26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Kongres Jadi Momentum bagi PDIP Ingatkan Jokowi Sebagai Petugas Partai

Foto: Ricardo/JPNN Ketua Umum DPP PDIP, Megawati Soekarnoputri dan Presiden terpilih Joko Widodo di Jakarta Selatan, Jumat (29/8/2014).
Foto: Ricardo/JPNN

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Ketua Pusat Studi Politik dan Keamanan (PSPK) Universitas Padjadjaran, Bandung, Muradi, menyatakan Kongres IV PDI Perjuangan pada 9-12 April 2015 di Bali merupakan momentum yang tepat bagi PDI Perjuangan dan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk memperbaiki hubungan.

“Karakteristik pemerintahan yang berdaulat dalam bidang politik, berdikari dakam bidang ekonomi dan berkebudayaan Indonesia tidak lagi menjadi roh dari pemerintahan Jokowi-JK. Bahkan publik juga merasa bahwa sejumlah janji yang diucapkan presiden saat kampanye juga tidak kelihatan terealisasi sepanjang enam bulan ini,” kata Muradi dalam keterangan persnya, Rabu (8/4).

Menurutnya, kegundahan publik itu harus dipahami dan direspon oleh PDIP sebagai partai pemerintah untuk sesegera mungkin mengingatkan Jokowi yang merupakan kader dan petugas partai untuk kembali ke cita-cita Trisakti dan Nawacita. Sebab, hal itu sesungguhnya yang membuat publik memilih PDIP maupun pasangan Jokowi-JK pada Pemilu 2014 lalu.

“Sehingga adalah menjadi kewajiban bagi PDI Perjuangan untuk menegaskan bahwa Trisakti dan Nawacita dipraktikkan dalam pemerintahan Jokowi. Karenanya Trisakti dan Nawacita harus menjadi agenda prioritas dalam Kongres IV PDI Perjuangan mendatang untuk dibahas,” ulasnya.

Muradi menambahkan, ada tiga penegasan mengapa Trisakti dan Nawacita harus dijadikan agenda prioritas. Pertama, Penegasan Trisakti dan Nawacita untuk implementatif pada pemerintahan Jokowi akan memberikan efek positif bagi partai.

“Salah satunya adalah warna dan karaktrtistik kepemerintahan Jokowi akan seirama dengan ideologi PDI Perjuangan. Dan publik merasakan perbedaan dengan pemerintahan sebelumnya pada program dan kebijakan yang dibuat,” katanya.

Kedua, PDI Perjuangan juga akan merasa menjadi bagian yang terintegrasi dengan pemerintahan Jokowi karena program dan kebijakan yang dibuat mencerminkan ideologi dari partai kepala banteng moncong putih itu. “Ada perasaan bertanggung jawab atas semua kebijakan dan program yang dibuat oleh Jokowi. Sehingga secara prinsip partai ikut terlibat dinamika yang ada, baik dalam pemerintahan maupun di parlemen,” sambungnya.

Yang ketiga, aplikasi Trisakti dan Nawacita dalam pemerintahan Jokowi adalah bagian dari pembangunan pondasi bagi upaya mewujudkan kehadiran negara dalam melindungi dan memastikan kesejahteraan rakyat sebagai muara dari setiap kebijakan dan program yang dibuat pemerintahan Jokowi. “Pada konteks ini PDI Perjuangan memiliki tanggung jawab untuk memastikan agar setiap janji dan program yang dibuat harus sepenuhnya untuk kepentingan dan kesejahteraan rakyat,” tuturnya.

