JAKARTA- Perum Bulog menyatakan awal Oktober akan merealisasikan impor beras dengan kualitas premium 5 persen dari Thailand. Impor beras itu disetujui sebanyak 100 ribu ton dalam konteks business to business. Hingga kini, Bulog masih mengusahakan proses negosiasi impor beras dengan cara antar pemerintah (G to G) yang sebelumnya sempat dibatalkan sipihak oleh Thailand.
Direktur Utama Perum Bulog, Sutarto Alimoeso mengatakan selain mengimpor beras dengan kualitas medium 15 persen, Bulog mengimpor beras premium melalui tender.
“Kontrak sudah deal tadi malam, dan penandatanganan kontrak rencananya kemarin (hari ini , Red). Ini business to bussines. Mudah-mudahan minggu depan bisa masuk,” ujarnya di kantor Menko Perekonomian, Jakarta, Kamis (6/10). Menurut dia, beras premium digunakan untuk memperkuat cadangan beras bulog. Nantinya, Bulog melakukan intervensi, pihaknya akan mengeluarkan cadangan beras tersebut.
Dia merinci dari total izin impor yang diberikan pemerintah sebanyak 1,6 juta ton, Bulog menandatangani kontrak untuk 900 ribu ton yang terdiri sebanyak 500 ribu ton ditandatangani Agustus lalu, dan 400 ribu ton kontraknya ditandatangani awal September. Dari total beras impor yang sudah kontrak, “Hingga kini beras yang sudah masuk ke Indonesia sudah lebih dari 400 ribu ton,” ujarnya.
Selain kontrak beras ditandatangani 900 ribu ton dari Vietnam, negosiasi dengan Thailand akan kembali dilakukan. (net/jpnn)