30 C
Medan
Monday, September 23, 2024

Pesawat Ditembaki di Puncak Jaya

Satu Wartawan Tewas, Empat Lainnya Terluka

JAYAPURA- Pesawat Trigana Air jenis Twin Otter DHC 6300 PK-YRF ditembaki kelompok kriminal bersenjata di Bandara Mulia, Puncak Jaya, Papua, Minggu (8/4) sekitar pukul 08.30 WIT. Akibat penembakan ini, seorang wartawan Papua Pos Nabire Leiron Kogoya (35), tewas setelah terkena tembakan di leher sebelah kanan. Kemudian empat orang lainnya mengalami luka-luka, di antaranya Pilot Trigana Air Capt. Beby Astek (40), Kopilot Willy Resubun (30), seorang ibu rumah tangga Yanti Korwa (30) dan seorang anak Pako Korwa (4).

Selain mengakibatkan korban tewas dan luka-luka, pesawat Trigana Air itu juga mengalami kerusakan di bagian hidrolik, sehingga sempat mengalami gangguan saat mendarat.

Informasi yang dihimpun Cenderawasih Pos (grup Sumut Pos) menyebutkan, peristiwa ini bermula ketika Trigana Air PK-YRF terbang dari Nabire dengan tujuan Bandara Mulia, Puncak Jaya, Minggu (8/4) sekitar pukul 07.25 WIT.

Saat pesawat masih di udara dan hendak mendarat di Bandara Mulia Puncak Jaya, sekitar pukul 08.30 WIT, tiba-tiba ditembaki oleh kelompok orang tak dikenal yang jumlahnya diperkirakan lebih dari lima orang.

Setelah ditembaki, pesawat yang hendak mendarat itu sempat mengalami gangguan, karena mengalami kerusakan di bagian hidrolik, namun untungnya pesawat tersebut masih bisa mendarat dengan selamat, dan selanjutnya dilakukan evakuasi terhadap para korbannya.
Usai melakukan penembakan, para pelaku langsung melarikan diri ke dalam hutan dan kini masih dalam pengejaran aparat.

Direktur Operasi Trigana Air, Capt Beni Sumaryanto mengatakan, pesawat yang berpenumpang 8 orang tersebut saat hendak melakukan pendaratan di Bandara Mulia, Puncak Jaya tiba-tiba ditembaki oleh orang yang tidak dikenal.

“Pesawat jenis itu tertembak pada bagian hidrolik sehingga pada saat pendaratan sempat mengalami gangguan, namun dapat mendarat dengan baik,” katanya di Hanggar Trigana Air, Sentani, Minggu (8/4).

Proses evakuasi terhadap para korban luka dari Bandara Mulia dengan pesawat Trigana Air lainnya ke Jayapura baru berhasil dilakukan pukul 15.30 WIT, setelah menunggu situasi di Bandara Mulia kondusif.

Para korban luka yang tiba di Bandara Sentani, Jayapura kemarin sore itu selanjutnya dibawa ke RS Dian Harapan, Waena, Kota Jayapura untuk mendapatkan perawatan.

Sementara itu,  Kabid Humas Polda Papua AKBP  Drs. Yohannes Nugroho Wicaksono ketika dikonfirmasi Cenderawasih Pos membenarkan bahwa pesawat Trigana Air ditembaki saat mendarat di Bandara Mulia Puncak Jaya. “Akibatnya satu wartawan Papua Pos Nabire tewas terkena tembakan di bagian leher kanan,” jelasnya.

Menurutnya, usai melakukan penembakan, para pelakunya dari kelompok orang tidak dikenal (OTK) itu langsung kabur ke hutan dan kini masih dalam pengejaran oleh anggotanya dibantu aparat TNI.

“Anggota di Puncak Jaya juga telah melakukan olah TKP untuk mencari barang bukti,” tandasnya.
Mengenai kronologinya, Kabid Humas menjelaskan, kejadian ini bermula saat pesawat Trigana PK-YRF hendak mendarat di Bandara Mulia, dan tiba-tiba diberondong oleh sekelompok OTK hingga pilot panik, sehingga saat landing pesawat itu keluar dari landasan pacu dan menabrak bangunan.

