26.7 C
Medan
Saturday, May 4, 2024

264 Kendaraan Curian Ditemukan di Gudang TNI

Dua Anggota TNI Diduga Terlibat Sindikat Curanmor Dibekuk Pomdam

SUMUTPOS.CO – Kasus pencurian kendaraan bermotor (curanmor) yang diduga kuat melibatkan anggota TNI-AD terbongkar. Tak tanggung-tanggung, jumlah kendaraan curian itu mencapai 264 unit.

Terdiri atas 215 sepeda motor dan 49 mobil. Seluruh barang curian itu disimpan di Gudang Balkir Pusat Zeni Angkatan Darat (Gudbalkir Pusziad), Buduran, Sidoarjo.

Informasi tentang kasus tersebut semula terungkap dari pesan WhatsApp yang diduga dikirim Pomdam V/Brawijaya ke KSAD dengan tembusan kepada Wakasad, Irjenad, dan Asintel KSAD. Disebutkan, pada Kamis (4/1) sekitar pukul 15.10 WIB, telah dilaksanakan pengungkapan sindikat pelaku curanmor dengan barang bukti di Gudbalkir Pusziad.

Laporan itu juga menyebutkan kronologi kejadian. Semuanya bermula pada awal 2023. Waktu itu Polda Metro Jaya membekuk seorang pria berinisial EI karena kasus curanmor.

Dari hasil pengembangan, diketahui EI memiliki koneksi dengan anggota TNI-AD. Pada Juni 2023 EI menghubungi Kopda AS yang berdinas di Kesatuan Gupusjat Optronik II Ditpalad, Buduran, Sidoarjo. Dia meminta dicarikan tempat untuk menyimpan kendaraan yang akan dikirim ke Timor Leste. Kemudian, Kopda AS berkoordinasi dengan Mayor P yang bertugas di Gudbalkir Pusziad. EI diizinkan memanfaatkan lokasi di Gudbalkir Pusziad, Buduran, Sidoarjo.

Lalu, pada Kamis (4/1) sekitar pukul 15.00 WIB, personel gabungan dari Reskrim Polda Metro Jaya dan Pomdam V/Brawijaya mengejar EI ke Sidoarjo. Dia diminta menunjukkan lokasi penyimpanan kendaraan hasil curanmor. EI lalu menunjuk Gudbalkir Pusziad, Buduran, Sidoarjo.

Setelah itu Reskrim Polda Metro Jaya dan Lidpam Pomdam V/Brawijaya berkoordinasi dengan Gudbalkir Pusziad untuk melakukan pengecekan kendaraan. Saat itulah personel Satlak Lidpam Pomdam V/Brawijaya menemukan kendaraan-kendaraan yang diduga hasil curanmor.

Ratusan kendaraan itu tersimpan di empat lokasi. Yakni di dalam sebuah rumah dinas yang tidak terpakai, di samping lapangan tenis, di dalam gudang yang tidak terpakai, dan di dalam aula yang tidak terpakai.

TNI-AD lantas membuat laporan polisi dan mengamankan Mayor P, Kopda AS, dan Praka J. Seluruh kendaraan juga diamankan sebagai barang bukti. Tim gabungan juga mendapat informasi bahwa kendaraan-kendaraan curian itu diangkut menggunakan truk kontainer untuk dijual ke Timor Leste. Hingga kini telah terjadi tiga kali pengiriman. Sekali pengiriman terdiri atas 4 mobil dan 20 sepeda motor.

Saat dikonfirmasi, Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) V/Brawijaya Kolonel Infanteri Rendra Dwi Ardani membenarkan adanya pengungkapan kasus curanmor yang melibatkan anggotanya.

Menurut dia, Pomdam V/Brawijaya telah melakukan proses penyidikan terhadap anggota TNI-AD yang diduga terlibat.

