25 C
Medan
Sunday, September 29, 2024

Angelina Sondakh Pacari Penyidik KPK

Modus Baru Intervensi KPK dengan Asmara

JAKARTA-Selama ini, Angelina Sondakh sering memperlihatkan kemesraan dengan Mudji Massaid yang tak lain adik kandung almarhum Adji Massaid. Beredar kabar, kedekatan itu hanya untuk mengalihkan kasus yang saat ini tengah membelit Angelina. Sebab ternyata, kekasih Angelina Sondakh bukanlah Mudji. Kini, mantan Putri Indonesia itu malah tengah terlibat asmara dengan seorang penyidik KPK. Bahkan Ketua KPK Busyro Muqoddas pun membenarkan adanya kedekatan antara seorang penyidik KPK dengan perempuan yang karib disapa dengan panggilan Angie itu.

“Indikasinya kedekatan pribadi,” ujar Busyro di sela-sela acara peringatan Hari Antikorupsi di pelataran KPK, Jumat (9/12). Busyro pun tak menampik jika anak buahnya di KPK itu dianggap punya hubungan asmara dengan Angelina. “Ya itu, hubungan anak muda lah,” ucapnya. Dari informasi yang dihimpun dari sumber internal KPK, kekasih Angelina itu merupakan penyidik senior berinisial Brt. “Perwira menengah, orangnya putih, ganteng,” ucap sumber itu. Pegawai KPK yang mengaku sering melihat Brt itu mengungkapkan, Kompol Brt juga tercatat masih memiliki istri.

Hanya saja, katanya, hubungan Kompol Brt dengan istrinya sedang tidak harmonis. “Kabarnya sih tidak akur lagi dengan istrinya, ucapnya. Seperti diketahui, beberapa kali Angelina diperiksa oleh KPK. Wakil Sekjen Partai Demokrat itu sempat disebut oleh terdakwa kasus suap Wisma Atlet, M Nazaruddin, ikut kecipratan uang dari proyek-proyek di Kemenpora. Terakhir, Nazaruddin menyebut Angelina menerima Rp 9 miliar dari Menpora. Kisah asmara antara Angelina Sondakh dengan penyidik KPK tidak bisa sekadar dimaknai sebagai urusan percintaan anak muda. Salah seorang Deklarator Komite Pengawas KPK, Neta S Pane, menilai masalah ini harus dilihat secara lebih jeli. Menurut Neta yang juga Koordinator Indonesia Police Watch (ICW) itu, kisah asmara Angie dengan penyidik KPK yang sudah beristri ini merupakan modus baru para koruptor mengintervensi kerja KPK. “KPK yang dikenal tangguh, digdaya, kebobolan. KPK telah diintervensi lewat modus percintaan.

Ini modus baru yang harus diwaspadai,” ujar Neta S Pane saat dihubungi Sumut Pos, kemarin. Dia menduga, lambatnya pemeriksaan Angie dalam perkara dugaan korupsi pembangunan Wisma Atlit dengan tersangka M Nazaruddin, kemungkinan besar disebabkan jalinan asmara antara janda dengan penyidik yang sudah beristri ini. Meski Ketua KPK Busyro Muqqodas menyampaikan penyidik pacar Angie tak ikut menangani kasus Wisma Atlit, namun menurut Neta, bisa saja penyidik itu mempengaruhi koleganya yang menyidik kasus besar itu. Karenanya, desak Neta, Busyro harus cepat menelisik kemungkinan penyidik lain di KPK yang terintervensi oleh urusan asmara Angie ini.

Sedang si pacar Angie itu, harus segera dikembalikan ke kesatuannya di Mabes Polri. Neta Pane mengaku kaget dengan terungkapnya kasus ini. “Ini kasus luar biasa,” cetusnya.

