32 C
Medan
Saturday, June 29, 2024

Kasus Positif Covid-19 Jadi Empat, Berinteraksi di Ruangan Dansa yang Sama

UMUMKAN: Juru Bicara COVID-19 Achmad Yurianto mengumumkan jumlah pasien virus corona Covid-19 bertambah jadi 4 orang, Jumat (6/3).
UMUMKAN: Juru Bicara COVID-19 Achmad Yurianto mengumumkan jumlah pasien virus corona Covid-19 bertambah jadi 4 orang, Jumat (6/3).

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Pencarian orang-orang yang terlibat kontak dekat dengan kasus 1 dan 2 Covid-19, membuahkan dua kasus positif lain. Kedua pasien yang disebut dengan kasus 3 dan 4 itu kini menjalani isolasi di RS Penyakit Infeksi Sulianti Saroso, Jakarta. Ada pula lima pasien lain dari kontak dekat kasus 1 yang diisolasi dan berstatus suspect.

KONFIRMASI kasus disampaikan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto di Kantor Presiden, Jumat (6/3). Keduanya merupakan kontak dekat dari kasus 1 yang berinteraksi di ruangan dansa yang sama. Temuan keduanya berawal dari contact tracing yang dilakukan terkaiit kasus 1. Sebab, sejak kasus 2 sakit, dia tidak memiliki close contact.

Pencarian itu dilakukan oleh Dinas Kesehatan DKI Jakarta dengan melibatkan kepolisian dan BIN. Hasilnya, didapatkan 80 orang yang diduga terlibat dalam kegiatan pada 14 Februari itu. 80 orang itu kemudian dikerucutkan menjadi 20, yang berada satu ruangan dnegan kasus 1. 20 orang itu didalami lagi sedekat apa interaksinya dengan kasus 1. Hasilnya didapati tujuh orangn

’’Tujuh ini yang kemudian kami bawa semuanya ke rumah sakit, di Saroso,’’ terang Yuri.

Di RS tersebut, ketujuh orang itu diisolasi. Karena menunjukkan gejala fisik yang mengarah pada influenza, namun bukan influenza berat. Mereka masih tergolong influenza sedang dan ringan. ’Kalau panas tidak terlalu tinggi, pilek-pilek sedikit, dan sebagainya,’’ lanjut Yuri. Mereka tidak masuk di hari yang sama.

Mereka menjalani serangkaian tes virus untuk memastikan apakah ada SARS-Cov-2 di dalam saluran pernafasan mereka. ’’Dari 7 orang ini kita dapatkan 2 orang confirm positif (Covid-19) yang kita sebut sebagai kasus nomor 3 dan 4,’’ ungkap pria yang juga menjabat Sekretaris Ditjen P2P Kementerian Kesehatan itu.

Kondisi keduanya secara fisik seperti sakit flu pada umumnya. Suhu badannya menunjukkan angka 37,6 dan 37,7 derajat, mendekati ideal. Masih ada pula keluhan batuk dan pilek tetapi tidak ada sesak nafas. Kondisi mereka terus diintervensi agar membaik. Keduanya WNI, dan masing-masing berusia 33 dan 34.

Yuri menuturkan, lima orang rekan mereka akan melanjutkan masa isolasi untuk memastikan mereka sembuh dari influenzanya. Saat ini, status mereka adalah suspect Covid-19. Bila sudah dipastikan mereka negatif Covid-19, barulah kelima orang itu akan dipulangkan. Pihaknya memilih berhati-hati dan tidak mengambil risiko langsung memulangkan kelima orang tersebut. ’’Karena nanti bisa menjadi subklaster baru seandainya positif,’’ tuturnya.

Di saat yang sama, Yuri juga membantah bahwa satu ABK Diamond Princess positif Covid-19. ’’Diamond Princess masih suspect. Jangan diklaster dulu,’’ ujar Yuri.

Sebanyak 68 rekannya sudah dipastikan negatif Covid-19. Sementara, dia harus mengulang uji virusnya untuk meyakinkan apakah dia positif atau negatif Covid-19.

