Arifinto: Saya Jenuh, Saya Minta Maaf
JAKARTA- Lagi-lagi kelakuan tak senonoh anggota DPR RI terungkap. Kali ini dilakukan oknum wakil rakyat yang terhormat dari Fraksi Partai Keadilan Sosial (PKS) bernama Arifinto.
Oknum tersebut tertangkap kamera wartawan tengah menikmati gambar porno dari komputer tabletnya di tengah-tengah berlangsungnya Rapat Paripurna Penutupan Masa Sidang III di Gedung DPR, pukul 11.00 WIB, Jumat (8/4).
Pewarta foto Media Indonesia, Mohamad Irfan memergoki aktivitas anggota dewan “yang terhormat” ini dengan kameranya. Aktivitas tersebut dilakukan saat Ketua DPR Marzuki Alie tengah membacakan hasil sementara sidang paripurna. Agenda sidang yakni tentang pengesahan Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) dan pidato penutupan masa sidang III tahun sidang 2010-2011.
Foto ini dilansir pertama kali oleh mediaindonesia.com, Jumat (8/4). Sang fotografer menjepret momen ini saat sidang paripurna berlangsung dari balkon wartawan. Terlihat dari foto, Arifinto menonton berbagai adegan video porno dari kursi empuknya.
—
Arifinto mungkin sedang sial kemarin. Dia lantas mengklarifikasi berita miring yang beredar di masyarakat. Video porno itu katanya didapat dari link porno yang dikirimkan via email. Link itu langsung ditutup saat adegan panas itu muncul di tablet-nya. “Begitu tahu isinya begituan, langsung saya tutup kok,” kata Arifinto.
Dia membantah menonton konten porno itu dalam waktu lama. Arifinto juga tidak mengetahui siapa pengirim email porno yang kemarin sudah dihapusnya. “Saya tidak tahu pengirimnya. Langsung saya hapus kok,” kilah anggota Komisi V DPR itu.
—
Dalam surat elektronik itu terdapat link yang membuat Arifinto penasaran. Menurutnya, rasa penasaran itu adalah hal biasa, karena surat-surat elektronik yang tidak dikenal juga banyak yang masuk ke alamat email-nya.
Kenapa pengirimnya tidak dikenal tapi surat itu masih dibuka? “Ya itu kan biasa Mas. Banyak sekali email yang masuk,” kata anggota DPR dari daerah pemilihan Jawa Barat VII ini.
Arifinto mengaku membuka e-mail miliknya karena jenuh mengikuti rapat paripurna. Menurutnya, siapa pun akan jenuh jika tidak melakukan aktivitas yang lain.
“Saya menjelaskan bahwa paripurna tadi, apalagi menjelang salat Jumat, kita tahu sidang paripurna ya memang siapa pun jenuh, tanpa aktivitas yang lain,” kata Arifinto dalam konferensi pers di Gedung DPR, Senayan, Jumat petang. Dia didampingi Nasir Djamil, dari PKS.
Arifin mengatakan, ia sudah biasa membuka e-mail saat rapat di DPR. Karena dengan membuka e-mail, bisa membantu pekerjaannya. “Saya rasa, kan saya biasa buka e-mail pada waktu rapat, membantu pekerjaan tidak ada masalah,” katanya.
“Saya titip ke masyarakat, saya minta maaf atas kejadian tersebut. Saya menerima banyak email sampah melalui BB dan Facebook, tapi saya langsung buang email tersebut,” kata Arifinto.
Arifinto juga enggan berspekulasi mengenai kejadian tersebut. “Tadi gambarnya sempat bergerak tapi tak tahu berapa lama karena langsung saya hapus,” tandasnya.
Arifinto menyampaikan rasa terima kasih kepada Irfan, fotografer yang mengambil gambar dirinya ketika melihat video porno. “Terima kasih kepada yang menjepret saya, sehingga saya jadi artis dan ngetop,” kata Arifinto.
—
Tapi dari kacamata fotografer yang menjepret Arifinto, terlihat video tersebut dibuka dari kumpulan dokumen atau folder di dalam tablet. “Saya ada bukti-buktinya di kantor, lengkap, itu bukan dari email,” kata M Irfan,.
Menurut Irfan, saat itu pukul 11.00 WIB di sidang paripurna. Seperti biasa, dia selalu mencari momen menarik dari aktivitas para anggota Dewan yang sedang bersidang.
Kepada JPNN, Irfan mengaku tak sengaja mendapat bidikan yang sangat langka bagi para jurnalis foto itu. Kepada JPNN, Irfan menuturkan, awalnya dirinya membidikkan kamera saat para politisi Fraksi PDIP walkout dari paripurna, sekitar pukul 11.00. Irfan yang berada di tepi balkon ruang paripurna DPR, tak sengaja melihat politisi PKS berinisial Af tengah membuka-buka komputer tablet.
“Saya liat dia buka-buka folder. Ada banyak folder di komputernya,” ujar Irfan.
Saat itu, Irfan mengaku masih melihat dengan mata telanjang saja. Hingga akhirnya thumbnail folder dari komputer tablet Af memunculkan gambar yang membuat Irfan kaget.
Menurut Irfan, Arifinto terlihat tengah menonton film. Aksi itu pun tak lama karena sekitar dua menitan.