Muradi juga menegaskan, menjadi kewajiban bagi PDI Perjuangan untuk memastikan dan menegaskan dalam kongresnya agar Trisakti dan Nawacita dapat terimplementasikan dalam setiap program dan kebijakan yang dibuat oleh Jokowi sebagai kader dan petugas partai. “Tidak lagi sekedar jargon dan mantra politik tanpa makna, yang mana dipraktikkan selama setengah tahun pemerintahan Jokowi berjalan,” pungkasnya.(ray/jpnn)

Foto: Ricardo/JPNN Ketua Umum DPP PDIP, Megawati Soekarnoputri dan Presiden terpilih Joko Widodo di Jakarta Selatan, Jumat (29/8/2014).
Foto: Ricardo/JPNN

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Ketua Pusat Studi Politik dan Keamanan (PSPK) Universitas Padjadjaran, Bandung, Muradi, menyatakan Kongres IV PDI Perjuangan pada 9-12 April 2015 di Bali merupakan momentum yang tepat bagi PDI Perjuangan dan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk memperbaiki hubungan.

“Karakteristik pemerintahan yang berdaulat dalam bidang politik, berdikari dakam bidang ekonomi dan berkebudayaan Indonesia tidak lagi menjadi roh dari pemerintahan Jokowi-JK. Bahkan publik juga merasa bahwa sejumlah janji yang diucapkan presiden saat kampanye juga tidak kelihatan terealisasi sepanjang enam bulan ini,” kata Muradi dalam keterangan persnya, Rabu (8/4).

Menurutnya, kegundahan publik itu harus dipahami dan direspon oleh PDIP sebagai partai pemerintah untuk sesegera mungkin mengingatkan Jokowi yang merupakan kader dan petugas partai untuk kembali ke cita-cita Trisakti dan Nawacita. Sebab, hal itu sesungguhnya yang membuat publik memilih PDIP maupun pasangan Jokowi-JK pada Pemilu 2014 lalu.

“Sehingga adalah menjadi kewajiban bagi PDI Perjuangan untuk menegaskan bahwa Trisakti dan Nawacita dipraktikkan dalam pemerintahan Jokowi. Karenanya Trisakti dan Nawacita harus menjadi agenda prioritas dalam Kongres IV PDI Perjuangan mendatang untuk dibahas,” ulasnya.

Muradi menambahkan, ada tiga penegasan mengapa Trisakti dan Nawacita harus dijadikan agenda prioritas. Pertama, Penegasan Trisakti dan Nawacita untuk implementatif pada pemerintahan Jokowi akan memberikan efek positif bagi partai.

“Salah satunya adalah warna dan karaktrtistik kepemerintahan Jokowi akan seirama dengan ideologi PDI Perjuangan. Dan publik merasakan perbedaan dengan pemerintahan sebelumnya pada program dan kebijakan yang dibuat,” katanya.

Kedua, PDI Perjuangan juga akan merasa menjadi bagian yang terintegrasi dengan pemerintahan Jokowi karena program dan kebijakan yang dibuat mencerminkan ideologi dari partai kepala banteng moncong putih itu. “Ada perasaan bertanggung jawab atas semua kebijakan dan program yang dibuat oleh Jokowi. Sehingga secara prinsip partai ikut terlibat dinamika yang ada, baik dalam pemerintahan maupun di parlemen,” sambungnya.

Yang ketiga, aplikasi Trisakti dan Nawacita dalam pemerintahan Jokowi adalah bagian dari pembangunan pondasi bagi upaya mewujudkan kehadiran negara dalam melindungi dan memastikan kesejahteraan rakyat sebagai muara dari setiap kebijakan dan program yang dibuat pemerintahan Jokowi. “Pada konteks ini PDI Perjuangan memiliki tanggung jawab untuk memastikan agar setiap janji dan program yang dibuat harus sepenuhnya untuk kepentingan dan kesejahteraan rakyat,” tuturnya.

Muradi juga menegaskan, menjadi kewajiban bagi PDI Perjuangan untuk memastikan dan menegaskan dalam kongresnya agar Trisakti dan Nawacita dapat terimplementasikan dalam setiap program dan kebijakan yang dibuat oleh Jokowi sebagai kader dan petugas partai. “Tidak lagi sekedar jargon dan mantra politik tanpa makna, yang mana dipraktikkan selama setengah tahun pemerintahan Jokowi berjalan,” pungkasnya.(ray/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/