Pasien Meninggal Negatif Corona

Begitu pula dengan pasien yang meninggal di RSPI. Yuri menyebut penyebab meninggalnya adalah sepsis bacterial. Pneumonia akibat bakteri. Sementara, hasil uji virus menyatakan negatif. Dia juga tidak ada dalam daftar klaster penyebaran Covid-19. ’’Saya tidak mendapatkan laporan bahwa dia terkonfirmasi coronavirus karena bukan bagian dari klaster ini,’’ ucapnya.

Terkait dengan keberadaan kasus 3 dan 4, pihaknya segera menugaskan Dinas Kesehatan DKI Jakarta untuk melakukan contact tracing. Mencari siapa saja orang-orang yang berhubungan dnegan kasus 3 dan 4 terhitung sejak mereka mulai ada gejala influenza. Bila nanti ditemukan ada suspect baru dari close contact kasus 3 dan 4, maka mereka akan menjadi subkluster.

Secara keseluruhan, saat ini ada 11 Suspect Covid-19 yang sedang ditangani. Lima di antaranya adalah close contact kasus 1 dan 2. Satu orang ABK Diamond Princess, dan sisanya tersebar di beberapa tempat. Mereka saat ini masih terus dirawat dan ditunggu hasil uji virusnya. Apakah positif atau negatif.

Sementara itu, kondisi kasus 1 dan 2 sendiri dinyatakan membaik. Pemerintah masih menunggu hasil uji virus terhadap mereka. Bila negatif, mereka akan dirawat dan besok bakal menjalani uji virus lagi. ’’Kalau diperiksa lagi hasilnya negatif, maka ini dinyatakan sembuh,’’ jelasnya.

Prosedur dan kriteria yang sama telah digunakan pula untuk menyatakan sekitar 55 ribu pasien positif Covid-19 sembuh. Mereka semua juga sudah dipulangkan. Karena itu, bila hasil tes kedua negatif, maka kasus 1 dan 2 dinyatakan sembuh dari Covid-19.

Waspada Gelombang Kedua

Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Anung Sugihantono menyatakan bahwa gelombang kedua harus diwaspadai dengan menyiapkan sarana dan prasarana. Sebab, hal ini berkaitan dengan surveilan aktif yang harus dilakukan. Termasuk untuk uji sampel.

Kementerian Kesehatan melalui sepuluh balai teknik kesehatan lingkungan siap untuk melakukan pengujian sampel. Namun pengujiannya baru sebatas menemukan virus corona. Jika sudah, maka selanjutnya diserahkan ke Badan Litbang Kemenkes (Balitbangkes). “Yang berhak mengkonfirmasi itu Balitbangkes,” ucapnya.

Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa pemeriksaan penyakit karena virus yang paling sederhana adalah dengan pemeriksaan darah. Jika leukositnya turun artinya terifeksi virus. “Kalau sudah diketahui infeksinya karena apa, maka dicari virusnya jenis apa. Kalau ditemukan itu virus corona dilakukan genom sequence,” beber Anung.

Kalau ada orang yang positif Covid-19 dan sedang dirawat, maka antibody akan naik pada hari kedua hingga ke tujuh. Setelah itu antibodynya turun. Hari ke lima dilihat ada antibody seberapa banyak. Sehingga pengambilan spesimen dilakukan dilakukan beberapa kali. Yakni hari kelima, kesepuluh, dan ke 13 atau 14. “Ini terkait apakah bisa menularkan atau tidak,” tuturnya.

Terpisah, kemarin Kantor Staf Presiden mengumumkan protokol yang digunakan sebagai arahan publik dalam menyikapi Covid-19. Ada beberapa protocol, mulai di bidang Pendidikan, ruang publik dan transportasi, komunikasi, dan tentu saja protokol kesehatan (lihat grafis).

Sekjen Kemenkes Oscar Primadi menjelaskan, untuk protocol kesehatan sebenarnya selama ini sudah cukup jelas. Bila masyarakat merasa kurang sehat, segera memeriksakan diri di fasilitas kesehatan. ’’Yang kita patok adalah suhu tubuh pada posisi demam 38 derajat Celsius,’’ terangnya. Bila batuk atau pilek, beristirahat di rumah. Sat mulai sesak nafas, segera berobat kef askes terdekat dengan mengenakan masker.

