30 C
Medan
Saturday, June 29, 2024

Mafia Italia Tertangkap di Bali

DENPASAR-Tim gabungan Mabes Polri, Ditreskrimum Polda Bali, dan Interpol memperoleh tangkapan besar. Dia adalah Antonio Messicative Vitale. Pria 40 tahun itu adalah pentolan jaringan mafia Italia yang menjadi buronan Interpol dalam kasus penganiayaan berat. Antonio diringkus di sebuah vila kawasan Jalan Basangkasa, Legian, Kuta, Bali, kemarin dini hari.

Operasi penangkapan Antonio adalah respons dari surat Interpol yang diterima Polda Bali 4 Desember lalu. Dalam surat itu dinyatakan bahwa tersangka yang berasal dari Palermo tersebut terlibat dalam konspirasi mafia hingga mengakibatkan seorang korban tewas. Selain kasus penganiayaan berat, Antonio juga terlibat dalam kejahatan konspirasi mafia, perdagangan senjata, dan human trafficking.

“Dia ditangkap sekitar pukul 02.00 di Vila Puri Kecil-Kecil, Kuta. Itu vila yang sebagian besar penghuni sekaligus owner-nya adalah orang Italia,” terang AKBP Sri Harmiti, Kasubbid Penmas Polda Bali.
Untuk sementara Antonio dititipkan di tahanan Polda Bali sembari menunggu proses pemulangan ke negaranya. “Dari keterangan kepolisian Italia, dia (Antonio) dijerat melakukan tindak kejahatan penganiayaan berat yang menyebabkan orang tewas dengan ancaman hukuman selama 24 tahun penjara,” jelas Kanit Jatanras Ditreskrimum Polda Bali Kompol Pande Putu Sugiarta.

Kolonel Andrea Vitalone, director special agent dari Interpol, menambahkan, Antonio diyakini merupakan bagian dari sebuah kelompok mafia atau gangster di Sisilia Italia bernama Cosa Nostra. Kelompok ini cukup dikenal di negeri Piza karena sering melakukan beragam aksi kriminal. Di antaranya pemerasan, narkotika, perdagangan manusia, dan perdagangan senjata.

Nah, Antonio terlibat dalam kasus pemerasan yang berujung pada kematian seorang korban pada 2011. Namun, dia enggan melaporkan secara detil kasus tersebut. “Kelompok itu merupakan mafia pemerasan, narkotika, kejahahatan perdagangan manusia,dan senjata. Kami berterima kasih dengan profesionalitas aparat Kepolisian Indonesia dan otoritas di sini,” ujar Andrea.

Interpol Mabes Polri Iptu Yudhi Y Saroja mengatakan, keberadaan Antonio diketahui karena polisi Italia telah menggunakan teknologi informasi dengan melacak nomor internet protocol dari laptop tersangka saat melakukan komunikasi melalui internet dengan ibunya di Palermo.

“Selama ini Kepolisian Italia melakukan penyadapan terhadap laptop tersangka. Setelah diketahui polisi, mereka kemudian berkoordinasi dengan kami dan Polda Bali,” katanya. (pra/yes/ca/jpnn)

DENPASAR-Tim gabungan Mabes Polri, Ditreskrimum Polda Bali, dan Interpol memperoleh tangkapan besar. Dia adalah Antonio Messicative Vitale. Pria 40 tahun itu adalah pentolan jaringan mafia Italia yang menjadi buronan Interpol dalam kasus penganiayaan berat. Antonio diringkus di sebuah vila kawasan Jalan Basangkasa, Legian, Kuta, Bali, kemarin dini hari.

Operasi penangkapan Antonio adalah respons dari surat Interpol yang diterima Polda Bali 4 Desember lalu. Dalam surat itu dinyatakan bahwa tersangka yang berasal dari Palermo tersebut terlibat dalam konspirasi mafia hingga mengakibatkan seorang korban tewas. Selain kasus penganiayaan berat, Antonio juga terlibat dalam kejahatan konspirasi mafia, perdagangan senjata, dan human trafficking.

“Dia ditangkap sekitar pukul 02.00 di Vila Puri Kecil-Kecil, Kuta. Itu vila yang sebagian besar penghuni sekaligus owner-nya adalah orang Italia,” terang AKBP Sri Harmiti, Kasubbid Penmas Polda Bali.
Untuk sementara Antonio dititipkan di tahanan Polda Bali sembari menunggu proses pemulangan ke negaranya. “Dari keterangan kepolisian Italia, dia (Antonio) dijerat melakukan tindak kejahatan penganiayaan berat yang menyebabkan orang tewas dengan ancaman hukuman selama 24 tahun penjara,” jelas Kanit Jatanras Ditreskrimum Polda Bali Kompol Pande Putu Sugiarta.

Kolonel Andrea Vitalone, director special agent dari Interpol, menambahkan, Antonio diyakini merupakan bagian dari sebuah kelompok mafia atau gangster di Sisilia Italia bernama Cosa Nostra. Kelompok ini cukup dikenal di negeri Piza karena sering melakukan beragam aksi kriminal. Di antaranya pemerasan, narkotika, perdagangan manusia, dan perdagangan senjata.

Nah, Antonio terlibat dalam kasus pemerasan yang berujung pada kematian seorang korban pada 2011. Namun, dia enggan melaporkan secara detil kasus tersebut. “Kelompok itu merupakan mafia pemerasan, narkotika, kejahahatan perdagangan manusia,dan senjata. Kami berterima kasih dengan profesionalitas aparat Kepolisian Indonesia dan otoritas di sini,” ujar Andrea.

Interpol Mabes Polri Iptu Yudhi Y Saroja mengatakan, keberadaan Antonio diketahui karena polisi Italia telah menggunakan teknologi informasi dengan melacak nomor internet protocol dari laptop tersangka saat melakukan komunikasi melalui internet dengan ibunya di Palermo.

“Selama ini Kepolisian Italia melakukan penyadapan terhadap laptop tersangka. Setelah diketahui polisi, mereka kemudian berkoordinasi dengan kami dan Polda Bali,” katanya. (pra/yes/ca/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/