30 C
Medan
Saturday, December 14, 2024
spot_img

Tabrakan KA Turangga vs KA Bandung Raya, KNKT Butuh 3–4 Hari Umumkan Hasil Investigasi

BANDUNG, SUMUTPOS.CO – Direktur Utama PT KAI (Kereta Api Indonesia) Didiek Hartantyo mengatakan, pihaknya akan menyerahkan seluruh berkas dan data perjalanan kedua kereta yang terlibat kecelakaan di Kabupaten Bandung untuk diinvestigasi tim KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi) yang bertugas.

Diperkirakan butuh tiga sampai empat hari buat KNKT menyampaikan hasil investigasi. ’’KNKT sudah mulai melaksanakan investigasinya dari hari Jumat (5/1). Kami serahkan sepenuhnya ke KNKT,” kata Didiek kemarin (7/1).

Adu banteng antara Kereta Api (KA) Turangga dan KA Commuter Line Bandung Raya Jumat lalu di dekat Stasiun Cicalengka, Kabupaten Bandung, menewaskan empat petugas. KA Turangga tidak berhenti di Cicalengka, sedangkan Bandung Raya seharusnya ditahan dulu di Stasiun Haurpugur untuk memberi jalan kepada Turangga.

Kemarin layanan perjalanan KA Commuter Line Bandung Raya dan Garut sudah normal. Corporate Secretary KAI Commuter Anne Purba mengatakan, saat ini petugas terkait masih terus melakukan upaya-upaya normalisasi jalur dan persinyalan. Juga, operasional perjalanan seluruh KA untuk menekan keterlambatan perjalanan KA.

Menurut pakar transportasi dari Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno, sistem sinyal Stasiun Cicalengka menggunakan sinyal blok mekanik. Sedangkan sinyal Stasiun Haurpugur menggunakan sinyal elektrik. ’’Perbedaan model persinyalan ini membuat cara pengoperasiannya berbeda,’’ terangnya.

Kondisi itu mengharuskan petugas pengatur perjalanan KA (PPKA) terampil dalam mengoperasikan sistem persinyalan yang berbeda. ’’Dalam jalur satu rel, PPKA ini harus memastikan jalur aman atau tidak digunakan kereta lain sebelum memberikan tanda memperbolehkan KA melintas,’’ paparnya.

Dia mengatakan, kepatuhan menjalankan aturan dan prosedur keselamatan perjalanan kereta api menjadi faktor penting menghindari kecelakaan fatal. ’’Rel tunggal atau ganda tidak masalah sepanjang mengikuti prosedur,’’ jelasnya.

Jalur kereta api dari Stasiun Cicalengka ke Statiun Haurpungur tersebut masih rel tunggal. Karena itu, perjalanan kereta api dua arah harus bergantian.

Perlintasan tersebut tergolong ramai dengan dilintasi 60 commuter line dan 22 KA jarak jauh dalam sehari. ’’Saat Natal dan tahun baru ditambah empat KA jarak jauh,’’ urainya.

Diketahui saat ini Balai Perkeretaapian Jawa Barat Ditjen Perkeretaapian Kemenhub tengah membangun double track. Pembangunan double track itu direncanakan selesai 2024. ’’Ini masih ditunggu pembangunannya,’’ paparnya.

Menurut dia, kejadian kecelakaan kereta api tersebut menjadi pengingat untuk semua pihak untuk segera meningkatkan manajemen keselamatan perkeretaapian di Indonesia. ’’Keselamatan dan kenyamanan menjadi dambaan pengguna angkutan umum,’’ tegasnya. (rup/b/idr/c6/ttg/jpg/ila)

BANDUNG, SUMUTPOS.CO – Direktur Utama PT KAI (Kereta Api Indonesia) Didiek Hartantyo mengatakan, pihaknya akan menyerahkan seluruh berkas dan data perjalanan kedua kereta yang terlibat kecelakaan di Kabupaten Bandung untuk diinvestigasi tim KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi) yang bertugas.

Diperkirakan butuh tiga sampai empat hari buat KNKT menyampaikan hasil investigasi. ’’KNKT sudah mulai melaksanakan investigasinya dari hari Jumat (5/1). Kami serahkan sepenuhnya ke KNKT,” kata Didiek kemarin (7/1).

Adu banteng antara Kereta Api (KA) Turangga dan KA Commuter Line Bandung Raya Jumat lalu di dekat Stasiun Cicalengka, Kabupaten Bandung, menewaskan empat petugas. KA Turangga tidak berhenti di Cicalengka, sedangkan Bandung Raya seharusnya ditahan dulu di Stasiun Haurpugur untuk memberi jalan kepada Turangga.

Kemarin layanan perjalanan KA Commuter Line Bandung Raya dan Garut sudah normal. Corporate Secretary KAI Commuter Anne Purba mengatakan, saat ini petugas terkait masih terus melakukan upaya-upaya normalisasi jalur dan persinyalan. Juga, operasional perjalanan seluruh KA untuk menekan keterlambatan perjalanan KA.

Menurut pakar transportasi dari Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno, sistem sinyal Stasiun Cicalengka menggunakan sinyal blok mekanik. Sedangkan sinyal Stasiun Haurpugur menggunakan sinyal elektrik. ’’Perbedaan model persinyalan ini membuat cara pengoperasiannya berbeda,’’ terangnya.

Kondisi itu mengharuskan petugas pengatur perjalanan KA (PPKA) terampil dalam mengoperasikan sistem persinyalan yang berbeda. ’’Dalam jalur satu rel, PPKA ini harus memastikan jalur aman atau tidak digunakan kereta lain sebelum memberikan tanda memperbolehkan KA melintas,’’ paparnya.

Dia mengatakan, kepatuhan menjalankan aturan dan prosedur keselamatan perjalanan kereta api menjadi faktor penting menghindari kecelakaan fatal. ’’Rel tunggal atau ganda tidak masalah sepanjang mengikuti prosedur,’’ jelasnya.

Jalur kereta api dari Stasiun Cicalengka ke Statiun Haurpungur tersebut masih rel tunggal. Karena itu, perjalanan kereta api dua arah harus bergantian.

Perlintasan tersebut tergolong ramai dengan dilintasi 60 commuter line dan 22 KA jarak jauh dalam sehari. ’’Saat Natal dan tahun baru ditambah empat KA jarak jauh,’’ urainya.

Diketahui saat ini Balai Perkeretaapian Jawa Barat Ditjen Perkeretaapian Kemenhub tengah membangun double track. Pembangunan double track itu direncanakan selesai 2024. ’’Ini masih ditunggu pembangunannya,’’ paparnya.

Menurut dia, kejadian kecelakaan kereta api tersebut menjadi pengingat untuk semua pihak untuk segera meningkatkan manajemen keselamatan perkeretaapian di Indonesia. ’’Keselamatan dan kenyamanan menjadi dambaan pengguna angkutan umum,’’ tegasnya. (rup/b/idr/c6/ttg/jpg/ila)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/