kalau bisa sudah berubah menjadi Polres,” imbuhnya.

Peristiwa yang menimpa kedua personel Brimob Polda Papua itu terjadi Rabu (3/12) sekitar pukul 10.00 WIT. Saat itu, korban membantu menata kursi dan tenda untuk persiapan perayaan Natal di Gereja Kemah Injil Indonesia (GKII) Ilaga.

Dua senjata AK buatan China dirampas kelompok kriminal bersenjata (KKB). Tim gabungan TNI dan Polri masih melakukan pengejaran terhadap para pelaku.

 

NAIK PANGKAT

Polri menaikkan pangkat satu tingkat bagi dua personelnya yang meninggal dunia di Ilaga, Puncak Jaya, Papua. Aipda Thompson Siahaan dan Bripda Everson gugur saat membantu persiapan natal di gereja GKII. Keduanya bertugas di wilayah tersebut dalam rangka penjagaan keamanan di kawasan tersebut.

“Kedua rekan kami dinaikkan pangkatnya, yang tadinya Aipda (Ajun Inspektur Dua) menjadi Aiptu (Ajun Inspektur Satu) Anumerta. Sementara dari Bripda (Brigadir Dua) menjadi Briptu (Brigadir Satu) Anumerta,” kata Kabagpenum Polri Kombes Agus Rianto, di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (5/12).

Selain kenaikan pangkat, tentunya ada hak-hak lain yang akan diberikan Polri kepada pihak keluarga yang ditinggalkan. “Ada hak-hak lain yang diberikan dan menjadi hak korban,” ujar Agus.

Jenazah Aiptu Anumerta Thomson sudah diterbangkan ke Medan. Sementara jenazah Briptu Anumerta Everson dikebumikan di kampung halamannya di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). (ro/cr-191/fud)

Kapolda Papua Irjen Pol. Yotje Mende.
Kapolda Papua Irjen Pol. Yotje Mende.

JAYAPURA, SUMUTPOS.CO – Kapolda Papua Irjen Pol. Yotje Mende tampaknya begitu geram dengan aksi kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Ilaga, Kabupaten Puncak yang telah membunuh dua anggota Brimob Polda Papua atas nama Aipda Thomson Siahaan warga Tobasa, Sumut dan Bripda Everson warga Nusa Tenggara Timur, dengan cara yang sangat keji.

Oleh sebab itu, atas peristiwa tragis yang terjadi Rabu (3/12) lalu itu Kapolda telah memerintahkan jajarannya untuk melakukan pengejaran terhadap para pelaku penembakan anggota Brimob itu dan menangkapnya dalam keadaan hidup maupun mati.

Kapolda menyatakan bahwa pengejaran terhadap para pelaku penembakan anggota Brimob itu akan dimulai minggu depan. Namun dalam waktu tiga hari ke depan Kapolda memberikan waktu kepada para pelakunya untuk menyerahkan diri dan mengembalikan senjata api milik anggota Brimob yang dibawa kabur oleh para pelaku itu.

“Saya dan jajaran saya akan mengejar dan mencari kelompok atau jaringan yang telah menembak kedua anggota Brimob itu dalam keadaan hidup atau mati. Namun sebelumnya saya memberi waktu tiga hari untuk mereka menyerahkan diri dan mengembalikan senjata yang telah dirampas,” tegasnya saat ditanya wartawan usai melakukan rapat koordinasi dengan TNI dan Pemerintah Kabupaten Puncak, di Mapolda Papua, Jumat (5/12).

Kapolda mengatakan bahwa untuk pengejaran para pelaku tersebut pihaknya akan dibantu pihak TNI dan masyarakat yang pro dengan aparat. “Saya akan kerahkan 100 anggota dengan persenjataan lengkap untuk mengejar pelaku dan jaringannya, dan kepada masyarakat jangan takut, karena Polisi dan TNI siap melindungi dan memberi rasa nyaman kepada masyarakat,” imbuhnya.

Kapolda mengharapkan kepada anggota yang akan melakukan pengejaran agar jangan membabi buta. “Jangan keliru menangkap orang. Yang kita kejar adalah KKB. Jika melakukan salah sasaran kita akan proses. Ini bukan kita lakukan karena balas dendam,” ujarnya.

Mengenai kekuatan personel di Puncak, Kapolda menjelaskan di sana ada 300 Polisi dan TNI untuk mengejar para pelaku yang diperkirakan berjumlah lebih dari lima orang dan kesemuanya diduga masih ada di Puncak.