Di forum yang sama, Kementerian Hukum dan HAM juga mengumumkan penolakan terhadap 118 WNA untuk masuk ke Indonesia akibat Covid-19. Penolakan itu dilakukan selama periode 6 Februari-5 Maret. Mereka berasal dari 30 negara. ’’Mereka adalah yang selama 14 hari ada di episentrum di cina (RRT), dari paspornya,’’ terang Direktur Lalu Lintas keimigrasian Ditjen imigrasi Cucu Koswala.

Kemudian, bila ada WNA yang suhu badannya di atas 38 derajat, akan ditolak juga. Mereka diminta kembali ke negaranya menggunakan pesawat yang membawa mereka ke Indonesia. Baru-baru ini, penolakan akhirnya juga diberlakukan kepada WNA yang baru saja mengunjungi beberapa daerah di Italia, Iran, dan Korsel.

Bagi WNA yang sempat berkunjung ke episentrum, mereka harus berada di luar episentrum setidaknya selama 14 hari sebelum ke Indoensia. ’’Walau sudah lebih dari 14 hari tetap kami mintakan surat keterangan bebas korona dari otoritas kesehatan setempat,’’ lanjut Cucu.

Itu pula yang menjadi jawaban mengapa masih ada ratusan WN Tiongkok yang datang ke Indonesia. Mereka bisa lolos karena sudah tinggal lebih dari 14 hari di luar Tiongkok dan memiliki surat keterangan bebas Covid-19.

Setibanya di Indonesia, protocol kesehatan berlaku bagi mereka. Suhu tubuh harus di bawah 38 derajat. Sebelum masuk pemeriksaan keimigrasian, mereka terlebih dahulu melewati thermal scanner. Bila suhunya lebih dari 38, maka mereka langsung ditolak tanpa perlu menjalani pemeriksaan imigrasi. (byu/lyn/wan/mia/syn)

UMUMKAN: Juru Bicara COVID-19 Achmad Yurianto mengumumkan jumlah pasien virus corona Covid-19 bertambah jadi 4 orang, Jumat (6/3).
UMUMKAN: Juru Bicara COVID-19 Achmad Yurianto mengumumkan jumlah pasien virus corona Covid-19 bertambah jadi 4 orang, Jumat (6/3).

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Pencarian orang-orang yang terlibat kontak dekat dengan kasus 1 dan 2 Covid-19, membuahkan dua kasus positif lain. Kedua pasien yang disebut dengan kasus 3 dan 4 itu kini menjalani isolasi di RS Penyakit Infeksi Sulianti Saroso, Jakarta. Ada pula lima pasien lain dari kontak dekat kasus 1 yang diisolasi dan berstatus suspect.

KONFIRMASI kasus disampaikan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto di Kantor Presiden, Jumat (6/3). Keduanya merupakan kontak dekat dari kasus 1 yang berinteraksi di ruangan dansa yang sama. Temuan keduanya berawal dari contact tracing yang dilakukan terkaiit kasus 1. Sebab, sejak kasus 2 sakit, dia tidak memiliki close contact.

Pencarian itu dilakukan oleh Dinas Kesehatan DKI Jakarta dengan melibatkan kepolisian dan BIN. Hasilnya, didapatkan 80 orang yang diduga terlibat dalam kegiatan pada 14 Februari itu. 80 orang itu kemudian dikerucutkan menjadi 20, yang berada satu ruangan dnegan kasus 1. 20 orang itu didalami lagi sedekat apa interaksinya dengan kasus 1. Hasilnya didapati tujuh orangn

’’Tujuh ini yang kemudian kami bawa semuanya ke rumah sakit, di Saroso,’’ terang Yuri.