Sumber lainnya menyebutkan, karena tembakan itu, pesawat Trigana Air akhirnya keluar landasan dan sempat menabrak bangunan. “Tanki pesawat berlubang karena terkena tembakan. Beruntung tidak meledak, meski sempat menabrak bangunan di sekitar bandara,” ujar sumber terpercaya itu.
Sementara itu, pimpinan umum Papua Pos Nabire, Angel Berta Sinaga ketika dikonfirmasi melalui telepon selulernya mengatakan korban tewas dalam penembakan pesawat Trigana Air di Puncak Jaya itu adalah wartawannya. “Leiron Kogoya adalah salah satu wartawan kami, yang saya tugaskan sementara di Puncak Jaya untuk mengabarkan perkembangan pemilukada di sana,” katanya.

Angel mengutarakan tidak ada hal yang aneh ketika wartawannya ditugaskan ke Puncak Jaya, sebab Leiron adalah orang asli Papua yang kedua orang tuanya juga dikabarkan tinggal di Puncak Jaya.

“Leiron dari kecil sudah kami didik di Jayapura untuk menjadi seorang jurnalis. Kemudian kami menugaskannya ke Papua Pos Nabire. Kemudian seminggu yang lalu saya memintanya untuk berangkat ke Puncak Jaya untuk meliput perkembangan pilkada di sana dan kemarin sore (Sabtu, 7/4) saya memintanya mencari tiket pesawat untuk berangkat ke Puncak Jaya,” ungkapnya.

Namun setelah berangkat ke Puncak Jaya, ternyata nasib berbicara lain. Ia menjadi korban penembakan oleh kelompok kriminal bersenjata yang selama ini memang sering beraksi di Mulia, Puncak Jaya. “Kami tim Papua Pos Nabire dan Pasifik Pos merasa berduka dan kehilangan dengan adanya kejadian ini,” ucapnya sedih.

Selanjutnya pihaknya akan berkoordinasi dengan pihak keluarga korban yang berada di Puncak Jaya terkait pemakamannya. “Sementara ini, jenazah Leiron disemayamkan di Kediaman Wakil Bupati Puncak Jaya Henock Ibo,” pungkasnya.

Atas insiden penembakan yang menewaskan wartawan ini, Aliansi Jurnalis Independen Kota Jayapura menyampaikan turut berduka cita.
“Kepada pihak Kepolisan agar secepatnya mengungkap pelaku penembakan terhadap pesawat Trigana PK – YRF yang mengakibatkan Leiron Kogoya terluka dan meninggal dunia,” tegas Ketua AJI Kota Jayapura, Viktor Mambor dalam surat elektroniknya yang dipublis ke group jurnalis Papua.

Menurutnya, pihak Kepolisian sudah semestinya menjamin keamanan warga sipil, termasuk wartawan dalam menjalankan tugas jurnalistiknya.
“Kepada rekan-rekan wartawan di Papua, agar selalu waspada dan berhati-hati dalam menjalankan tugas jurnalistiknya, berhubung belakangan ini intimidasi dan kekerasan terhadap wartawan di Papua semakin meningkat intensitasnya,” himbaunya. (ro/cr-175/fud/jpnn)

Korban Tewas:

  • Leiron Kogoya (35) wartawan Papua Pos Nabire/Pasific Pos, terkena tembakan di bagian leher kanan.

Korban Luka:

  1. Pako Korwa (4 tahun), terkena serpihan di jari tangan kiri.
  2. Yanti Korwa (30 tahun), IRT, terkena serpihan di lengan kanan.
  3. Capt. Beby Astek (40 tahun), pilot, terkena serpihan di mata kaki kiri.
  4. Willy Resubun (30 tahun), kopilot, terkena serpihan di jari tangan kanan.

KRONOLOGI:

  • Minggu (8/4) sekitar pukul 07.25 pesawat Trigana Air PK-YRF jenis twin otter terbang dari Nabire dengan tujuan Bandara Mulia, Puncak Jaya.
  • Saat pesawat masih di udara dan hendak mendarat di Bandara Mulia Puncak Jaya, sekitar pukul 08.30 WIT, pesawat ini tiba-tiba ditembaki oleh kelompok orang tak dikenal.
  • Meski ditembaki, pesawat ini berhasil mendarat dengan selamat dan kemudian dilakukan evakuasi terhadap para korbannya.
  • Seusai melakukan penembakan, para pelaku langsung melarikan diri ke dalam hutan dan kini masih dalam pengejaran aparat.
  • Jenazah Leiron Kogoya disemayamkan di Kediaman Wakil Bupati Puncak Jaya, Henock Ibo. Sementara para korban luka sekitar pukul 15.30 WIT dievakuasi ke Jayapura untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.

