SUMUTPOS.CO – Majalah Forbes baru-baru ini merilis daftar orang terkaya di dunia. Dalam daftar orang terkaya tersebut, masuk juga beberapa nama para pengusaha Indonesia. Yang mengejutkan, seorang pria Batak asal Lintong Nihuta, Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatera Utara, menjadi pendatang baru dalam daftar miliarder dunia tersebut.
HARTONO bersaudara masih dinobatkan sebagai orang paling tajir di Indonesia. Pemilik perusahaan rokok Djarum dan Bank Central Asia (BCA) ini tercatat sebagai ‘crazy rich’ nomor 1 dan nomor 2 di Indonesia, dengan total kekayaan US$37,1 miliar atau setara Rp 519,4 triliun (kurs Rp 14.000/US$).
Kekayaan Budi Hartono mencapai US$18,6 miliar. Sementara saudara kandungnya Michael Hartono mencapai US$$18,5 miliar. Keduanya menempati peringkat 54 dan 56 dalam daftar orang terkaya versi Forbes.
Menyusul kemudian ada nama Sri Prakash Lohia di urutan ketiga yang mengantongi kekayaan US$ 7,3 miliar atau setara Rp 102,2 triliun. Di posisi keempat dan kelima ditempati pengusaha Dato Sri Tahir dan Chairman and Founder CT Corp, Chairul Tanjung (lihat Grafis, Red).
Yang mengejutkan, ada satu nama baru yang masuk dalam daftar orang terkaya di Tanah Air dan menempati peringkat 20 besar. Dia adalah Donald Sihombingn
Direktur Utama PT Totalindo Eka Persada Tbk. Pengusaha asli Batak Toba ini langsung menempati posisi 14 orang terkaya di Indonesia, melewati sejumlah nama seperti Djoko Susanto dan Ciputra.
Di dunia, nama pengusaha asal Humbang Hasundutan, Sumatera Utara ini menempati peringkat 1605 sebagai orang terkaya di dunia. Forbes mencatat kekayaannya mencapai USD1,4 miliar atau sekira Rp20 triliun (kurs Rp14.000 per USD).
Pengusaha Konstruksi
Nah, siapa sebenarnya Donald? Menurut Forbes seperti dikutip pada Kamis (7//3/2019), Donald mendirikan dan menjadi direktur utama Totalindo Eka Persada, perusahaan konstruksi. Salah satu proyek yang dijalankan adalah Hotel Jakarta Four Seasons dan Mall Taman Anggrek.
Sejak berdiri, perusahaan Donald menggarap banyak proyek di antaranya Hotel Mulia Senayan, Hotel Four Seasons Kuningan, Roxy Square, Kalibata City, Basura City Tower, dan Grand Indonesia West Mall.
Berdasarkan laman resmi Totalindo, Donald berusia 60 tahun dan menjabat sebagai direktur utama perseroan sejak tahun 1996. Donald mengantongi gelar Bachelor of Science di bidang Teknik Sipil dari University of Akron, Ohio, AS pada tahun 1984. Donald juga disebut memiliki pengalaman lebih dari 33 tahun di bidang konstruksi.
Sebelum mendirikan Totalindo, Donald bekerja sebagai site manager pada Shimizu Corporation Indonesia, Jakarta (1985-1986), PT Balfour Beatty Sakti (1986-1990), dan PT Total Bangun Persada Tbk (1990-1994).
Kemudian, Donald mendirikan perusahaan tersebut pada Oktober 1996, setahun setelah dipecat dari PT Total Bangun Persada. Pemecatan itu justru menjadi momentum kebangkitannya dari karyawan menjadi pengusaha. Proyek pertamanya yaitu Mal Taman Anggrek milik Grup Mulia. Proyek ini memiliki konsep superblok yang terbesar di Asia Tenggara.
Donald merupakan pemegang saham terbesar Totalindo. Pada tahun 2017, Totalindo mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI), dan sejak saat itu sahamnya terus menanjak. Menurut Forbes, Donald memiliki 74 persen saham Totalindo, sementara sisanya dimiliki oleh publik.
Saat ini, Totalindo juga mendiversifikasi usahanya di bidang program pemerintah. Totalindo pun kini menggarap konstruksi rumah dengan harga terjangkau untuk menangkal volatilitas di pasar properti menengah ke atas.
Forbes menaksir kekayaan Donald mencapai 1,4 miliar dolar AS atau setara Rp 19,6 triliun. Sebagian besar kekayaannya berasal dari Totalindo yang mana dia memegang 74 persen saham perusahaan konstruksi swasta tersebut.
Yang fenomenal adalah ketika Totalindo terlibat dalam pembangunan perumahan murah yang dicanangkan Pemrov DKI Jakarta.
Di Medan, PT Totalindo Eka Persada yang dipimpin Donald ditunjuk sebagai kontraktor pembangunan Mega Proyek Podomoro Deli City, di Jalan Putri Hijau Medan. Nilai investasinya Rp 5 triliun. Proyek tersebut saat masih dalam progres.
Tak hanya di dalam negeri, PT. Totalindo juga sudah dipercaya membangun gedung pencakar langit di Abudhabi, Uni Emirat Arab.
Perusahaan yang dinahkodai putra asal Lintong Ni Huta Humbang Hasundutan ini memiliki sekitar 10000 karyawan. Tak hanya karyawan lokal, PT. Totalindo juga mempekerjakan beberapa orang tenaga ahli asing seperti dari Jepang, Korea dan Amerika.
Saat ini nilai kapitalisasi pasar Totalindo mencapai Rp 25 triliun.