MEDAN, SUMUTPOS.CO – Satu jamaah haji asal Kabupaten Serdangbedagai (Sergai), Sumatera Utara, atas nama Anisah Komis Purba (64) wafat di Tanah Suci. Jamaah yang tergabung dalam Kloter 02 Embarkasi Medan tersebut wafat karena sakit yang dideritanya.
Humas Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara (Kemenag Sumut) M Yunus yang dikonfirmasi membenarkan hal tersebut. “Benar, yang bersangkutan sempat tiga hari dirawat di ICU RS Arab Saudi dikarenakan kelelahan dan terkena serangan stroke,” ungkapnya kepada Sumut Pos, Kamis (7/7). Sementara, disinggung berapa jamaah asal Embarkasi Medan yang mengalami sakit di Tanah Suci, hingga hari ini, menurutnya belum ada.
Terpisah, Plh Kapala Biro Humas, Data dan Informasi Kementerian Agama RI Wawan Djunaedi mengatakan, jamaah haji asal Indonesia yang wafat di tanah suci bertambah 2 orang. “Atas nama Anisah Komis Purba, usia 64 tahun Kloter MES02 asal Embarkasi Medan dan Atang Sunardi Idi, usia 62 tahun Kloter JKS23 asal Embarkasi Saudi Airlines,” ungkapnya sebagaimana dikutip dari Kanal YouTube Kementerian Agama.
Hingga kini, lanjutnya, total jamaah haji Indonesia yang wafat di tanah suci berjumlah 24 orang. Sementara sambungnya, jamaah sakit tercatat sebanyak 157 orang. “139 jamaah di rawat di klinik kesehatan haji Indonesia dan 18 jamaah di rawat di rumah sakit Arab Saudi,” pungkasnya.
Petugas Totalitas Layani Jamaah
Sementara, menjelang puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah dan Mina, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas meminta para petugas yang tergabung dalam Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi untuk totalitas melayani jamaah. “Tolong jamaah haji di Tanah Suci ini anggaplah sebagai ibu kita, bapak kita, saudara kita, adik kita, kakak kita sehingga secara total bisa memberikan pelayanan dengan baik,” kata Yaqut, Kamis (7/7).
Menag berharap petugas haji dapat berempati kepada para jemaah yang telah menantikan momentum sakral ini. “Jamaah haji ini sudah menunggu sangat lama hingga puluhan tahun. Tolong berikan pelayanan terbaik,” imbuhnya.
Yaqut juga mengapresiasi pelayanan yang telah diberikan petugas sejak dimulainya operasional haji hingga saat ini. Menurutnya, para petugas telah bekerja dengan baik. “Jika mampu saya ingin berganti tempat (dengan para petugas). Saya serius. Karena petugas itu pahalanya tidak terbalas dengan apa yang saya lakukan hari ini,” jelasnya.
Ia berharap, semangat melayani ini terus ada sepanjang rangkaian Armuzna hingga selesai operasional haji. “Petugas haji harus tetap semangat karena dalam proses Armuzna membutuhkan tenaga yang ekstra dalam melayani jemaah haji lusa nanti,” tandasnya.
Sementara, sejak transportasi bus salawat distop sementara pada 4 Juli 2022, aktivitas calon jamaah haji (CJH) Indonesia lebih banyak dihabiskan di pemondokan atau hotel. Mereka menyiapkan kondisi agar fit menghadapi puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifa, dan Mina (Armuzna). Di Hotel Arkan Bakkah 1 yang terletak di Mahbas Jin, Makkah, misalnya. Di hotel yang ditempati 5.422 jamaah itu, musala selalu penuh. Kapasitas musala mencapai 1.500 orang. Jamaah memilih beribadah di musala hotel. Juga, mengikuti kajian-kajian bimbingan teknis untuk kegiatan ibadah di Armuzna.
Selain di musala, sebagian jemaah yang lain beribadah di Masjid Darwis Al Fahru. Jaraknya sekitar 300 meter dari Hotel Arkan Bakkah 1. Masjid berlantai tiga itu mampu menampung ribuah jemaah. Bahkan, pada Rabu (6/7) malam, saat salat Isya jemaah meluber hingga ke halaman.
Persiapan lain yang dilakukan jemaah adalah melakukan check-up kesehatan yang difasilitasi emergency medical team (EMT) di Hotel Arkan Bakkah 1. Tim medis akan mengidentifikasi kondisi kesehatan jamaah, terutama bagi mereka yang memiliki keluhan sakit.
Mashuri Masyhuda, petugas PPIH di sektor 1 Makkah, menuturkan, jamaah juga mempersiapkan ibadah wukuf di Arafah dengan mencuci pakaian ihram. Sebelumnya, kain ihram itu sudah dipakai beberapa kali untuk umrah wajib dan umrah sunnah. “Jemaah ingin menggunakan pakaian yang bersih dan suci selama wukuf di Arafah,” kata dia.
Apalagi, wukuf pada haji kali ini terbilang istimewa karena jatuh pada hari Jumat atau dikenal dengan haji akbar. “Momentum haji akbar, yakni wukuf di hari Jumat, merupakan momentum yang dirindukan semua jemaah haji karena sangat jarang terjadi,” imbuh Mashuri.
Kamis (7/7) pagi, para jamaah secara bertahap diberangkatkan menuju ke Arafah untuk melaksanakan wukuf. Kemudian, melanjutkan ke Muzdalifah dan Mina. Seluruh layanan mulai tenda bagi jemaah beserta sarana pendukungnya seperti AC hingga toilet sudah disiapkan.Termasuk juga untuk layanan kesehatan dan konsumsi. (man/jpc)