25 C
Medan
Saturday, June 29, 2024

Nomine Anugerah Sagang 2014 Diumumkan

Foto: Teguh Prihatna/Riaupos Anugerah Sagang 2013.
Foto: Teguh Prihatna/Riaupos
Anugerah Sagang 2013.

PEKANBARU, SUMUTPOS.CO – Setelah melalui rangkaian rapat seleksi dan penilaian, tim penilai akhirnya menetapkan nomine penerima Anugerah Sagang 2014. Ada sebanyak 41 nomine untuk tujuh kategori sebagai calon penerima penghargaan bergengsi di bidang seni budaya tajaan Riau Pos dan Yayasan Sagang ini..

Untuk kategori Seniman/Budayawan Pilihan Sagang, tim penilai menjaring puluhan nama, yang disaring menjadi 10 nomine untuk mereka yang dianggap memiliki karya berpengaruh serta berdedikasi dan tunak sebagai seniman/budayawan. Ke-10 nomine untuk kategori ini adalah Gde Agung Lontar, Fedli Azis, Hang Kafrawi, Hary B Kori’un, Dr Junaidi, Kunni Masrohanti, Salimi, Musa Ismail, Zulfandri Zainal, dan Junaidi Syam.

Pada kategori Seniman Serantau Pilihan Sagang, tim penilai memilih lima nama yang berdomisili di luar Riau namun sejak lama memiliki karya dan perhatian yang berhubungan dengan seni budaya Melayu, terutama Melayu Riau. Lima nama yang dinominasikan adalah Prof Zainal Borhan (Malaysia), Aswandi Syahri (Kepulauan Riau), Mukjizah (Jakarta), Yayasan Panggung Melayu (Jakarta), dan Will Derks (Belanda).

Kategori Buku Pilihan Sagang, tim penilai juga memutuskan lima calon penerima. Mereka yang masuk kategori ini diutamakan penulis yang berdomisili di Riau dan karyanya berupa buku sastra maupun buku seni-budaya Melayu, terutama Melayu Riau. Lima nominenya adalah buku berjudul Lelaki Pemanggul Gurindam (Bambang Kariyawan, 2013), Luka Tanah (Hary B Kori’un, 2013), Metropolis: Dari Payung Sekaki ke Bangsawan Malik (Gde Agung Lontar, 2014), Tangisan Tanah Ulayat (Ahmad Ijazi H, 2014), dan Timang-Timang Nak Ditimang Sayang (Jefry Al Malay, 2014).

Untuk kategori Institusi/Lembaga Seni Budaya Pilihan Sagang, tim penilai memilih lima nomine yang berada di Riau, bergerak di bidang seni budaya Melayu terutama Riau, yang karya pengabdiannya dinilai memperkaya kehidupan kesenian/kebudayaan Melayu. Kelimanya adalah: Keletah Budak (Teater), Sanggar Bathin Galang (Sanggar Seni, Meranti), Rumah Sunting (Teater), Riau Rhytm Chamber (Musik), dan Matan (Teater).

Pada kategori Karya Non-buku Pilihan Sagang, tim penilai menyeleksi karya seniman/budayawan yang ada di Riau, di mana karyanya berhubungan dengan seni-budaya Melayu khususnya Melayu Riau, baik itu karya musik, teater, koreografi, seni rupa dan sebagainya. Lima nominenya adalah: Jejak Suara Suvarnadvipa (Video Musik, Tito Aldila, Mbay), Motif Batik Suku Laut Duanu (Seni Rupa, Haryono), Serikat Kaca Mata Hitam (Pementasan Teater, Matan), Seulas Nangka (Pementasan Teater, GP Ade Dharmawi), dan Tamis Kak Mi (VCD Lagu Suku Laut Duanu, Haryono).

Sementara kategori keenam, Karya Penelitian Budaya Pilihan Sagang, yang merupakan hasil penelitian berkaitan dengan seni-budaya Melayu, terutama Melayu Riau dan sudah dipublikasikan. Nominenya adalah: Duanu Menongkah Resah (Agus Sri Danardhana, Dessy Wahyuni dkk), Makna Tradisi Bakar Tongkang Masyarakat Tionghoa Bagansiapi-api (Suatu Penelitian Budaya Adaptif Menjadi Pola Akulturatif Terhadap Budaya Pesisir) (Nyoto), Sejarah Perkembangan Kesusastraan Melayu Serta Kedudukannya dalam Tamadun Islam (Sebuah Tinjauan Semangat Kemelayuan) (Parlindungan), Tiga Lorong, Teguh Berdiri di Tengah Persimpangan Riuh Ramai (Junaidi Syam dkk), dan Orang Melayu dalam Kancah Globalisasi (Prof Isjoni).

Kategori ketujuh, Karya Jurnalistik Budaya Pilihan Sagang, yang merupakan karya jurnalistik wartawan aktif, berupa laporan jurnalistik (feature) tentang budaya Melayu dan sudah dipublikasikan. Nominenya adalah: Tari Inai Palika (Majalah ‘Outsiders,’ 2014), Mak Yong, Seni Teater Rakyat yang Membingkai Melayu (Kris R Mada, Kompas, 22 Maret 2014), Kearifan Lokal Menjaga Rimbo Larangan ”Martir dari Kuantan” (Desriandi Candra, Riau Pos , 28 April 2014), Songket Melayu Kampung Transmigrasi (Majalah Forum Keadilan, 25 Agustus 2014), Melayu Tua yang Menunggu Punah (M. Amin, Majalah Riaupos.co), dan Raja Ali Haji: Peletak Dasar Tata Bahasa Melayu (Fenny Ambaratih, Majalah Batampos.co, Oktober 2013)

Foto: Teguh Prihatna/Riaupos Anugerah Sagang 2013.
Foto: Teguh Prihatna/Riaupos
Anugerah Sagang 2013.

