31 C
Medan
Sunday, June 30, 2024

Keluarga Bharada E Minta Pertolongan Jokowi

SUMUTPOS.CO – KELUARGA Bharada Eliezer akhirnya muncul ke publik. Langsung minta pertolongan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Mahfud MD.

Keluarga Bharada Eliezer muncul ke publik, tak hanya minta tolong kepada Jokowi, keluarga Bharada Eliezer juga meminta pertolongan kepada Kapolri Jenderal Listyo Sigit dan Menko Polhukam Mahfud MD.

“Kami memohon kepada Bapak Presiden Jokowi, Bapak Kapolri dan Menko Polhukam supaya masalah ini cepat selesai,” ujar Paman Bharada Eliezer yakni Roy Pudihang kepada wartawan, Selasa (9/8). seperti dikutip PojokSatu (Jawa Pos Group), Rabu (10/8).

Ia berharap Presiden Jokowi, Menko Polhukam Mahfud MD dan Kapolri Jenderal Sigit dapat menolong mereka agar kasus Bharada Eliezer cepat selesai. Paman Bharada Eliezer itu juga memohon agar keponakannya ini dapat dilindungi oleh Presiden Jokowi. “Saya selaku keluarga juga kami masyarakat Sulawesi Utara, orang Manado, meminta pertolongan perlindungan Bharada Eliezer,” ujarnya.

Diketahui, Bharada Eliezer atau yang dikenal dengan Bharada E telah ditetapkan sebagai tersangka kasus penembakan Brigadir Yosua. Sementara itu, Pengacara Bharada Eliezer, Deolipa Yumara yang pengacara baru Bharada Eliezer membuat pengakuan blak-blakkan.

Ia menyebutkan, bahwa kliennya Bharada Eliezer menembak Brigader Joshua karena mendapat perintah dari atasannya. Hal tersebut diutarakan Brahada Elizer kepada penyidik Mabes Polri saat dilakukan pemeriksaan. Pengakuan melakukan tindak pidana pembunuhan itu sudah tertuang dalam berita acara pemeriksaan (BAP) Bharada Elizer.

 

Atensi Presiden

Diketahui, Presiden Joko Widodo memberikan atensi kepada kasus kematian Brigadir Yosua ini. Presiden meminta aparat mengusut tuntas kasus tersebut tanpa ada keraguan untuk mengungkapkan kebenaran. “Jangan ragu-ragu. Jangan ada yang ditutup-tutupi, ungkap kebenaran apa adanya,” tegas Jokowi.

Lebih lanjut, Kepala Negara menegaskan agar penyelesaian kasus ini jangan sampai menurunkan kepercayaan publik terhadap institusi kepolisian. Untuk itu Polri harus serius dan transparan. “Citra Polri apapun harus tetap kita jaga,” imbuhnya.

Bukan kali ini saja Jokowi memberikan atensi pada kasus ini. Pernyataan Kepala Negara ini sudah lebih dari tiga kali sejak kasus mencuat. Jokowi konsisten memerintahkan kasus ini diungkap dan terbuka agar masyarakat tahu bahwa Polri bisa menyelesaikan masalah yang terjadi di instansinya.

Sementara Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menuturkan, pihaknya berupaya untuk membuka kasus Brigadir Yosua seterbuka mungkin sesuai dengan intruksi Presiden Jokowi. “Agar tidak ragu membuka kasus ini, tidak ada yang ditutupi-tutupi dan keadilan dibuka apa adanya,” jelasnya.

Karena itulah, lanjutnya, dalam kasus tersebut telah terdapat empat tersangka dan 31 personel yang diduga melanggar kode etik. “Semuanya dibuka,” jelasnya.

Sementara itu, pengacara Bharada E, Deolipa Yumara menyebut narasi terkait kronologi penembakan Yosua sudah sesuai dengan apa yang disampaikan pihaknya sebelumnya. Khususnya terkait alasan Bharada E menembak Yosua atas perintah atasan. “Dari awal kami menyatakan bahwa Bharada E (menembak Yosua, Red) diperintah oleh atasan,” ujarnya saat dikonfirmasi Jawa Pos.

Terkait hal-hal lain, seperti kesaksian Bharada E yang mengaku melihat Sambo memegang senjata, Deolipa mengaku pihaknya tidak pernah mengatakan demikian. Dia menyebut selama ini ia sampaikan ke publik itu tidak pernah keluar dari substansi. (lyn/idr/lum/tyo/jpg)

SUMUTPOS.CO – KELUARGA Bharada Eliezer akhirnya muncul ke publik. Langsung minta pertolongan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Mahfud MD.