Satu Wartawan Tewas, Empat Lainnya Terluka

JAYAPURA- Pesawat Trigana Air jenis Twin Otter DHC 6300 PK-YRF ditembaki kelompok kriminal bersenjata di Bandara Mulia, Puncak Jaya, Papua, Minggu (8/4) sekitar pukul 08.30 WIT. Akibat penembakan ini, seorang wartawan Papua Pos Nabire Leiron Kogoya (35), tewas setelah terkena tembakan di leher sebelah kanan. Kemudian empat orang lainnya mengalami luka-luka, di antaranya Pilot Trigana Air Capt. Beby Astek (40), Kopilot Willy Resubun (30), seorang ibu rumah tangga Yanti Korwa (30) dan seorang anak Pako Korwa (4).

Selain mengakibatkan korban tewas dan luka-luka, pesawat Trigana Air itu juga mengalami kerusakan di bagian hidrolik, sehingga sempat mengalami gangguan saat mendarat.

Informasi yang dihimpun Cenderawasih Pos (grup Sumut Pos) menyebutkan, peristiwa ini bermula ketika Trigana Air PK-YRF terbang dari Nabire dengan tujuan Bandara Mulia, Puncak Jaya, Minggu (8/4) sekitar pukul 07.25 WIT.

Saat pesawat masih di udara dan hendak mendarat di Bandara Mulia Puncak Jaya, sekitar pukul 08.30 WIT, tiba-tiba ditembaki oleh kelompok orang tak dikenal yang jumlahnya diperkirakan lebih dari lima orang.

Setelah ditembaki, pesawat yang hendak mendarat itu sempat mengalami gangguan, karena mengalami kerusakan di bagian hidrolik, namun untungnya pesawat tersebut masih bisa mendarat dengan selamat, dan selanjutnya dilakukan evakuasi terhadap para korbannya.
Usai melakukan penembakan, para pelaku langsung melarikan diri ke dalam hutan dan kini masih dalam pengejaran aparat.

Direktur Operasi Trigana Air, Capt Beni Sumaryanto mengatakan, pesawat yang berpenumpang 8 orang tersebut saat hendak melakukan pendaratan di Bandara Mulia, Puncak Jaya tiba-tiba ditembaki oleh orang yang tidak dikenal.

“Pesawat jenis itu tertembak pada bagian hidrolik sehingga pada saat pendaratan sempat mengalami gangguan, namun dapat mendarat dengan baik,” katanya di Hanggar Trigana Air, Sentani, Minggu (8/4).

Proses evakuasi terhadap para korban luka dari Bandara Mulia dengan pesawat Trigana Air lainnya ke Jayapura baru berhasil dilakukan pukul 15.30 WIT, setelah menunggu situasi di Bandara Mulia kondusif.

Para korban luka yang tiba di Bandara Sentani, Jayapura kemarin sore itu selanjutnya dibawa ke RS Dian Harapan, Waena, Kota Jayapura untuk mendapatkan perawatan.

Sementara itu,  Kabid Humas Polda Papua AKBP  Drs. Yohannes Nugroho Wicaksono ketika dikonfirmasi Cenderawasih Pos membenarkan bahwa pesawat Trigana Air ditembaki saat mendarat di Bandara Mulia Puncak Jaya. “Akibatnya satu wartawan Papua Pos Nabire tewas terkena tembakan di bagian leher kanan,” jelasnya.

Menurutnya, usai melakukan penembakan, para pelakunya dari kelompok orang tidak dikenal (OTK) itu langsung kabur ke hutan dan kini masih dalam pengejaran oleh anggotanya dibantu aparat TNI.

“Anggota di Puncak Jaya juga telah melakukan olah TKP untuk mencari barang bukti,” tandasnya.
Mengenai kronologinya, Kabid Humas menjelaskan, kejadian ini bermula saat pesawat Trigana PK-YRF hendak mendarat di Bandara Mulia, dan tiba-tiba diberondong oleh sekelompok OTK hingga pilot panik, sehingga saat landing pesawat itu keluar dari landasan pacu dan menabrak bangunan.