Saat ini, ungkap Rendra, ada dua anggota TNI-AD yang sudah ditahan di Pomdam V/Brawijaya. Mereka sedang menjalani proses penyelidikan lebih lanjut.

Informasi yang dihimpun koran ini, penyimpanan hasil curanmor itu atas persetujuan Mayor P sebagai atasan Kopda AS. Tak sekadar menyetujui, Mayor P diduga juga mendapat pembagian dari penjualan barang tersebut.

Dari Jakarta, Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen TNI Kristomei Sianturi mengatakan, hingga kemarin pihaknya masih menunggu laporan dari Pomdam V/Brawijaya. “Biarkan penyidik bekerja dulu,” katanya.

Sementara itu, dalam rilis resminya, Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Rafael Granada Baay menegaskan bahwa kasus ini harus dibongkar. “Harus diungkap secara tegas dan transparan agar segera ada penanganan hukum yang jelas. Senada dengan perintah KSAD bahwa TNI-AD berkomitmen menegakkan hukum yang adil dan transparan,” tutur pria yang baru dilantik pada akhir November 2023 tersebut.

Kepala Penerangan Komando Daerah Militer (Kapendam) V/Brawijaya Kolonel Inf Rendra Dwi Ardhani menyampaikan, barang bukti sudah dipindahkan. “Kami proses pemindahan ke Polda Metro Jaya karena awal penanganannya kan di sana,” jelasnya saat dihubungi Jawa Pos. “Kami koordinasikan terus dengan Polda Metro supaya barang bukti bisa diterima,” lanjutnya.

Rendra menyatakan, pemeriksaan terhadap tiga anggota TNI-AD yang terlibat sudah dilakukan di Pomdam V/Brawijaya. “Ketiga oknum bukan anggota organik di Kodam V/Brawijaya, melainkan dari Pusziad dan Puspalad,” ungkapnya.

Kopda AS dan Praka J bertugas di satuan Pusat Peralatan Angkatan Darat (Puspalad). Mayor P bertugas di Pusat Zeni Angkatan Darat (Pusziad). (uzi/dya/c14/oni/jpg/ila)

SUMUTPOS.CO – Kasus pencurian kendaraan bermotor (curanmor) yang diduga kuat melibatkan anggota TNI-AD terbongkar. Tak tanggung-tanggung, jumlah kendaraan curian itu mencapai 264 unit.

Terdiri atas 215 sepeda motor dan 49 mobil. Seluruh barang curian itu disimpan di Gudang Balkir Pusat Zeni Angkatan Darat (Gudbalkir Pusziad), Buduran, Sidoarjo.

Informasi tentang kasus tersebut semula terungkap dari pesan WhatsApp yang diduga dikirim Pomdam V/Brawijaya ke KSAD dengan tembusan kepada Wakasad, Irjenad, dan Asintel KSAD. Disebutkan, pada Kamis (4/1) sekitar pukul 15.10 WIB, telah dilaksanakan pengungkapan sindikat pelaku curanmor dengan barang bukti di Gudbalkir Pusziad.

Laporan itu juga menyebutkan kronologi kejadian. Semuanya bermula pada awal 2023. Waktu itu Polda Metro Jaya membekuk seorang pria berinisial EI karena kasus curanmor.

Dari hasil pengembangan, diketahui EI memiliki koneksi dengan anggota TNI-AD. Pada Juni 2023 EI menghubungi Kopda AS yang berdinas di Kesatuan Gupusjat Optronik II Ditpalad, Buduran, Sidoarjo. Dia meminta dicarikan tempat untuk menyimpan kendaraan yang akan dikirim ke Timor Leste. Kemudian, Kopda AS berkoordinasi dengan Mayor P yang bertugas di Gudbalkir Pusziad. EI diizinkan memanfaatkan lokasi di Gudbalkir Pusziad, Buduran, Sidoarjo.