Keluarga Bharada Eliezer muncul ke publik, tak hanya minta tolong kepada Jokowi, keluarga Bharada Eliezer juga meminta pertolongan kepada Kapolri Jenderal Listyo Sigit dan Menko Polhukam Mahfud MD.

“Kami memohon kepada Bapak Presiden Jokowi, Bapak Kapolri dan Menko Polhukam supaya masalah ini cepat selesai,” ujar Paman Bharada Eliezer yakni Roy Pudihang kepada wartawan, Selasa (9/8). seperti dikutip PojokSatu (Jawa Pos Group), Rabu (10/8).

Ia berharap Presiden Jokowi, Menko Polhukam Mahfud MD dan Kapolri Jenderal Sigit dapat menolong mereka agar kasus Bharada Eliezer cepat selesai. Paman Bharada Eliezer itu juga memohon agar keponakannya ini dapat dilindungi oleh Presiden Jokowi. “Saya selaku keluarga juga kami masyarakat Sulawesi Utara, orang Manado, meminta pertolongan perlindungan Bharada Eliezer,” ujarnya.

Diketahui, Bharada Eliezer atau yang dikenal dengan Bharada E telah ditetapkan sebagai tersangka kasus penembakan Brigadir Yosua. Sementara itu, Pengacara Bharada Eliezer, Deolipa Yumara yang pengacara baru Bharada Eliezer membuat pengakuan blak-blakkan.

Ia menyebutkan, bahwa kliennya Bharada Eliezer menembak Brigader Joshua karena mendapat perintah dari atasannya. Hal tersebut diutarakan Brahada Elizer kepada penyidik Mabes Polri saat dilakukan pemeriksaan. Pengakuan melakukan tindak pidana pembunuhan itu sudah tertuang dalam berita acara pemeriksaan (BAP) Bharada Elizer.

 

Atensi Presiden

Diketahui, Presiden Joko Widodo memberikan atensi kepada kasus kematian Brigadir Yosua ini. Presiden meminta aparat mengusut tuntas kasus tersebut tanpa ada keraguan untuk mengungkapkan kebenaran. “Jangan ragu-ragu. Jangan ada yang ditutup-tutupi, ungkap kebenaran apa adanya,” tegas Jokowi.

Lebih lanjut, Kepala Negara menegaskan agar penyelesaian kasus ini jangan sampai menurunkan kepercayaan publik terhadap institusi kepolisian. Untuk itu Polri harus serius dan transparan. “Citra Polri apapun harus tetap kita jaga,” imbuhnya.

Bukan kali ini saja Jokowi memberikan atensi pada kasus ini. Pernyataan Kepala Negara ini sudah lebih dari tiga kali sejak kasus mencuat. Jokowi konsisten memerintahkan kasus ini diungkap dan terbuka agar masyarakat tahu bahwa Polri bisa menyelesaikan masalah yang terjadi di instansinya.

Sementara Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menuturkan, pihaknya berupaya untuk membuka kasus Brigadir Yosua seterbuka mungkin sesuai dengan intruksi Presiden Jokowi. “Agar tidak ragu membuka kasus ini, tidak ada yang ditutupi-tutupi dan keadilan dibuka apa adanya,” jelasnya.

Karena itulah, lanjutnya, dalam kasus tersebut telah terdapat empat tersangka dan 31 personel yang diduga melanggar kode etik. “Semuanya dibuka,” jelasnya.

Sementara itu, pengacara Bharada E, Deolipa Yumara menyebut narasi terkait kronologi penembakan Yosua sudah sesuai dengan apa yang disampaikan pihaknya sebelumnya. Khususnya terkait alasan Bharada E menembak Yosua atas perintah atasan. “Dari awal kami menyatakan bahwa Bharada E (menembak Yosua, Red) diperintah oleh atasan,” ujarnya saat dikonfirmasi Jawa Pos.

Terkait hal-hal lain, seperti kesaksian Bharada E yang mengaku melihat Sambo memegang senjata, Deolipa mengaku pihaknya tidak pernah mengatakan demikian. Dia menyebut selama ini ia sampaikan ke publik itu tidak pernah keluar dari substansi. (lyn/idr/lum/tyo/jpg)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/