32 C
Medan
Friday, June 28, 2024

Wamenkes: Rombongan QS Harus Diperiksa

MERS Virus.
MERS Virus.

SUMUTPOS.CO – Wakil Menteri Kesehatan Ali Ghufron Mukti berharap masyarakat tidak panik dengan wabah virus Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV). Namun, pernyataan yang disampaikan Ali Gufron ini bisa jadi malah membuat warga makin galau.

Bagaimana tidak, Ali meminta seluruh anggota rombongan umroh yang bareng Ks, agar segera dibawa ke rumah sakit untuk menjalani tes laboratorium menggunakan Polymerase Chain Reactor (PCR ). Termasuk juga siapa saja yang pernah melakukan kontak fisik dengan warga Medan yang telah meninggal dunia pada 4 Mei 2014 itu.

“Tolong dibawa saja ke rumah sakit untuk dites di laboratorium. Termasuk juga yang pernah kontak. Ini untuk memastikan apakah mereka terjangkit MERS atau tidak,” ujar Ali Gufron kepada koran ini di Jakarta, kemarin (8/5).

Seperti diketahui, berdasar keterangan Plh Kadis Kesehatan Pemprov Sumut, Raden Roro SH Surjantini, terlacak ada 30 orang yang satu rombongan umroh dengan KS. Tujuh di antaranya warga Sumut dan 23 lainnya dikabarkan berasal dari Lhoksukon dan Langsa, Aceh. Rombongan umroh ini tiba di Bandara Kualanamu ada 2 Mei 2014.

Satu anggota rombongan, SYN, juga sempat dirawat di RS Adam Malik Medan, setelah mendapat rujukan dari RSU Medistra Lubukpakam.

“Sekali lagi, untuk langkah antisipasi, yang pernah kontak dengan almarhum dan yang bersamaan dari Arab, agar tes labolarium,” ulang Ali menegaskan.

Antisipasi ini penting, lantaran menurut Ali, masa inkubasi virus ini sekitar dua minggu. Jika terhitung sejak rombongan umroh pulang ke tanah air pada 2 Mei, maka saat ini potensi penularan itu ada.

Mengenai QS sendiri, Ali mengatakan, hingga kemarin belum keluar hasil tes laboratoriumnya, sehingga belum bisa diketahui apakah almarhum positif MERS atau tidak. “Untuk kasus Medan, belum dipastikan MERS, masih diduga karena hasil labaratorium belum keluar,” ujarnya lagi.

Dia berharap masyarakat Sumut, Aceh, dan sekitarnya tidak panik. “Jangan panik tapi harus tetap waspada,” pesannya.

Bagaimana orang awam bisa membedakan antara flu biasa dengan gejala MERS? Ali mengatakan, memang agak sulit membedakannya.

“Jadi, kalau misalnya mengalami batuk pilek, panas demam, dan sesak nafas, nafas pendek-pendek, ya langsung saja ke rumah sakit. Jangan mengira-ngira sendiri,” terangnya.

Mengenai orang yang berisiko terkena MERS, apakah hanya anak-anak balita dan yang usia lanjut saja? Ali menjawab tidak.

“Secara umum, usia lanjut dan anak-anak memang resiko tinggi. Tetapi ternyata sudah ada kasus umur 40 tahun juga kena,” kata pria asal Blitar itu. (sam)

MERS Virus.
MERS Virus.

SUMUTPOS.CO – Wakil Menteri Kesehatan Ali Ghufron Mukti berharap masyarakat tidak panik dengan wabah virus Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV). Namun, pernyataan yang disampaikan Ali Gufron ini bisa jadi malah membuat warga makin galau.

Bagaimana tidak, Ali meminta seluruh anggota rombongan umroh yang bareng Ks, agar segera dibawa ke rumah sakit untuk menjalani tes laboratorium menggunakan Polymerase Chain Reactor (PCR ). Termasuk juga siapa saja yang pernah melakukan kontak fisik dengan warga Medan yang telah meninggal dunia pada 4 Mei 2014 itu.

“Tolong dibawa saja ke rumah sakit untuk dites di laboratorium. Termasuk juga yang pernah kontak. Ini untuk memastikan apakah mereka terjangkit MERS atau tidak,” ujar Ali Gufron kepada koran ini di Jakarta, kemarin (8/5).

Seperti diketahui, berdasar keterangan Plh Kadis Kesehatan Pemprov Sumut, Raden Roro SH Surjantini, terlacak ada 30 orang yang satu rombongan umroh dengan KS. Tujuh di antaranya warga Sumut dan 23 lainnya dikabarkan berasal dari Lhoksukon dan Langsa, Aceh. Rombongan umroh ini tiba di Bandara Kualanamu ada 2 Mei 2014.

Satu anggota rombongan, SYN, juga sempat dirawat di RS Adam Malik Medan, setelah mendapat rujukan dari RSU Medistra Lubukpakam.

“Sekali lagi, untuk langkah antisipasi, yang pernah kontak dengan almarhum dan yang bersamaan dari Arab, agar tes labolarium,” ulang Ali menegaskan.

Antisipasi ini penting, lantaran menurut Ali, masa inkubasi virus ini sekitar dua minggu. Jika terhitung sejak rombongan umroh pulang ke tanah air pada 2 Mei, maka saat ini potensi penularan itu ada.

Mengenai QS sendiri, Ali mengatakan, hingga kemarin belum keluar hasil tes laboratoriumnya, sehingga belum bisa diketahui apakah almarhum positif MERS atau tidak. “Untuk kasus Medan, belum dipastikan MERS, masih diduga karena hasil labaratorium belum keluar,” ujarnya lagi.

Dia berharap masyarakat Sumut, Aceh, dan sekitarnya tidak panik. “Jangan panik tapi harus tetap waspada,” pesannya.

Bagaimana orang awam bisa membedakan antara flu biasa dengan gejala MERS? Ali mengatakan, memang agak sulit membedakannya.

“Jadi, kalau misalnya mengalami batuk pilek, panas demam, dan sesak nafas, nafas pendek-pendek, ya langsung saja ke rumah sakit. Jangan mengira-ngira sendiri,” terangnya.

Mengenai orang yang berisiko terkena MERS, apakah hanya anak-anak balita dan yang usia lanjut saja? Ali menjawab tidak.

“Secara umum, usia lanjut dan anak-anak memang resiko tinggi. Tetapi ternyata sudah ada kasus umur 40 tahun juga kena,” kata pria asal Blitar itu. (sam)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/