MOJOKERTO – Satu keluarga yang terdiri dari suami-isteri dan dua anaknya, diculik oleh sedikitnya 12 orang tak dikenal di rumah kontrakannya di Dusun Gelang, Desa Mojosulur, Kecamatan Mojosari, Sabtu (11/6) pagi. Hingga kemarin petang, jajaran Polres Mojokerto masih di lokasi dan mencari penyebab hilangnya empat orang tersebut.
Warga sekitar mengenal kepala keluarga itu dengan sebutan Frank. Pria ini berusia antara 40-45 tahun dan baru seminggu menempati rumah kontrakan milik Sulaimin (45) warga Dusun Bajangan, Desa Kembang Ringgit, Kecamatan Pungging tersebut.
Menurut sejumlah saksi di sekitar rumah kontrakan Frank menyebut, sekitar pukul 09.00 pagi, pria berperawakan bersepeda motor matic, mendadak menanyakan rumah pria yang dikenal warga sebagai pebisnis mobil bekas ini. “Saya arahkan ke rumahnya,” terang Harun (40), tukang las karbit yang berada tak jauh dari rumah Frank.
Saat bertanya inilah, pria yang mengaku sebagai polisi ini menjelaskan jika Frank adalah seorang teroris.
Tak berlangsung lama setelah diberitahu, sebuah mobil Avanza mendekat dan sejumlah orang langsung masuk ke dalam rumah ini. Tak terdengar cek-cok atau teriakan apapun. Yang jelas. Frank dan isteri serta dua anaknya yang tengah libur sekolah langsung dilesakkan ke dalam mobil van itu.
Hilangnya sekeluarga ini sontak membuat geger warga sekitar. Mereka menyebut, Frank terlibat aksi terorisme yang terjadi di sejumlah daerah di Indonesia. Hal itu mengacu pada cerita salah satu pelaku dan kepribadian keluarga ini yang selalu tertutup dengan para tetangganya. “Sampai detik ini, orangnya belum lapor saya,” terang Jamali (36), ketua RT setempat.
Sejak menghuni rumah yang memiliki dua kamar ini, nama Frank hanya dikenal warga. Mereka tak pernah mengerti siapa nama aslinya.”Mereka tak pernah berinteraksi dengan warga. Bahkan, saya juga belum tahu anaknya sekolah dimana,” tukasnya.
Sejumlah warga lain menyebut, sejak malam hari, sejumlah orang menyanggong Frank dengan menggunakan mobil, dekat rumahnya. Mereka hilir mudik dan keluar masuk warung kecil untuk memesan kopi.
Warga yang lain justru mengira, Frank terlalu banyak hutang dan takut hidup di perkotaan. Sehingga, kampung kecil di kawasan Mojosari menjadi salah satu pilihannya. “Mungkin saja. Karena, lokasi kerjanya saja sampai sekarang tidak ada warga yang tahu,” cetus warga di warung kopi kampung ini.
Hingga kemarin petang, puluhan anggota Polres Mojokerto dan anggota Intel Kodim 0815 masih berada di lokasi ini. Walhasil, warga yang semula tenang, tiba-tiba terusik.
Namun, petugas keamanan ini tak satupun yang berhasil masuk ke rumah ini. Rumah ini dikunci rapat-rapat oleh para pelaku. Hanya jendela samping saja yang terbuka lebar. Sejumlah pakaian pemilik rumah awut-awutan.
Kapolres Mojokerto AKBP Prasetijo Utomo mengaku masih mengumpulkan data-data di lapangan.
“Kami masih memastikan kebenarannya. Apakah ada kaitannya dengan polisi ataukah bermotif bisnis,” ujar Prasetijo. (ron/lal/jpnn)