30 C
Medan
Saturday, June 29, 2024

Jenderal Tangkap Pilot Lion Air

Pesta Sabu di Makassar

JAKARTA-Oknum pilot maskapai Lion Air berinisial HA ditangkap Badan Narkotika Nasional. Hingga tadi malam, HA masih diinapkan di kantor BNN, Cawang, Jakarta Timur.

“Paginya langsung kami bawa ke Jakarta dengan penerbangan pertama. Statusnya masih terperiksa,” ujar Direktur Narkotika Alami Brigjen Benny Mamoto pada Jawa Pos, Rabu (11/1).

Pilot HA ditangkap di kamar 308, studio karaoke Grand Clarion, Makassar. Dia dibekuk bersama seorang pengusaha lokal berinisial H dan temannya D. Juga ada tiga wanita berinisial A, D, dan S. Saat ditangkap, di saku HA ada sabu seberat 0,3 gram. “Yang jelas, memang sudah ada informasi dari masyarakat sebelumnya,” ucap alumnus Akpol 1985 ini.

Benny yang turun langsung dalam penangkapan mengatakan status HA dan teman-temannya akan jelas dalam lima hari ke depan. “Dari pemeriksaan sementara, dia hanya oknum saja. Ini bisa terjadi pada profesi apapun. Kalau dia korban kita akan rekomendasikan rehabilitasi. Namun, lain perkara jika mereka ternyata sindikat penjual,” ujarnya..
Secara terpisah, Direktur Umum Lion Air Edward Sirait mengatakan pihaknya telah mengikuti standar keamanan penerbangan. Pengecekan kesehatan mengikuti aturan yang berlaku. “Pemeriksaan kesehatan dilakukan secara sampling (random), baik waktu maupun personelnya yang berbeda,” papar Edward yang juga menyebut peristiwa itu murni kesalahan pribadi.

Kepala Pusat Komunikasi Kementerian Perhubungan Bambang S Ervan menuturkan regulator memiliki standar pemeriksaan kesehatan. Menurutnya, maskapai seharusnya memiliki jadwal pemeriksaan kesehatan rutin untuk karyawannya. “Dalam 2 x 24jam, tentu kandungan zat-zat berbahaya akan hilang. Maka itu, airline harus melakukan pengecekan secara rutin,” ungkapnya.

Anggota komisa A DPRD Sumatera Utara, Raudin Purba saat dikonfirmasi wartawan koran ini mengatakan jika tindakan yang dilakukannnya adalah perbuatan yang menyalah dan melanggar etika penerbangan.

Menurut Raudin, seharusnya pilot mampu menjaga hal-hal yang positif dan menghiundarkan dari kegiatan yang negatif seperti mengkonsumsi narkoba, mengingat dirinya bertugas untuk kepentingan hidup orang banyak.
“Jika memang dia terbukti menggunakan sabu-sabu pilot tersebut harus dihukum berat. Karena dengan apa yang dilakukannnya bisa membahayakan nyawa orang banyak. Ini kan namanya membunuh secara tidak langsung. Selain itu tindakan pilot tersebut juga telah menghancurkan nama instansi penerbangan dan pekerjaannya sebagai seorang pilot,” tegasnya.

Dirinya berharap, untuk rekrutmen pilot kedepannnya harus dilakukian pengawasan yang sangat ketat agar hal ini tidak terulang kembali. “Selain pengawasan dalam masa perekrutran, lembaga perusahaan juga seharusnya melakukan pengawasan rutin. Mengingat perbuatan yang salah dilakukan bukan karena hanya adanya kemauan saja melainkan adanya kesempatan dan lemahnya pengawasan,” himbau Raudin. (rdl/wir/dyn/uma/jon)

Pesta Sabu di Makassar

JAKARTA-Oknum pilot maskapai Lion Air berinisial HA ditangkap Badan Narkotika Nasional. Hingga tadi malam, HA masih diinapkan di kantor BNN, Cawang, Jakarta Timur.

“Paginya langsung kami bawa ke Jakarta dengan penerbangan pertama. Statusnya masih terperiksa,” ujar Direktur Narkotika Alami Brigjen Benny Mamoto pada Jawa Pos, Rabu (11/1).

Pilot HA ditangkap di kamar 308, studio karaoke Grand Clarion, Makassar. Dia dibekuk bersama seorang pengusaha lokal berinisial H dan temannya D. Juga ada tiga wanita berinisial A, D, dan S. Saat ditangkap, di saku HA ada sabu seberat 0,3 gram. “Yang jelas, memang sudah ada informasi dari masyarakat sebelumnya,” ucap alumnus Akpol 1985 ini.

Benny yang turun langsung dalam penangkapan mengatakan status HA dan teman-temannya akan jelas dalam lima hari ke depan. “Dari pemeriksaan sementara, dia hanya oknum saja. Ini bisa terjadi pada profesi apapun. Kalau dia korban kita akan rekomendasikan rehabilitasi. Namun, lain perkara jika mereka ternyata sindikat penjual,” ujarnya..
Secara terpisah, Direktur Umum Lion Air Edward Sirait mengatakan pihaknya telah mengikuti standar keamanan penerbangan. Pengecekan kesehatan mengikuti aturan yang berlaku. “Pemeriksaan kesehatan dilakukan secara sampling (random), baik waktu maupun personelnya yang berbeda,” papar Edward yang juga menyebut peristiwa itu murni kesalahan pribadi.

Kepala Pusat Komunikasi Kementerian Perhubungan Bambang S Ervan menuturkan regulator memiliki standar pemeriksaan kesehatan. Menurutnya, maskapai seharusnya memiliki jadwal pemeriksaan kesehatan rutin untuk karyawannya. “Dalam 2 x 24jam, tentu kandungan zat-zat berbahaya akan hilang. Maka itu, airline harus melakukan pengecekan secara rutin,” ungkapnya.

Anggota komisa A DPRD Sumatera Utara, Raudin Purba saat dikonfirmasi wartawan koran ini mengatakan jika tindakan yang dilakukannnya adalah perbuatan yang menyalah dan melanggar etika penerbangan.

Menurut Raudin, seharusnya pilot mampu menjaga hal-hal yang positif dan menghiundarkan dari kegiatan yang negatif seperti mengkonsumsi narkoba, mengingat dirinya bertugas untuk kepentingan hidup orang banyak.
“Jika memang dia terbukti menggunakan sabu-sabu pilot tersebut harus dihukum berat. Karena dengan apa yang dilakukannnya bisa membahayakan nyawa orang banyak. Ini kan namanya membunuh secara tidak langsung. Selain itu tindakan pilot tersebut juga telah menghancurkan nama instansi penerbangan dan pekerjaannya sebagai seorang pilot,” tegasnya.

Dirinya berharap, untuk rekrutmen pilot kedepannnya harus dilakukian pengawasan yang sangat ketat agar hal ini tidak terulang kembali. “Selain pengawasan dalam masa perekrutran, lembaga perusahaan juga seharusnya melakukan pengawasan rutin. Mengingat perbuatan yang salah dilakukan bukan karena hanya adanya kemauan saja melainkan adanya kesempatan dan lemahnya pengawasan,” himbau Raudin. (rdl/wir/dyn/uma/jon)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/