“Jaraknya (Irfan dan Arifinto) kan sekitar lima meteran, jadi terlihat jelas. Kok ada banyak folder. Tapi thumbnail-nya ada gambar cewek, ada pantat yang hanya pakai g-string.Karena gambar gerak, saya ambil saja fotonya pakai continues (berantai),” ujar Irfan.
Sang politisi yang berporno ria di paripurna DPR itu pun tak sadar jika dari atas balkon yang hanya berjarak lima meter dari tempatnya duduk, sorotan kamera tengah membidiknya. “Nggak ada (Arifinto) noleh-noleh ke belakang,” ucap Irfan.
—
Kecaman ke Arifinto langsung berdatangan. Baik dari sesama anggota DPR maupun dari masyarakat luas. Bahkan, akun facebook milik Arifinto dalam tempo beberapa jam saja sudah dibanjiri komentar pro dan kontra.
Badan Kehormatan (BK) menilai tindakan anggota DPR asal PKS, Arifinto, yang menonton video porno saat sidang paripurna tidak dapat dibenarkan. Tindakan tegas siap diberikan jika bukti-bukti sudah terkumpul.
“Kita lihat, kalau memang sudah ada, kita akan tindaklanjuti. Kita akan tindak tegas,” kata Wakil Ketua BK DPR, Nudirman Munir.
Menurut Nudirman, tindakan tersebut bisa dikategorikan melanggar norma kepatutan dan kepantasan. Hal itu jelas sudah diatur dalam kode etik anggota DPR yang baru. “Jelas melanggar, ada aturan kita dalam kode etik. Kita akan tindaklanjuti, kalau terbukti akan kita berikan sanksi,” tegasnya.
Apa sanksi terberatnya? “Sanksinya akan diberikan setelah ada pembahasan bersama. Percayalah, akan kita tindaklanjuti,” ungkapnya.
PKS Dilemahkan
Penyebaran foto kader PKS menonton video porno saat rapat paripurna menimbulkan dugaan adanya konspirasi untuk terus menggembosi PKS di percaturan politik.
Tetapi Irfan yang mengambil foto tersebut membantah tentang adanya konspirasi, apa;agi ditunggangi pihak tertentu. Fotografer senior itu memang sudah biasa menangkap momen-momen nyeleneh anggota DPR saat bersidang.
“Aku motret bukan sekali dua kali, saya pernah motret ada yang main Ipad sambil main catur, ada yang lagi angkat tangan. Ada yang motret-motret. Kalau motret sidang terus kan bosan, ini lebih menarik,” ceritanya.
Tudingan agenda terselubung tersebut dianggapnya terlalu mengada-ada. “Nggak lah. Aku dari zaman Nurmahmudi Ismail hingga Hidayat Nurwahid nyoblos PKS. Aku juga tidak tahu itu anggota PKS,” tegasnya saat dihubungi JPNN, tadi malam.
Sebagai fotografer, terangnya, tentu dia mengambil gambar-gambar yang unik, agar foto pada saat sidang Paripurna DPR tidak monoton. Makanya, bukan kali ini saja dia mengambil foto anggota DPR yang ia nilai unik.
“Sebelumnya Rachel Maryam pada waktu Sidang Paripurna juga masih belum lama ini. Dia sedang memotret-motret pake Ipad-nya bersama orang PDIP,” terangnya sambil mengaku juga pernah mengambil foto anggota Fraksi PKB, Lily Wahid, yang berdiri sambil melambaikan tangan pada sidang Paripurna DPR tentang Centurygate.
Pemunculan gambar Arifinto memutar video tak senonoh ini dinilai ada kemiripan dengan penyebaran gambat adegan berbau porno dengan pemeran yang disebut mirip Anis Matta sewaktu muda. Pemeran pria yang disebut mirip politisi senayan dari PKS itu terlihat berpelukan dengan seorang wanita muda berkulit putih. Belakangan isunya menghilang begitu saja.
Kasus lain yang melibatkan unsure pengurus teras di PKS kini tengah bergulir adalah tudingan berbagai kebobrokan di rubuh partaiyang diungkapkan Yusuf Supendi. Salah satu pendiri Partai Keadilan, cikal PKS, itu mengumbar konflik dan dugaan korupsi serta pelanggaran etika elit-elit PKS ke publik.
Tudingan Yusuf Supendi itu ’menyeret’ nama Presiden Partai Keadilan Sejahtera, Luthfi Hasan Ishaaq, serta banyak elit PKS lain. Yusuf sudah melaporkan beberapa elit PKS ke Badan Kehormatan DPR, Komisi Pemberantasan Korupsi, Mabes Polri. Tapi, dan Mahkamah Agung.
Terkait yang satu ini, PKS seolah bergeming melihat tingkah laku mantan petingginya itu. Hanya beberapa elit PKS saja yang bersuara.
“PKS memang tidak perlu mengeluarkan klarifikasi apapun. Buat apa ditanggapi?” kata Ketua Fraksi PKS, Mustafa Kamal, kepada JPNN beberapa waktu lalu.
Menurut Mustafa, semua pernyataan Yusuf bersifat individual dan tidak berkaitan dengan partai. Mustafa juga menegaskan bahwa langkah PKS memecat Yusuf dahulu karena ada persoalan pribadi dan sudah diputuskan melalui mekanisme partai.
“Setiap organisasi ada aturan internal. Yang dilakukan PKS adalah upaya penegakan disiplin,” demikian Mustafa. (bbs/arp/zul/ald/ara/jpnn/saz)