Kapolda dan Kapolri juga menyampaikan turut berduka cita yang memdalam atas gugurnya dua anggota Brimob yang sedang melakukan kegiatan kemanusiaan membantu acara Natal di Ilaga, Kabupaten Puncak itu.

Kapolda bersama pihak TNI dan Pemerintah Kabupaten Puncak juga sepakat mengutuk aksi kelompok kriminal bersenjata yang telah melanggar HAM itu.

Sementara itu, Bupati Puncak Willem Wandik,SE,M.Si mengatakan bahwa kelurga pelaku penembakan itu harus bayar denda Rp 2 miliar atas perbuatan mereka yang telah membunuh 2 anggota Brimob yang sedang menjalankan kegiatan kemanusian itu.

Bupati juga menjelaskan bahwa pihaknya mendukung kebijakan Polda Papua dan TNI untuk melakukan pengejaran terhadap para pelaku penembakan anggota Brimob itu. “Masyarakat dan pemerintah di sana (Kabupaten Puncak,red) sangat merindukan perdamaian. Pelaku tidak memiliki Tuhan dan tidak memiliki damai pada saat Natal,” ucapnya.

Bupati menduga bahwa para pelaku penembakan merupakan gabungan dari luar dan dari Ilaga. “Meski bukan dari ilaga, keluarganya harus bertanggung jawab atas kelakuan penembakan terhadap kedua polisi itu. Peraturan ini sudah berlaku setelah disepakati bersama 17 November lalu. Kami sangat mendukung Polisi dan TNI untuk menemukan pelaku penembakan ini, dan setelah ditemukan atau ditangkap, pelaku dan keluarganya akan didenda sebanyak 2 miliar, itu sudah sesuai dengan kesepakatan abadi,” sambungnya.

Bupati menuturkan bahwa aksi KKB ini bukan dari tuntutan merdeka, akan tetapi merampas senjata agar kedudukan mereka meningkat. “Nanti dengan menggunakan senjata hasil rampasan mereka akan memeras orang, dan memerkosa istri orang. Memerjuangkan kemerdekaan bukan begini,” ujarnya.

Bupati juga menyatakan bahwa kelompok ini kerap melakukan pemalakan. “Kalau minta ke pemerintah, mereka memegang senjata. Kalau kami tidak memberikannya kami akan dibunuh. Jadi kami juga ditekan,” ucapnya.

Bupati mengharapkan agar status Polsek di Ilaga dinaikkan statusnya menjadi Polres. “Kami mendukung status Polsek dinaikkan menjadi Polres. Kami sudah siapkan tempat bekas kantor bupati. Tahun depan kalau bisa sudah berubah menjadi Polres,” imbuhnya.

Peristiwa yang menimpa kedua personel Brimob Polda Papua itu terjadi Rabu (3/12) sekitar pukul 10.00 WIT. Saat itu, korban membantu menata kursi dan tenda untuk persiapan perayaan Natal di Gereja Kemah Injil Indonesia (GKII) Ilaga.

Dua senjata AK buatan China dirampas kelompok kriminal bersenjata (KKB). Tim gabungan TNI dan Polri masih melakukan pengejaran terhadap para pelaku.

 

NAIK PANGKAT

Polri menaikkan pangkat satu tingkat bagi dua personelnya yang meninggal dunia di Ilaga, Puncak Jaya, Papua. Aipda Thompson Siahaan dan Bripda Everson gugur saat membantu persiapan natal di gereja GKII. Keduanya bertugas di wilayah tersebut dalam rangka penjagaan keamanan di kawasan tersebut.

“Kedua rekan kami dinaikkan pangkatnya, yang tadinya Aipda (Ajun Inspektur Dua) menjadi Aiptu (Ajun Inspektur Satu) Anumerta. Sementara dari Bripda (Brigadir Dua) menjadi Briptu (Brigadir Satu) Anumerta,” kata Kabagpenum Polri Kombes Agus Rianto, di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (5/12).

Selain kenaikan pangkat, tentunya ada hak-hak lain yang akan diberikan Polri kepada pihak keluarga yang ditinggalkan. “Ada hak-hak lain yang diberikan dan menjadi hak korban,” ujar Agus.

Jenazah Aiptu Anumerta Thomson sudah diterbangkan ke Medan. Sementara jenazah Briptu Anumerta Everson dikebumikan di kampung halamannya di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). (ro/cr-191/fud)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/