Kepala Puspendik Kemendikbud Nizam mengatakan hasil analisis Unas 2016 jenjang SMA menunjukkan, semakin banyak sekolah yang mendapatkan status indeks integritas ujian nasional (IIUN) tinggi. Yakni kelompok sekolah dengan IIUN dan angka unas tinggi serta sekolah dengan IIUN tinggi tetapi angka unas rendah. “Artinya penanaman kejujuran dalam mengerjakan unas mulai meningkat,” katanya.
IIUN ditentukan berdasarkan pada penelitian pola jawaban siswa yang mengerjakan soal unas. Pola yang hampir sama antarsiswa itu menjadi salah satu indikasi bentuk kecurangan. Semakin kecil pola yang sama maka dianggap punya integritas atau kejujuran.
Pengamat evaluasi pendidikan Elin Driana menuturkan bahwa penentuan IIUN itu harus dilakukan lebih cermat lagi. Tidak hanya dengan menilai dengan dasar jawaban soal unas saja misalnya. Perlu membuat penilaian lebih menyeluruh terhadap seluruh proses dalam unas. “Jangan sampai nanti ada yang kebetulan jawaban sama. Tapi dituduh menyontek. Itu berbahaya bagi nasib siswa dan sekolah itu,” kata dosen di Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Prof. Dr Hamka Jakarta itu.
Doktor alumnus Educational Research and Evaluation Ohio University, Amerika Serikat itu menuturkan kemendikbud juga harus fokus pada tujuan utama dari penyelenggaraan Unas. Selama ini, Unas dijadikan sebagai patokan untuk pemetaan pendidikan di Indonesia. Tapi, tindak lanjut dari hasil unas itu belum terlihat. ”Peningkatan pendidikan itu yang lebih penting lagi sekarang ini,” Ujar Elin. (wan/jun/jpg/ril)