Ini sekaligus membuktikan pimpinan KPK tak mampu mengontrol perilaku para penyidiknya. Selama ini ada keyakinan, internal KPK selalu memantau perilaku para penyidiknya, baik saat sedang bertugas, maupun saat di luar jam tugas. “Ternyata kebobolan,” kata Neta. (fir/ara/zul/jpnn/ sam)

Modus Baru Intervensi KPK dengan Asmara

JAKARTA-Selama ini, Angelina Sondakh sering memperlihatkan kemesraan dengan Mudji Massaid yang tak lain adik kandung almarhum Adji Massaid. Beredar kabar, kedekatan itu hanya untuk mengalihkan kasus yang saat ini tengah membelit Angelina. Sebab ternyata, kekasih Angelina Sondakh bukanlah Mudji. Kini, mantan Putri Indonesia itu malah tengah terlibat asmara dengan seorang penyidik KPK. Bahkan Ketua KPK Busyro Muqoddas pun membenarkan adanya kedekatan antara seorang penyidik KPK dengan perempuan yang karib disapa dengan panggilan Angie itu.

“Indikasinya kedekatan pribadi,” ujar Busyro di sela-sela acara peringatan Hari Antikorupsi di pelataran KPK, Jumat (9/12). Busyro pun tak menampik jika anak buahnya di KPK itu dianggap punya hubungan asmara dengan Angelina. “Ya itu, hubungan anak muda lah,” ucapnya. Dari informasi yang dihimpun dari sumber internal KPK, kekasih Angelina itu merupakan penyidik senior berinisial Brt. “Perwira menengah, orangnya putih, ganteng,” ucap sumber itu. Pegawai KPK yang mengaku sering melihat Brt itu mengungkapkan, Kompol Brt juga tercatat masih memiliki istri.

Hanya saja, katanya, hubungan Kompol Brt dengan istrinya sedang tidak harmonis. “Kabarnya sih tidak akur lagi dengan istrinya, ucapnya. Seperti diketahui, beberapa kali Angelina diperiksa oleh KPK. Wakil Sekjen Partai Demokrat itu sempat disebut oleh terdakwa kasus suap Wisma Atlet, M Nazaruddin, ikut kecipratan uang dari proyek-proyek di Kemenpora. Terakhir, Nazaruddin menyebut Angelina menerima Rp 9 miliar dari Menpora. Kisah asmara antara Angelina Sondakh dengan penyidik KPK tidak bisa sekadar dimaknai sebagai urusan percintaan anak muda. Salah seorang Deklarator Komite Pengawas KPK, Neta S Pane, menilai masalah ini harus dilihat secara lebih jeli. Menurut Neta yang juga Koordinator Indonesia Police Watch (ICW) itu, kisah asmara Angie dengan penyidik KPK yang sudah beristri ini merupakan modus baru para koruptor mengintervensi kerja KPK. “KPK yang dikenal tangguh, digdaya, kebobolan. KPK telah diintervensi lewat modus percintaan.

Ini modus baru yang harus diwaspadai,” ujar Neta S Pane saat dihubungi Sumut Pos, kemarin. Dia menduga, lambatnya pemeriksaan Angie dalam perkara dugaan korupsi pembangunan Wisma Atlit dengan tersangka M Nazaruddin, kemungkinan besar disebabkan jalinan asmara antara janda dengan penyidik yang sudah beristri ini. Meski Ketua KPK Busyro Muqqodas menyampaikan penyidik pacar Angie tak ikut menangani kasus Wisma Atlit, namun menurut Neta, bisa saja penyidik itu mempengaruhi koleganya yang menyidik kasus besar itu. Karenanya, desak Neta, Busyro harus cepat menelisik kemungkinan penyidik lain di KPK yang terintervensi oleh urusan asmara Angie ini.

Sedang si pacar Angie itu, harus segera dikembalikan ke kesatuannya di Mabes Polri. Neta Pane mengaku kaget dengan terungkapnya kasus ini. “Ini kasus luar biasa,” cetusnya.

Ini sekaligus membuktikan pimpinan KPK tak mampu mengontrol perilaku para penyidiknya. Selama ini ada keyakinan, internal KPK selalu memantau perilaku para penyidiknya, baik saat sedang bertugas, maupun saat di luar jam tugas. “Ternyata kebobolan,” kata Neta. (fir/ara/zul/jpnn/ sam)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/