27 C
Medan
Tuesday, July 2, 2024

Warga Tembung Tinggalkan Pidie

SEJUMLAH pekerja asal Pulau Jawa yang saat ini bekerja di Pidie lebih memilih pulang kampung. Hal itu dilakukan menyusul terjadinya penembakan terhadap beberapa pekerja di Banda Aceh, Bireuen, dan Aceh Utara.

Pantauan Rakyat Aceh (grup Sumut Pos) bahwa sejumlah pekerja itu bukan semuanya asal Pulau Jawa, akan tetapi sebahagian mereka dari Sumatera Utara, Sumatera Selatan dan warga Riau.

Seperti Tukimin (30), warga Tembung, Medan, Sumatera Utara. Dia pun bergegas tinggalkan Aceh karena khawatir dengan nyawanya. Apalagi, dia bekerja sebagai buruh bangunan dengan meninggalkan dua anak dan istrinya di Tembung. “Kami lebih baik pulang Mas daripada kena imbasnya,” jelasnya.

Tambah Tukimin, dia bekerja sebagai buruh bangunan dengan gaji per hari Rp80.000, tentu saja sangat membantu keluarganya . Setiap bulan uang tersebut dikirim ke Medan untuk anak istrinya. Namun, harapan Tukimin untuk memperbaiki ekonomi keluarga pupus sudah setelah rentetan senjata kembali terjadi di Aceh. “Saya takut Mas mendingan pulang ke Medan saja bisa kumpul sama anak istri daripada hidup dalam ketakutan,” paparnya sedih.
Hal senada dialami Suryono (28), warga Malang Jawa Tengah yang bekerja sebagai tukang bangunan di Pidie. Dia mengaku, mulai dikepung rasa ketakutan dan cemas: jangan-jangan peristiwa itu akan menimpa mereka. Maka, pada Minggu (8/1) lalu, sekira pukul 22.00 WIB dia berangkat pulang kampung bersama lima teman lainnya.

“Saya takut Mas dengan kejadian itu dan saya sama teman lain lebih memilih pulang kampung saja,” ungkapnya.
Tambah dia, setelah terjadi penembakan terhadap beberapa pekerja di Aceh maka dua hari kemudian banyak kawan-kawannya yang duluan pulang. Dia terlambat pulang dikarenakan menunggu pembayaran gaji sedikit telat, rencana Suryono. dia akan pulang kampung dan tidak mau balik ke Aceh lagi. “Saya takut terjadi seperti konflik 30 tahun yang lalu dan kami mau menyelamatkan diri dari ancaman itu,” tutur Suryono. (mag-36/smg)

SEJUMLAH pekerja asal Pulau Jawa yang saat ini bekerja di Pidie lebih memilih pulang kampung. Hal itu dilakukan menyusul terjadinya penembakan terhadap beberapa pekerja di Banda Aceh, Bireuen, dan Aceh Utara.

Pantauan Rakyat Aceh (grup Sumut Pos) bahwa sejumlah pekerja itu bukan semuanya asal Pulau Jawa, akan tetapi sebahagian mereka dari Sumatera Utara, Sumatera Selatan dan warga Riau.

Seperti Tukimin (30), warga Tembung, Medan, Sumatera Utara. Dia pun bergegas tinggalkan Aceh karena khawatir dengan nyawanya. Apalagi, dia bekerja sebagai buruh bangunan dengan meninggalkan dua anak dan istrinya di Tembung. “Kami lebih baik pulang Mas daripada kena imbasnya,” jelasnya.

Tambah Tukimin, dia bekerja sebagai buruh bangunan dengan gaji per hari Rp80.000, tentu saja sangat membantu keluarganya . Setiap bulan uang tersebut dikirim ke Medan untuk anak istrinya. Namun, harapan Tukimin untuk memperbaiki ekonomi keluarga pupus sudah setelah rentetan senjata kembali terjadi di Aceh. “Saya takut Mas mendingan pulang ke Medan saja bisa kumpul sama anak istri daripada hidup dalam ketakutan,” paparnya sedih.
Hal senada dialami Suryono (28), warga Malang Jawa Tengah yang bekerja sebagai tukang bangunan di Pidie. Dia mengaku, mulai dikepung rasa ketakutan dan cemas: jangan-jangan peristiwa itu akan menimpa mereka. Maka, pada Minggu (8/1) lalu, sekira pukul 22.00 WIB dia berangkat pulang kampung bersama lima teman lainnya.

“Saya takut Mas dengan kejadian itu dan saya sama teman lain lebih memilih pulang kampung saja,” ungkapnya.
Tambah dia, setelah terjadi penembakan terhadap beberapa pekerja di Aceh maka dua hari kemudian banyak kawan-kawannya yang duluan pulang. Dia terlambat pulang dikarenakan menunggu pembayaran gaji sedikit telat, rencana Suryono. dia akan pulang kampung dan tidak mau balik ke Aceh lagi. “Saya takut terjadi seperti konflik 30 tahun yang lalu dan kami mau menyelamatkan diri dari ancaman itu,” tutur Suryono. (mag-36/smg)

Previous article
Next article

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/