Di RS tersebut, ketujuh orang itu diisolasi. Karena menunjukkan gejala fisik yang mengarah pada influenza, namun bukan influenza berat. Mereka masih tergolong influenza sedang dan ringan. ’Kalau panas tidak terlalu tinggi, pilek-pilek sedikit, dan sebagainya,’’ lanjut Yuri. Mereka tidak masuk di hari yang sama.

Mereka menjalani serangkaian tes virus untuk memastikan apakah ada SARS-Cov-2 di dalam saluran pernafasan mereka. ’’Dari 7 orang ini kita dapatkan 2 orang confirm positif (Covid-19) yang kita sebut sebagai kasus nomor 3 dan 4,’’ ungkap pria yang juga menjabat Sekretaris Ditjen P2P Kementerian Kesehatan itu.

Kondisi keduanya secara fisik seperti sakit flu pada umumnya. Suhu badannya menunjukkan angka 37,6 dan 37,7 derajat, mendekati ideal. Masih ada pula keluhan batuk dan pilek tetapi tidak ada sesak nafas. Kondisi mereka terus diintervensi agar membaik. Keduanya WNI, dan masing-masing berusia 33 dan 34.

Yuri menuturkan, lima orang rekan mereka akan melanjutkan masa isolasi untuk memastikan mereka sembuh dari influenzanya. Saat ini, status mereka adalah suspect Covid-19. Bila sudah dipastikan mereka negatif Covid-19, barulah kelima orang itu akan dipulangkan. Pihaknya memilih berhati-hati dan tidak mengambil risiko langsung memulangkan kelima orang tersebut. ’’Karena nanti bisa menjadi subklaster baru seandainya positif,’’ tuturnya.

Di saat yang sama, Yuri juga membantah bahwa satu ABK Diamond Princess positif Covid-19. ’’Diamond Princess masih suspect. Jangan diklaster dulu,’’ ujar Yuri.

Sebanyak 68 rekannya sudah dipastikan negatif Covid-19. Sementara, dia harus mengulang uji virusnya untuk meyakinkan apakah dia positif atau negatif Covid-19.

Pasien Meninggal Negatif Corona

Begitu pula dengan pasien yang meninggal di RSPI. Yuri menyebut penyebab meninggalnya adalah sepsis bacterial. Pneumonia akibat bakteri. Sementara, hasil uji virus menyatakan negatif. Dia juga tidak ada dalam daftar klaster penyebaran Covid-19. ’’Saya tidak mendapatkan laporan bahwa dia terkonfirmasi coronavirus karena bukan bagian dari klaster ini,’’ ucapnya.

Terkait dengan keberadaan kasus 3 dan 4, pihaknya segera menugaskan Dinas Kesehatan DKI Jakarta untuk melakukan contact tracing. Mencari siapa saja orang-orang yang berhubungan dnegan kasus 3 dan 4 terhitung sejak mereka mulai ada gejala influenza. Bila nanti ditemukan ada suspect baru dari close contact kasus 3 dan 4, maka mereka akan menjadi subkluster.

Secara keseluruhan, saat ini ada 11 Suspect Covid-19 yang sedang ditangani. Lima di antaranya adalah close contact kasus 1 dan 2. Satu orang ABK Diamond Princess, dan sisanya tersebar di beberapa tempat. Mereka saat ini masih terus dirawat dan ditunggu hasil uji virusnya. Apakah positif atau negatif.

Sementara itu, kondisi kasus 1 dan 2 sendiri dinyatakan membaik. Pemerintah masih menunggu hasil uji virus terhadap mereka. Bila negatif, mereka akan dirawat dan besok bakal menjalani uji virus lagi. ’’Kalau diperiksa lagi hasilnya negatif, maka ini dinyatakan sembuh,’’ jelasnya.

Prosedur dan kriteria yang sama telah digunakan pula untuk menyatakan sekitar 55 ribu pasien positif Covid-19 sembuh. Mereka semua juga sudah dipulangkan. Karena itu, bila hasil tes kedua negatif, maka kasus 1 dan 2 dinyatakan sembuh dari Covid-19.

