JAKARTA, SUMUTPOS.CO- Para menteri pembantu Joko Widodo-Jusuf Kalla belum dipilih, tapi Sekretaris Negara (Setneg) sudah mempersiapkan mobil baru. Mereka diperkirakan menggunakan Mercedes Benz seri S 300 seharga Rp1,8 miliar, lebih mahal dari mobil dinas menteri-menteri era Susilo Bambang Yudhoyono, Toyota Royal Saloon, senilai Rp1,2 miliar.
Para menteri di kabinet Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) nanti bakal memiliki tunggangan mewah. Pasalnya, Sekretariat Negara telah menganggarkan dana Rp104,4 miliar untuk pengadaan mobil bagi menteri dan pejabat negara lainnya.
Beda dengan kabinet Susilo Bambang Yudhoyono yang menggunakan Toyota Crown Royal Saloon, para menteri Jokowi nanti akan menggunakan Mercedes-Benz. Lelang untuk pengadaan mobil ini sudah selesai sejak 24 Agustus lalu.
Berdasarkan pengumuman nomor: Peng-03/PPBJ-PKMPSM/08/2004 yang dimuat di situs setneg.go.id, pemenang tender pengadaan mobil tersebut adalah PT Mercedes-Benz Indonesia dengan nama Presiden Direkturnya Dr Claus Herbert Weidner. Harga total mobil tersebut sebesar Rp91.944.000.000. Sayangnya tidak disebutkan jumlah mobil yang dibeli itu.
Dalam pengumunan itu disebutkan, pagu anggaran untuk pengadaan mobil tersebut sebesar Rp104,4 miliar dengan harga perkiraan sendiri sebesar Rp101,1 miliar. Mobil-mobil mewah itu nantinya diperuntukkan bagi para menteri/pejabat setingkat menteri dan kendaraan untuk SBY dan Boediono sebagai mantan presiden dan mantan wakil presiden.
Sedangkan kendaraan untuk Jokowi dan JK sebagai presiden dan wakil presiden tidak masuk dalam lelang ini. Sebab, keduanya sudah secara khusus disediakan mobil kepresidenan.
Di pasaran, harga Mercedes-Benz bervariatif. Mulai dari tipe A-Class yang merupakan tipe terendah dengan harga kisaran Rp539 juga, sampai tipe S-Class seri S 500 L yang merupakan tipe tertinggi dengan harga mencapai Rp3,3 miliar. Sedangkan paling sering digunakan adalah S-Class tipe S 300 L dengan harga sekitar Rp1,8 miliar.
Apa kata presiden terpilih Jokowi? “Saya sudah menyampaikan itu ke Setneg (Sekretariat Negara) nggak usah beli (Mercy untuk menteri). Pakai yang lama,” ujar Jokowi kepada wartawan, kemarin. “Saya kan ditelepon, saya beri tahu nggak usah saja, biar pakai yang lama,” imbuhnya.
Gubernur DKI Jakarta ini kurang setuju para pejabat di eranya menggunakan Mercedes-Benz sebagai mobil dinasnya. Dia lebih memilih agar para menteri menggunakan mobil dinas lama, yaitu Toyota Crown Royal Saloon, dengan pertimbangan agar efisien.
Menanggapi keputusan Jokowi menolak pengadaan Mercedes untuk menteri baru, Mensesneg Sudi Silalahi menyatakan tak mempermasalahkan. Sudi mengatakan pihaknya akan tetap memesan mobil dinas merk Mercy untuk jabatan menteri dan setingkat menteri.
“Menolak, ya silakan ini kan kewajiban kita karena anggarannya itu sudah bersama DPR dibahas. Kemudian itu kita ya jelas semuanya, ada dipanya ada anggarannya, tentu kita berkewajiban untuk menggunakan anggaran itu,” ujar Sudi.
Sudi mengusulkan agar mobil dinas menteri dan pejabat setingkat menteri yang lama dilelang. Sebab mobil Kepresidenan dan menteri yang baru sudah telanjur dipesan. Pengadaan itu, tegasnya, tidak bisa dibatalkan. “Itu kan sudah lelang terbuka, diaudit semuanya. Itu sama mulai dulu. Dari zaman dulu,” imbuh Sudi.
Sudi menambahkan PT Mercedes-Benz selaku produsen mobil Mercy telah berjanji memberikan perawatan gratis selama lima tahun. Fasilitas tersebut menjadi salah satu alasan Kemensesneg memilih Mercy sebagai kendaraan dinas menteri dan pejabat setara menteri. Jika Jokowi tak setuju, ia pun mempersilakan Presiden asal Partai PDI Perjuangan itu untuk menjualnya lagi.
“Kalau nanti setelah kita beli, beliau enggak pakai atau dijual lagi yaitu urusan pemerintahan yang baru, tapi tetap kewajiban kami untuk menyediakan itu,” tandas Sudi.
Terkait keengganan Sudi Silalahi membatalkan proyek pengadaan mobil Mercy ini, Anggota Dewan Pembina Partai Gerakan Indonesia Raya, Martin Hutabarat menyebut alasan itu tidak masuk akal. “Kita yang menentukan yang membuat aturan, kok tidak bisa dibatalkan? Ini tidak masuk akal. Harusnya bisa dibatalkan kalau niatnya ada,” tandas Martin.
Sedangkan Direktur Investigasi dan Advokasi Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) Uchok Sky Khadafi meminta Jokowi membatalkan lelang tersebut setelah dilantik nanti.
“Katanya para pembantu Jokowi harus sederhana dan merakyat, tapi kok ada pengadaan mobil super mewah seperti ini. Karenanya, kami mendorong Jokowi untuk membatalkan lelang ini. Belum terlambat kok,” ujar Uchok seperti dikutip Rakyat Merdeka Online (Grup Sumut Pos).
Menurutnya, Toyota Crown Royal Saloon yang dipakai oleh para menteri saat ini sebenarnya masih sangat bagus. Jika perawatannya baik, tentu mobil tersebut masih bisa digunakan untuk kabinet baru. “Kalau sekarang beli mobil baru, yang lama tidak terpakai lagi dong,” tandasnya. (flo/rmol/jpnn/tom)