JAKARTA, SUMUTPOS.CO – September nanti Indonesia akan menggelar Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ke-43. Presiden Joko Widodo optimis bahwa penyelenggaraan acara internasional ini akan lancar. Selain itu, kemarin (8/8), Jokowi mengajak Duta Besar ASEAN untuk menjajal MRT.
“Ini semuanya sudah direncanakan. Semuanya sudah disiapkan, dan kita harapkan nanti pada saat KTT ASEAN semuanya sudah 100 persen siap di Bulan September,” ujar Jokowi setelah peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-56 ASEAN, kemarin (8/8).
Mengenai para pemimpin negara-negara mitra ASEAN, Kepala Negara mengatakan, hingga saat ini konfirmasi kehadiran mereka masih terus berproses. Artinya masih dinamis. Hal itu termasuk dengan kehadiran Presiden Amerika Serikat Joe Biden. “Konfirmasinya masih proses semuanya,” ungkapnya.
Selain itu, Jokowi juga berharap persoalan di Myanmar dapat segera selesai karena menyangkut kemanusiaan. Menurutnya, isu di Myanmar
sangat kompleks karena konfliknya sudah melibatkan banyak pihak. “Sehingga memerlukan waktu dan itu bisa terjadi kalau semua stakeholder yang ada di Myanmar itu memiliki kemauan yang sama untuk menyelesaikan masalah itu. Kalau enggak, memang sangat sulit,” katanya.
Hal senada juga disampaikan Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi. Ia menegaskan, persiapan KTT ke-43 ASEAN di Jakarta telah berjalan “on the right track”. Pemerintah pun saat ini sedang melakukan negosiasi dokumen akhir yang akan digunakan dalam pertemuan KTT ASEAN ke 43 tersebut. “Minggu lalu, dalam Senior Official Meeting (SOM) yang digelar di Bali, proses negosiasi terus berjalan. Semuanya on the right track,” ujarnya.
Berbeda dengan KTT ke-42 di Labuan Bajo pada 6-11 Mei lalu, KTT bulan depan tidak hanya dihadiri oleh para pemimpin negara anggota ASEAN saja. Tetapi juga para kepala negara atau pemerintahan negara mitra ASEAN di luar kawasan, Seperti Amerika Serikat, Jepang, China, Rusia, India, hingga Uni Eropa.
Dalam kesempatan kemarin, Jokowi pamer MRT kepada sejumlah duta besar ASEAN dan mitra. Sebelumnya, Presiden bersama ditemani Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menlu Retno, Menko PMK Muhadjir Effendy, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan pejabat lainnya, terlebih dahulu meluncurkan Kartu Jelajah Berganda MRT Jakarta yang beredisi khusus MRT ASEAN 56 dan MRT Ride.
Kartu tersebut merupakan kolaborasi antara MRT Jakarta dengan ASEAN untuk merayakan HUT ASEAN ke-56 yang bertajuk Hari ASEAN ke-56: Episentrum Pertumbuhan. Kartu ini menjadi simbol atas terpilihnya MRT Jakarta sebagai partner transportasi resmi ASEAN untuk keketuaan Indonesia tahun ini.
Beberapa duta besar mengaku bahwa ini merupakan pengalaman pertamanya naik MRT Jakarta. MRT yang ditumpangi melaju dari Stasiun Bundaran HI hingga tiba di Stasiun ASEAN.
Duta Besar Malaysia untuk ASEAN Dato’ Nur Izzah Wong Mee Choo yang ikut dalam rangkaian mengatakan bahwa ia telah penasaran untuk menaiki MRT sejak lama. Dato’ Nur Izzah merasa istimewa karena bisa mencoba MRT pada Hari ASEAN. “Saya tahu bahwa Halte Bundaran HI salah satu halte baru. Saya merasa sangat senang mendapat kesempatan ini, khususnya pada hari ulang tahun ASEAN,” tuturnya.
Terpisah, General Manager Corporate Secretary Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Eva Chairunisa mengungkapkan bahwa rencana uji coba pra operasi Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) akan berlangsung mulai awal September 2023. Jadwal tersebut diketahui mundur dari jadwal yang ditargetkan sebelumnya pada pertengahan Agustus 2023. Pada masa tersebut nantinya masyarakat dapat mencoba KCJB tanpa dikenakan biaya.
“Untuk memastikan program uji coba pada masa pra operasi KCJB ini berjalan baik, saat ini PT KCIC terus melakukan persiapan di berbagai sisi. Sebagai moda transportasi KA Cepat pertama di Indonesia maupun di Asia Tenggara, pengoperasian KCJB memerlukan persiapan yang sangat matang,” ungkap Eva, kemarin (8/8).
Karena itu, lanjut Eva, seluruh aspek akan dipersiapkan dengan baik serta mengutamakan keselamatan dan kenyamanan pelanggan. Adapun uji coba sarana dan prasarana telah dilakukan dan berjalan lancar. Saat ini KCIC juga terus memastikan seluruh kelengkapan pendukung operasional dapat berjalan dengan baik nantinya saat dioperasikan. Secara paralel, KCIC juga melakukan sertifikasi baik sarana dan prasarana bersama Kementerian Perhubungan.
“KCIC sepenuhnya mengikuti tahapan tersebut dengan menyiapkan berbagai data dan informasi yang dibutuhkan dalam rangka kelancaran proses sertifikasi. Seluruh kesiapan baik operasional maupun fasilitas stasiun juga terus KCIC persiapkan, salah satunya terkait stasiun. Nantinya saat stasiun mulai melayani penumpang maka dipastikan akses yang tersedia telah siap digunakan,” ujar Eva. (lyn/gih/mia/jpg)