JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Setelah meletus Senin lalu (8/11), Gunung Lewotobi Laki Laki di Nusa Tenggara Timur kembali mengalami erupsi kemarin (10/1). Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) akhirnya menaikkan status Gunung Lewotobi Laki Laki dari Level III atau siaga ke Level IV atau awas.
Kepala PVMBG Hendra Gunawan menuturkan, sesuai hasil evaluasi sejak 1 Januari hingga 9 Januari, melalui pengamatan visual asap kawah terjadi dengan ketinggian 300 meter hingga 1.500 meter. Lalu terjadi letusan dengan ketinggian 1.000 meter hingga 1.500 meter. “Guguran teramati terjadi hingga 300 meter dari puncak,” jelasnya dalam keterangan tertulisnya kemarin.
Untuk pengamatan instrumental diketahui terjadi tiga kali gempa letusan atau erupsi, satu kali gempa guguran, 90 kali gempa hembusan, 45 kali gempa vulkanik dangkal, 150 kali gempa vulkanik dalam, 4 kali gempa tektonik lokal, 14 kali gempa tektonik jauh, lima kali gempa tremor dan satu kali gempa low frequency. “Dengan begitu diketahui terjadi peningkatan aktivitas vulkanik,” paparnya.
Karena itu PVMBG secara resmi meningkatkan status Gunung Lewotobi Laki Laki dari Level III atau siaga menjadi Level IV atau awas sejak 9 Januari pukul 23.00. Dengan status tersebut, masyarakat dilarang berada di radius 4 kilometer dari puncak gunung.
Lalu, untuk dilarang berada di 5 kilometer dari puncak untuk sektor arah Barat Laut- Utara. “Waspadai terjadinya banjir lahar hujan di sungai yang berhulu di Gunung Lewotobi,” ujarnya.
Menurutnya, untuk masyarakat yang terdampak hujan abu diharapkan menggunakan masker saat keluar dari rumah. Masyarakat diharapkan patuh terhadap arahan dari petugas.”kami update terus perkembangannya,” ujarnya.
Seiring meningkatkan status Gunung Lewotobi, Mabes TNI turun tangan untuk membantu masyarakat yang terdampak aktivitas gunung tersebut.
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen TNI Nugraha Gumilar menyampaikan bahwa instansinya mengirim tim untuk memberikan beberapa layanan. Mulai layanan medis, distribusi bantuan, sampai evakuasi. “TNI mendirikan tenda kesehatan dan menggelar dapur umum,” ungkap dia.
Gumilar menyatakan, bantuan itu diberikan sebagai respons cepat TNI terhadap situasi darurat di daerah. Dia memastikan, instansinya terus mengikuti dan memantau perkembangan di lapangan, “Kami siap memberikan bantuan lebih lanjut sesuai kebutuhan,” tuturnya.
Tidak sampai di situ, jenderal bintang dua Angkatan Darat tersebut mengungkapkan bahwa pihaknya akan terlibat sampai tahap pemulihan dan rekonstruksi pasca bencana.
Selain Mabes TNI, TNI AL juga mengirim tim untuk membantu pengungsi di Kecamatan Wulanggitang. Mereka menggerakan pasukan dari Pangkalan TNI AL (Lanal) Maumere untuk membantu para pengungsi. “Untuk meringankan beban serta trauma yang dirasakan masyarakat terdampak,” kata Komandan Lanal Maumere Kolonel Laut (P) Ady Dharmawan. Di posko pengungsian, prajurit Angkatan Laut turut mengumpulkan bantuan yang dibutuhkan oleh masyarakat.
Menurut Ady, langkah yang diambil oleh instansinya merupakan bagian dari Operasi Militer Selain Perang atau OMSP. Mereka bergerak cepat bersama pemerintah daerah, Polri, BNPB, BPBD, relawan, dan organisasi lainnya guna memastikan keselamatan masyarakat di sekitar Gunung Lewotobi. (idr/syn/jpg/ila)