Waspada Gelombang Kedua

Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Anung Sugihantono menyatakan bahwa gelombang kedua harus diwaspadai dengan menyiapkan sarana dan prasarana. Sebab, hal ini berkaitan dengan surveilan aktif yang harus dilakukan. Termasuk untuk uji sampel.

Kementerian Kesehatan melalui sepuluh balai teknik kesehatan lingkungan siap untuk melakukan pengujian sampel. Namun pengujiannya baru sebatas menemukan virus corona. Jika sudah, maka selanjutnya diserahkan ke Badan Litbang Kemenkes (Balitbangkes). “Yang berhak mengkonfirmasi itu Balitbangkes,” ucapnya.

Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa pemeriksaan penyakit karena virus yang paling sederhana adalah dengan pemeriksaan darah. Jika leukositnya turun artinya terifeksi virus. “Kalau sudah diketahui infeksinya karena apa, maka dicari virusnya jenis apa. Kalau ditemukan itu virus corona dilakukan genom sequence,” beber Anung.

Kalau ada orang yang positif Covid-19 dan sedang dirawat, maka antibody akan naik pada hari kedua hingga ke tujuh. Setelah itu antibodynya turun. Hari ke lima dilihat ada antibody seberapa banyak. Sehingga pengambilan spesimen dilakukan dilakukan beberapa kali. Yakni hari kelima, kesepuluh, dan ke 13 atau 14. “Ini terkait apakah bisa menularkan atau tidak,” tuturnya.

Terpisah, kemarin Kantor Staf Presiden mengumumkan protokol yang digunakan sebagai arahan publik dalam menyikapi Covid-19. Ada beberapa protocol, mulai di bidang Pendidikan, ruang publik dan transportasi, komunikasi, dan tentu saja protokol kesehatan (lihat grafis).

Sekjen Kemenkes Oscar Primadi menjelaskan, untuk protocol kesehatan sebenarnya selama ini sudah cukup jelas. Bila masyarakat merasa kurang sehat, segera memeriksakan diri di fasilitas kesehatan. ’’Yang kita patok adalah suhu tubuh pada posisi demam 38 derajat Celsius,’’ terangnya. Bila batuk atau pilek, beristirahat di rumah. Sat mulai sesak nafas, segera berobat kef askes terdekat dengan mengenakan masker.

Di forum yang sama, Kementerian Hukum dan HAM juga mengumumkan penolakan terhadap 118 WNA untuk masuk ke Indonesia akibat Covid-19. Penolakan itu dilakukan selama periode 6 Februari-5 Maret. Mereka berasal dari 30 negara. ’’Mereka adalah yang selama 14 hari ada di episentrum di cina (RRT), dari paspornya,’’ terang Direktur Lalu Lintas keimigrasian Ditjen imigrasi Cucu Koswala.

Kemudian, bila ada WNA yang suhu badannya di atas 38 derajat, akan ditolak juga. Mereka diminta kembali ke negaranya menggunakan pesawat yang membawa mereka ke Indonesia. Baru-baru ini, penolakan akhirnya juga diberlakukan kepada WNA yang baru saja mengunjungi beberapa daerah di Italia, Iran, dan Korsel.

Bagi WNA yang sempat berkunjung ke episentrum, mereka harus berada di luar episentrum setidaknya selama 14 hari sebelum ke Indoensia. ’’Walau sudah lebih dari 14 hari tetap kami mintakan surat keterangan bebas korona dari otoritas kesehatan setempat,’’ lanjut Cucu.

Itu pula yang menjadi jawaban mengapa masih ada ratusan WN Tiongkok yang datang ke Indonesia. Mereka bisa lolos karena sudah tinggal lebih dari 14 hari di luar Tiongkok dan memiliki surat keterangan bebas Covid-19.

Setibanya di Indonesia, protocol kesehatan berlaku bagi mereka. Suhu tubuh harus di bawah 38 derajat. Sebelum masuk pemeriksaan keimigrasian, mereka terlebih dahulu melewati thermal scanner. Bila suhunya lebih dari 38, maka mereka langsung ditolak tanpa perlu menjalani pemeriksaan imigrasi. (byu/lyn/wan/mia/syn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/