Sumber lainnya menyebutkan, karena tembakan itu, pesawat Trigana Air akhirnya keluar landasan dan sempat menabrak bangunan. “Tanki pesawat berlubang karena terkena tembakan. Beruntung tidak meledak, meski sempat menabrak bangunan di sekitar bandara,” ujar sumber terpercaya itu.
Sementara itu, pimpinan umum Papua Pos Nabire, Angel Berta Sinaga ketika dikonfirmasi melalui telepon selulernya mengatakan korban tewas dalam penembakan pesawat Trigana Air di Puncak Jaya itu adalah wartawannya. “Leiron Kogoya adalah salah satu wartawan kami, yang saya tugaskan sementara di Puncak Jaya untuk mengabarkan perkembangan pemilukada di sana,” katanya.

Angel mengutarakan tidak ada hal yang aneh ketika wartawannya ditugaskan ke Puncak Jaya, sebab Leiron adalah orang asli Papua yang kedua orang tuanya juga dikabarkan tinggal di Puncak Jaya.

“Leiron dari kecil sudah kami didik di Jayapura untuk menjadi seorang jurnalis. Kemudian kami menugaskannya ke Papua Pos Nabire. Kemudian seminggu yang lalu saya memintanya untuk berangkat ke Puncak Jaya untuk meliput perkembangan pilkada di sana dan kemarin sore (Sabtu, 7/4) saya memintanya mencari tiket pesawat untuk berangkat ke Puncak Jaya,” ungkapnya.

Namun setelah berangkat ke Puncak Jaya, ternyata nasib berbicara lain. Ia menjadi korban penembakan oleh kelompok kriminal bersenjata yang selama ini memang sering beraksi di Mulia, Puncak Jaya. “Kami tim Papua Pos Nabire dan Pasifik Pos merasa berduka dan kehilangan dengan adanya kejadian ini,” ucapnya sedih.

Selanjutnya pihaknya akan berkoordinasi dengan pihak keluarga korban yang berada di Puncak Jaya terkait pemakamannya. “Sementara ini, jenazah Leiron disemayamkan di Kediaman Wakil Bupati Puncak Jaya Henock Ibo,” pungkasnya.

Atas insiden penembakan yang menewaskan wartawan ini, Aliansi Jurnalis Independen Kota Jayapura menyampaikan turut berduka cita.
“Kepada pihak Kepolisan agar secepatnya mengungkap pelaku penembakan terhadap pesawat Trigana PK – YRF yang mengakibatkan Leiron Kogoya terluka dan meninggal dunia,” tegas Ketua AJI Kota Jayapura, Viktor Mambor dalam surat elektroniknya yang dipublis ke group jurnalis Papua.

Menurutnya, pihak Kepolisian sudah semestinya menjamin keamanan warga sipil, termasuk wartawan dalam menjalankan tugas jurnalistiknya.
“Kepada rekan-rekan wartawan di Papua, agar selalu waspada dan berhati-hati dalam menjalankan tugas jurnalistiknya, berhubung belakangan ini intimidasi dan kekerasan terhadap wartawan di Papua semakin meningkat intensitasnya,” himbaunya. (ro/cr-175/fud/jpnn)

Korban Tewas:

  • Leiron Kogoya (35) wartawan Papua Pos Nabire/Pasific Pos, terkena tembakan di bagian leher kanan.

Korban Luka:

  1. Pako Korwa (4 tahun), terkena serpihan di jari tangan kiri.
  2. Yanti Korwa (30 tahun), IRT, terkena serpihan di lengan kanan.
  3. Capt. Beby Astek (40 tahun), pilot, terkena serpihan di mata kaki kiri.
  4. Willy Resubun (30 tahun), kopilot, terkena serpihan di jari tangan kanan.

KRONOLOGI:

  • Minggu (8/4) sekitar pukul 07.25 pesawat Trigana Air PK-YRF jenis twin otter terbang dari Nabire dengan tujuan Bandara Mulia, Puncak Jaya.
  • Saat pesawat masih di udara dan hendak mendarat di Bandara Mulia Puncak Jaya, sekitar pukul 08.30 WIT, pesawat ini tiba-tiba ditembaki oleh kelompok orang tak dikenal.
  • Meski ditembaki, pesawat ini berhasil mendarat dengan selamat dan kemudian dilakukan evakuasi terhadap para korbannya.
  • Seusai melakukan penembakan, para pelaku langsung melarikan diri ke dalam hutan dan kini masih dalam pengejaran aparat.
  • Jenazah Leiron Kogoya disemayamkan di Kediaman Wakil Bupati Puncak Jaya, Henock Ibo. Sementara para korban luka sekitar pukul 15.30 WIT dievakuasi ke Jayapura untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/