Lalu, pada Kamis (4/1) sekitar pukul 15.00 WIB, personel gabungan dari Reskrim Polda Metro Jaya dan Pomdam V/Brawijaya mengejar EI ke Sidoarjo. Dia diminta menunjukkan lokasi penyimpanan kendaraan hasil curanmor. EI lalu menunjuk Gudbalkir Pusziad, Buduran, Sidoarjo.

Setelah itu Reskrim Polda Metro Jaya dan Lidpam Pomdam V/Brawijaya berkoordinasi dengan Gudbalkir Pusziad untuk melakukan pengecekan kendaraan. Saat itulah personel Satlak Lidpam Pomdam V/Brawijaya menemukan kendaraan-kendaraan yang diduga hasil curanmor.

Ratusan kendaraan itu tersimpan di empat lokasi. Yakni di dalam sebuah rumah dinas yang tidak terpakai, di samping lapangan tenis, di dalam gudang yang tidak terpakai, dan di dalam aula yang tidak terpakai.

TNI-AD lantas membuat laporan polisi dan mengamankan Mayor P, Kopda AS, dan Praka J. Seluruh kendaraan juga diamankan sebagai barang bukti. Tim gabungan juga mendapat informasi bahwa kendaraan-kendaraan curian itu diangkut menggunakan truk kontainer untuk dijual ke Timor Leste. Hingga kini telah terjadi tiga kali pengiriman. Sekali pengiriman terdiri atas 4 mobil dan 20 sepeda motor.

Saat dikonfirmasi, Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) V/Brawijaya Kolonel Infanteri Rendra Dwi Ardani membenarkan adanya pengungkapan kasus curanmor yang melibatkan anggotanya.

Menurut dia, Pomdam V/Brawijaya telah melakukan proses penyidikan terhadap anggota TNI-AD yang diduga terlibat.

Saat ini, ungkap Rendra, ada dua anggota TNI-AD yang sudah ditahan di Pomdam V/Brawijaya. Mereka sedang menjalani proses penyelidikan lebih lanjut.

Informasi yang dihimpun koran ini, penyimpanan hasil curanmor itu atas persetujuan Mayor P sebagai atasan Kopda AS. Tak sekadar menyetujui, Mayor P diduga juga mendapat pembagian dari penjualan barang tersebut.

Dari Jakarta, Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen TNI Kristomei Sianturi mengatakan, hingga kemarin pihaknya masih menunggu laporan dari Pomdam V/Brawijaya. “Biarkan penyidik bekerja dulu,” katanya.

Sementara itu, dalam rilis resminya, Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Rafael Granada Baay menegaskan bahwa kasus ini harus dibongkar. “Harus diungkap secara tegas dan transparan agar segera ada penanganan hukum yang jelas. Senada dengan perintah KSAD bahwa TNI-AD berkomitmen menegakkan hukum yang adil dan transparan,” tutur pria yang baru dilantik pada akhir November 2023 tersebut.

Kepala Penerangan Komando Daerah Militer (Kapendam) V/Brawijaya Kolonel Inf Rendra Dwi Ardhani menyampaikan, barang bukti sudah dipindahkan. “Kami proses pemindahan ke Polda Metro Jaya karena awal penanganannya kan di sana,” jelasnya saat dihubungi Jawa Pos. “Kami koordinasikan terus dengan Polda Metro supaya barang bukti bisa diterima,” lanjutnya.

Rendra menyatakan, pemeriksaan terhadap tiga anggota TNI-AD yang terlibat sudah dilakukan di Pomdam V/Brawijaya. “Ketiga oknum bukan anggota organik di Kodam V/Brawijaya, melainkan dari Pusziad dan Puspalad,” ungkapnya.

Kopda AS dan Praka J bertugas di satuan Pusat Peralatan Angkatan Darat (Puspalad). Mayor P bertugas di Pusat Zeni Angkatan Darat (Pusziad). (uzi/dya/c14/oni/jpg/ila)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/