JAKARTA – Panglima TNI Jenderal Moeldoko menegaskan pihaknya tak akan mengubah penamaan kapal perang KRI Usman-Harun meski diprotes pihak Singapura.
Hal ini ditegaskannya saat dirinya datang ke Komisi I DPR RI untuk menggelar rapat dengat pendapat, Senin (10/2). “Tetap (KRI Usman-Harun), tidak ada yang berubah,” kata Moeldoko.
Menurutnya, tradisi baik yang dikembangkan TNI dalam memilih nama sebuah KRI menggunakan pendekatan sejarah. Titik beratnya tentu pada warga negara yang memiliki jasa dan dedikasi tinggi pada negara.
“Titik berat pada warga negara yang memiliki jasa-jasa yang tinggi kepada negara. Di antaranya Usman Harun. Diponegoro kita gunakan, enggak ada masalah,” tegasnya.
Dia juga mengklaim meski sempat ada komplain dari pemerintah Singapura, hal itu tidak mengganggu hubungan bilateral Indonesia dengan Negeri Singa itu. Karena persoalan tersebut dinilainya bukan masalah krusial.
Ditambahkan, pemberian nama KRI Usman-Harun sudah lama dan dilakukan melalui diskusi panjang. “Sebenarnya hubungan piksilogis sudah diangap selesai. Pemberian nama tidak ada kaitan membangkitkan emosi. Kita tak pikir itu,” tandasnya. (fat/jpnn)ditemukan membusuk terapung di lautan
Merdeka.com – Jenazah seorang tenaga kerja wanita asal Kota Binjai, Sumatera Utara, ditemukan nelayan dalam kondisi membusuk di dalam peti jenazah yang terapung di perairan laut Bagansiapiapi Sinaboi Provinsi Riau.
“Ketika ditemukan, kondisi mayat sudah membusuk di dalam peti mati dan terapung di laut,” kata salah seorang keluarga korban tenaga kerja wanita (TKW) asal Binjai itu, Sri Nilawati, di Binjai, Senin.
Sri Nilawati menjelaskan bahwa adiknya itu, Anita Purnama Boru Huahuruk (35), merupakan warga Jalan Bintara Kelurahan Satria Kota Binjai, yang bekerja di Malaysia sejak beberapa waktu lalu.
Mayat adiknya itu pertama kali ditemukan oleh nelayan dalam keadaan sudah membusuk di dalam peti dan terapung di laut di perairan Bagansiapiapi Sinaboi Provinsi Riau.
TKW yang telah meninggal dunia dengan kondisi mayat membusuk ini diketahui berkat informasi yang diterima dari polisi Airud Riau yang menghubungi mereka.
“Dari situlah kami mengetahui bahwa adikku itu sudah meninggal dunia dalam keadaan membusuk di dalam peti mati,” katanya.
Ditemukannya mayat adiknya itu berkat adanya buku paspor, cincin, kalung emas dan nomor hp di dalam dompetnya.
Sri Nilawati menjelaskan bahwa korban rencananya di Malaysia bekerja di rumah makan, namun sesampainya di sana ternyata menjadi pembantu rumah tangga.
Korban pergi ke Malaysia pada bulan Agustus 2013, melalui sebuah agen penyalur tenaga kerja ke luar negeri. “Namun kami tidak mengetahui perusahaan yang memberangkatkannya,” katanya.
Sementara itu salah seorang adik korban lainnya, Faisal, menyatakan saat dirinya sampai di Bagansiapiapi Sinaboi untuk menjemput, kondisi mayat sudah tidak bisa dilihat karena sudah busuk, namun pihak keluarga yakin iu mayat Anita, karena terdapat tato bunga mawar di pundaknya dan indentitas lainnya.
Kemudian mayat yang dibungkus plastik di dalam peti jenazah itu dibawa pulang untuk segera dikebumikan. Kini keluarga belum tahu apa penyebab kematian korban hingga mayatnya bisa dibuang dan terapung ke laut.
Keluarga juga berharap kepada pemerintah untuk segera mengungkap kematian korban, karena pada saat dia pergi dari rumah dalam keadaan sehat, kata Faisal.
[hhw]