PEKANBARU, SUMUTPOS.CO – Setelah melalui rangkaian rapat seleksi dan penilaian, tim penilai akhirnya menetapkan nomine penerima Anugerah Sagang 2014. Ada sebanyak 41 nomine untuk tujuh kategori sebagai calon penerima penghargaan bergengsi di bidang seni budaya tajaan Riau Pos dan Yayasan Sagang ini..

Untuk kategori Seniman/Budayawan Pilihan Sagang, tim penilai menjaring puluhan nama, yang disaring menjadi 10 nomine untuk mereka yang dianggap memiliki karya berpengaruh serta berdedikasi dan tunak sebagai seniman/budayawan. Ke-10 nomine untuk kategori ini adalah Gde Agung Lontar, Fedli Azis, Hang Kafrawi, Hary B Kori’un, Dr Junaidi, Kunni Masrohanti, Salimi, Musa Ismail, Zulfandri Zainal, dan Junaidi Syam.

Pada kategori Seniman Serantau Pilihan Sagang, tim penilai memilih lima nama yang berdomisili di luar Riau namun sejak lama memiliki karya dan perhatian yang berhubungan dengan seni budaya Melayu, terutama Melayu Riau. Lima nama yang dinominasikan adalah Prof Zainal Borhan (Malaysia), Aswandi Syahri (Kepulauan Riau), Mukjizah (Jakarta), Yayasan Panggung Melayu (Jakarta), dan Will Derks (Belanda).

Kategori Buku Pilihan Sagang, tim penilai juga memutuskan lima calon penerima. Mereka yang masuk kategori ini diutamakan penulis yang berdomisili di Riau dan karyanya berupa buku sastra maupun buku seni-budaya Melayu, terutama Melayu Riau. Lima nominenya adalah buku berjudul Lelaki Pemanggul Gurindam (Bambang Kariyawan, 2013), Luka Tanah (Hary B Kori’un, 2013), Metropolis: Dari Payung Sekaki ke Bangsawan Malik (Gde Agung Lontar, 2014), Tangisan Tanah Ulayat (Ahmad Ijazi H, 2014), dan Timang-Timang Nak Ditimang Sayang (Jefry Al Malay, 2014).

Untuk kategori Institusi/Lembaga Seni Budaya Pilihan Sagang, tim penilai memilih lima nomine yang berada di Riau, bergerak di bidang seni budaya Melayu terutama Riau, yang karya pengabdiannya dinilai memperkaya kehidupan kesenian/kebudayaan Melayu. Kelimanya adalah: Keletah Budak (Teater), Sanggar Bathin Galang (Sanggar Seni, Meranti), Rumah Sunting (Teater), Riau Rhytm Chamber (Musik), dan Matan (Teater).

Pada kategori Karya Non-buku Pilihan Sagang, tim penilai menyeleksi karya seniman/budayawan yang ada di Riau, di mana karyanya berhubungan dengan seni-budaya Melayu khususnya Melayu Riau, baik itu karya musik, teater, koreografi, seni rupa dan sebagainya. Lima nominenya adalah: Jejak Suara Suvarnadvipa (Video Musik, Tito Aldila, Mbay), Motif Batik Suku Laut Duanu (Seni Rupa, Haryono), Serikat Kaca Mata Hitam (Pementasan Teater, Matan), Seulas Nangka (Pementasan Teater, GP Ade Dharmawi), dan Tamis Kak Mi (VCD Lagu Suku Laut Duanu, Haryono).

Sementara kategori keenam, Karya Penelitian Budaya Pilihan Sagang, yang merupakan hasil penelitian berkaitan dengan seni-budaya Melayu, terutama Melayu Riau dan sudah dipublikasikan. Nominenya adalah: Duanu Menongkah Resah (Agus Sri Danardhana, Dessy Wahyuni dkk), Makna Tradisi Bakar Tongkang Masyarakat Tionghoa Bagansiapi-api (Suatu Penelitian Budaya Adaptif Menjadi Pola Akulturatif Terhadap Budaya Pesisir) (Nyoto), Sejarah Perkembangan Kesusastraan Melayu Serta Kedudukannya dalam Tamadun Islam (Sebuah Tinjauan Semangat Kemelayuan) (Parlindungan), Tiga Lorong, Teguh Berdiri di Tengah Persimpangan Riuh Ramai (Junaidi Syam dkk), dan Orang Melayu dalam Kancah Globalisasi (Prof Isjoni).

Kategori ketujuh, Karya Jurnalistik Budaya Pilihan Sagang, yang merupakan karya jurnalistik wartawan aktif, berupa laporan jurnalistik (feature) tentang budaya Melayu dan sudah dipublikasikan. Nominenya adalah: Tari Inai Palika (Majalah ‘Outsiders,’ 2014), Mak Yong, Seni Teater Rakyat yang Membingkai Melayu (Kris R Mada, Kompas, 22 Maret 2014), Kearifan Lokal Menjaga Rimbo Larangan ”Martir dari Kuantan” (Desriandi Candra, Riau Pos , 28 April 2014), Songket Melayu Kampung Transmigrasi (Majalah Forum Keadilan, 25 Agustus 2014), Melayu Tua yang Menunggu Punah (M. Amin, Majalah Riaupos.co), dan Raja Ali Haji: Peletak Dasar Tata Bahasa Melayu (Fenny Ambaratih, Majalah Batampos.co, Oktober 2013)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/