SUMUTPOS.CO- Partai Nasional Demokrat (NasDem) memberi warning kepada Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto. Ada apa? Anak bungsu mendiang mantan Presiden Soeharto itu dianggap mengecam Ketua Umum NasDem Surya Paloh yang ikut campur terlalu jauh dan mengobok-obok Partai Golkar yang saat ini tengah berkonflik.
Kecaman terhadap pendiri Partai NasDem itu disampaikannya melalui salah akun twiternya dengan menulis ‘Pada pak Surya Paloh yang terhormat, mohon agar jangan ikut-ikut memperkeruh bekas tempat anda menempuh pendidikan politik. Ingat Umur.’
Kalimat yang dilayangkan Tommy itu terkait dengan kisruh Partai Golkar yang hingga saat ini belum juga mereda. Setelah mendapatkan banyak reaksi dari dukungan dari follower-nya yang menganggap Surya Paloh sebagai kucu loncat Golkar dan lebih baik diam itu dianggap suatu kecaman yang mencemarkan nama baik Surya Paloh serta NasDem.
Sekjen Partai NasDem Patrice Rio Capella menyatakan, pihaknya sangat tidak terima dan itu adalah kecaman yang tidak dapat dibiarkan. “Saya tidak paham apa maksud saudara Tommy ini, yang menurut saya malah Tommy memperkeruh Partai Golkar. Saya rasa Tommy salah sasaran,” ungkapnya kepada Indopos (grup Sumut Pos), Jumat (8/5).
Rio mengaku, kemungkinan setelah dirunut prihal dari kalimat yang dilayangkan Tommy diduga terkait ada hubungannya dengan pemberitaan di Metro TV yang menyebutkan Tommy Soeharto tak mudah jadi ketum Golkar. “Metro itu media, yang tidak bisa semua soal pemberitaan kemudian Pak Surya Paloh yang jadi sasaran sindiran. Beliau sekarang sedang di luar negeri, jadi menurut saya mari kita berkomentar sesuai dengan tempatnya,” tukas anggota Komisi III DPR RI itu.
Wakil Ketua Fraksi NasDem DPR RI, Jhonny G Plate juga ikut angkat suatra. Dikatakan, pihaknya sudah berulang kali Partai NasDem tidak pernah ikut campur soal kisruh internal Partai Golkar. “Itu tidak kita campuri. Tidak boleh isu internal dibawa ke DPR,” imbuhnya.
Jhonny mengaku, pihaknya juga menyerahkan konflik tersebut kepada internal partai berlambang pohon beringin itu sendiri. NasDem, tetap membangun komunikasi dengan kubu Aburizal Bakrie (Ical) serta Agung Laksono. “Kalau dibilang Pak Ketum ikut campur, jauh panggangan dari api. Itu murni internal Golkar,” tukasnya. (aen/jpnn/rbb)