30 C
Medan
Thursday, July 4, 2024

SBY Minta Dua Kubu Tahan Diri

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menaruh perhatian besar terhadap kedua pasangan capres-cawapres yang sama-sama mengklaim menjadi pemenang pilpres kali ini. SBY memaparkan pihaknya mengaku terus memantau pergerakan perhitungan cepat hasil pemungutan suara pilpres dari banyak pihak.

Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono mempersilakan jajaran menteri di Kabinet Indonesia Bersatu II, untuk mundur dari jabatannya, jika ingin fokus mengurus masalah politik.
Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono.

“Pelaksanaan hitung cepat saya juga menyimak. Saya juga dengar langsung bahwa baik Jokowi dan JK maupun Prabowo dan Hatta berdasarkan hasil perhitungan rujukannya sejumlah lembaga survei. Atas rujukan itulah saya kira rakyat melihat kedua belah pihak mendeklarasikan dukungannya,”jelas SBY dalam press conference di depan kediamannya di Puri Cikeas, kemarin.

SBY menuturkan, kedua pasangan memiliki rujukan survei masing-masing. Sehingga, berdasarkan rujukan tersebut, keduanya sama-sama menyatakan diri menjadi pemenang pilpres. “Kalau itu yang dirujuk, maka keduanya menyatakan menang berdasarkan hasil perhitungan cepat, belum berdasarkan perhitungan resmi KPU,”tuturnya.

Presiden RI keenam itu pun menyadari adanya potensi terjadinya konflik terkait tindakan saling klaim tersebut. Untuk itu, SBY sebagai kepala negara pun menegaskan bahwa pihaknya tidak akan memihak salah satu pasangan. Dia justru menginstruksikan kedua belah pihak agar saling menahan diri sebelum adanya perhitungan resmi dari KPU.

“Saya tidak masuk dalam kedua kubu. Karena baik pasangan Prabowo maupun Jokowi dengan timnya agar bisa menahan diri untuk tidak memunculkan ketegangan yang berlebihan di massa pendukung apalagi gerakan di lapangan yang rawan terhadap konflik horizontal. Saya berharap mereka bisa memimpin pendukungnya masing-masing, menahan diri sambil segala sesuatunya terang,”tegasnya.

Sebelum sejumlah hasil quick count diumumkan, SBY telah meminta pada presiden dan wakil presiden terpilih, agar menyikapi kemenangan dengan bijak, karena hal tersebut adalah bentuk mandat dari rakyat. Karena itu, mereka harus mampu menjalankan tugas negara dengan sebaik-baiknya. “Bagi yang tidak terpilih harus bisa menerima kekalahan ini dengan baik. Kemenangan ini adalah kemenangan tertunda, masih ada kesempatan lima tahun mendatang,”lanjutnya.

Dalam pilpres kemarin, Presiden SBY juga memanfaatkan hak pilihnya dengan sebaik-baiknya. Meski tidak lagi memiliki kesempatan terpilih, SBY masih antusias mengikuti pilpres 2014. Kemarin, SBY didampingi Ibu Negara Ani Yudhoyono dan cucu keduanya, Airlangga Yudhoyono, mendatangi TPS 06 Sekolah Alam Cikeas, Kecamatan Gunung Putri, Cikeas, Bogor.

Sementara itu, di TPS SBY, sesuai prediksi, pasangan Prabowo-Hatta mendominasi suara. Dari total 341 suara, sebanyak 294 orang memilih pasangan nomor urut 1 itu. Sedangkan pasangan nomor urut dua hanya memperoleh 47 suara. (ken/jpnn/rbb)

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menaruh perhatian besar terhadap kedua pasangan capres-cawapres yang sama-sama mengklaim menjadi pemenang pilpres kali ini. SBY memaparkan pihaknya mengaku terus memantau pergerakan perhitungan cepat hasil pemungutan suara pilpres dari banyak pihak.

Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono mempersilakan jajaran menteri di Kabinet Indonesia Bersatu II, untuk mundur dari jabatannya, jika ingin fokus mengurus masalah politik.
Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono.

“Pelaksanaan hitung cepat saya juga menyimak. Saya juga dengar langsung bahwa baik Jokowi dan JK maupun Prabowo dan Hatta berdasarkan hasil perhitungan rujukannya sejumlah lembaga survei. Atas rujukan itulah saya kira rakyat melihat kedua belah pihak mendeklarasikan dukungannya,”jelas SBY dalam press conference di depan kediamannya di Puri Cikeas, kemarin.

SBY menuturkan, kedua pasangan memiliki rujukan survei masing-masing. Sehingga, berdasarkan rujukan tersebut, keduanya sama-sama menyatakan diri menjadi pemenang pilpres. “Kalau itu yang dirujuk, maka keduanya menyatakan menang berdasarkan hasil perhitungan cepat, belum berdasarkan perhitungan resmi KPU,”tuturnya.

Presiden RI keenam itu pun menyadari adanya potensi terjadinya konflik terkait tindakan saling klaim tersebut. Untuk itu, SBY sebagai kepala negara pun menegaskan bahwa pihaknya tidak akan memihak salah satu pasangan. Dia justru menginstruksikan kedua belah pihak agar saling menahan diri sebelum adanya perhitungan resmi dari KPU.

“Saya tidak masuk dalam kedua kubu. Karena baik pasangan Prabowo maupun Jokowi dengan timnya agar bisa menahan diri untuk tidak memunculkan ketegangan yang berlebihan di massa pendukung apalagi gerakan di lapangan yang rawan terhadap konflik horizontal. Saya berharap mereka bisa memimpin pendukungnya masing-masing, menahan diri sambil segala sesuatunya terang,”tegasnya.

Sebelum sejumlah hasil quick count diumumkan, SBY telah meminta pada presiden dan wakil presiden terpilih, agar menyikapi kemenangan dengan bijak, karena hal tersebut adalah bentuk mandat dari rakyat. Karena itu, mereka harus mampu menjalankan tugas negara dengan sebaik-baiknya. “Bagi yang tidak terpilih harus bisa menerima kekalahan ini dengan baik. Kemenangan ini adalah kemenangan tertunda, masih ada kesempatan lima tahun mendatang,”lanjutnya.

Dalam pilpres kemarin, Presiden SBY juga memanfaatkan hak pilihnya dengan sebaik-baiknya. Meski tidak lagi memiliki kesempatan terpilih, SBY masih antusias mengikuti pilpres 2014. Kemarin, SBY didampingi Ibu Negara Ani Yudhoyono dan cucu keduanya, Airlangga Yudhoyono, mendatangi TPS 06 Sekolah Alam Cikeas, Kecamatan Gunung Putri, Cikeas, Bogor.

Sementara itu, di TPS SBY, sesuai prediksi, pasangan Prabowo-Hatta mendominasi suara. Dari total 341 suara, sebanyak 294 orang memilih pasangan nomor urut 1 itu. Sedangkan pasangan nomor urut dua hanya memperoleh 47 suara. (ken/jpnn/rbb)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/