26.2 C
Medan
Friday, September 27, 2024

Anas Diyakini tak Melawan

Sekretaris Jenderal Perhimpunan Nasional Aktivis’98 (Sekjen PENA 98), Adian Napitupulu, menilai Anas Urbaningrum tidak akan melawan meski telah dicopot dari kursi Ketua Umum Partai Demokrat (PD) oleh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) selaku Ketua Dewan Pembina PD. Alasannya, dari sejarah perjalanan politik sejak zaman Orde Baru, Anas tidak punya catatan yang memerlihatkannya  melawan kekuasaan.

“Dengan atau tanpa Kongres Luar  Biasa (KLB), Anas bisa dipastikan tidak akan berbuat apa-apa kecuali menulis di sosial media. Atau paling maksimal juga hanya melalui jalur hukum. Apalagi kalau Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjadikannya tersangka,” ujarnya dalam rilis yang diterima, Jumat (8/2) malam.

Fakta lain, kata Adian, Anas hanyalah seorang aktivis yang dibesarkan dari jalur aman dan mapan. “Jadi bukan dari jalanan. Makanya sangat tidak mungkin ia melakukan seperti yang pernah dilakukan Megawati seperti pada tahun 1996 lalu. Waktu itu Megawati sampai menggelar mimbar bebas berhari-hari di Jalan Diponegoro Nomor 58, Jakarta, untuk menolak intervensi Soeharto ke dalam partai,” ulasnya.

Selain itu, Anas juga bukan seorang korban politik negara seperti halnya Megawati. Sebab bekas Ketua Umum PB HMI itu lebih merupakan pelaku politik yang kalah dalam pertarungan.  “Tipikal Anas adalah peloby politik yang lebih mengedepankan kasak-kusuk dan menghindari tarung terbuka dan keras,” ucap Adian.

Makanya kalau pun sampai diberhentikan, Adian menilai Dewan Pimpinan Daerah (DPD) dan Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrat yang tidak setuju akan sangat mudah dibungkam. “Karena Partai Demokrat adalah partai instan yang tidak melakukan kaderisasi ideologis. Tapi merekrut kader berdasarkan kesamaan kepentingan pragmatis belaka,” ujarnya.(gir/jpnn)

Sekretaris Jenderal Perhimpunan Nasional Aktivis’98 (Sekjen PENA 98), Adian Napitupulu, menilai Anas Urbaningrum tidak akan melawan meski telah dicopot dari kursi Ketua Umum Partai Demokrat (PD) oleh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) selaku Ketua Dewan Pembina PD. Alasannya, dari sejarah perjalanan politik sejak zaman Orde Baru, Anas tidak punya catatan yang memerlihatkannya  melawan kekuasaan.

“Dengan atau tanpa Kongres Luar  Biasa (KLB), Anas bisa dipastikan tidak akan berbuat apa-apa kecuali menulis di sosial media. Atau paling maksimal juga hanya melalui jalur hukum. Apalagi kalau Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjadikannya tersangka,” ujarnya dalam rilis yang diterima, Jumat (8/2) malam.

Fakta lain, kata Adian, Anas hanyalah seorang aktivis yang dibesarkan dari jalur aman dan mapan. “Jadi bukan dari jalanan. Makanya sangat tidak mungkin ia melakukan seperti yang pernah dilakukan Megawati seperti pada tahun 1996 lalu. Waktu itu Megawati sampai menggelar mimbar bebas berhari-hari di Jalan Diponegoro Nomor 58, Jakarta, untuk menolak intervensi Soeharto ke dalam partai,” ulasnya.

Selain itu, Anas juga bukan seorang korban politik negara seperti halnya Megawati. Sebab bekas Ketua Umum PB HMI itu lebih merupakan pelaku politik yang kalah dalam pertarungan.  “Tipikal Anas adalah peloby politik yang lebih mengedepankan kasak-kusuk dan menghindari tarung terbuka dan keras,” ucap Adian.

Makanya kalau pun sampai diberhentikan, Adian menilai Dewan Pimpinan Daerah (DPD) dan Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrat yang tidak setuju akan sangat mudah dibungkam. “Karena Partai Demokrat adalah partai instan yang tidak melakukan kaderisasi ideologis. Tapi merekrut kader berdasarkan kesamaan kepentingan pragmatis belaka,” ujarnya.(gir/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/