Pemulihan Butuh Dua Tahun
Butuh dua tahun untuk memulihkan kerusakan pascagempa yang disertai tsunami. Tak terkecuali di sejumlah wilayah seperti Kota Palu dan Kabupaten Donggala.
Pemulihan dilakukan secara bertahap yakni masa tanggap darurat dilanjutkan tahapan rehabilitasi dan rekonstruksi.
Demikian disampaikan Wakil Presiden Jusuf Kalla saat meninjau progres penanganan tanggap darurat di Kota Palu, Jumat 5 Oktober 2018.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, pemulihan tersebut termasuk fasilitas publik seperti rumah sakit, puskesmas, sekolah dan masjid.
Untuk ribuan rumah yang hancur akibat likuifaksi yang terjadi di Balaroa dan Petobo akan dilakukan relokasi. Saat ini sudah ada beberapa lokasi tanah milik Pemerintah yang bisa menjadi tempat relokasi penduduk.
Namun Menteri Basuki lokasi tersebut masih akan didiskusikan dengan BMKG, Badan Geologi dan para pakar lainnya mengenai sisi keamanan dari kemungkinan terjadinya gempa di masa depan.
“Relokasi perlu dilakukan perencanaan dan persiapan yang matang. Oleh karenanya Pemerintah akan membangun hunian sementara (Huntara) yang ditargetkan rampung dalam 2 bulan. Makin cepat Huntara selesai, makin cepat penduduk bisa pindah dari tenda,” kata Menteri Basuki seperti dilansir RMOL (JawaPos Grup), Minggu (7/10).
Pemerintah sendiri telah menetapkan waktu evakuasi korban gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah, berakhir pada 11 Oktober 2018. Setelah tanggal tersebut, kegiatan pencarian korban akan mulai dikurangi. “Diharapkan tidak ada daerah terisolir, tidak ada kekurangan bantuan dan daya dukung masyarakat normal,” ujar Sutopo.
Namun, masa tanggap darurat bisa saja diperpanjang. Pada 10 Oktober 2018, akan digelar rapat koordinasi di posko penanggulangan bencana.