26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Ambon Membara Lagi

AMBON- Kondusivitas keamanan masyarakat Kota Ambon akhirnya ternoda oleh bentrok warga, Minggu (11/9) kemarin. Di RS Al Fatah, tercatat tiga warga meninggal, 68 lainnya luka terkena tembakan maupun lemparan batu. Diantaranya, Sahroni Elly (26) tewas diterjang peluru saat dua kelompok massa saling serang di kawasan Tugu Trikora. Sedang di kawasan Batugantung Waringin, ratusan  rumah warga ludes dilalap jago merah dalam serangan yang dilakukan salah satu kelompok massa. Tercatat 2 mobil dan 4 sepeda motor hangus dibakar massa dalam bentrok tersebut.

Bentrok dilatarbelakangi kematian Darmin Saiman yang berprofesi tukang ojek, Sabtu (10/9) malam. Kapolda Maluku Brigjen (Pol) Syarif Gunawan kepada wartawan mengungkapkan kronologis bentrok dipicu spontanitas warga usai pemakaman Darmin Saiman di pekuburan Mangga dua, siang kemarin. “Karena ojek. Setelah diperiksa di rumah sakit ternyata kecelakaan murni, tetapi menurut warga dia dibunuh, nah ketika korban usai dimakamkan terjadi spontanitas massa,” ungkap Gunawan.

Dia mengatakan aparat keamanan terdiri satuan Brimobda Polda maupun TNI bekerja keras melokalisir titik-titik rawan terjadi bentrok. Diharapkan masyarakat yang sempat mengungsi ke tempat-tempat aman kembali pulang ke rumah masing-masing. Masyarakat Maluku di seluruh Kabupaten Kota diminta tidak terprovokasi oleh sms-sms dan isu yang tidak jelas kebenarannya. “Ingat pengalaman kita lebih 10 tahun lalu, tentunya itu harus diambil pelajaran,” tandasnya.

Bentrok yang mengingatkan kerusuhan komunal 1999 lalu itu menimbulkan konsentrasi massa di sejumlah titik. Terutama di kawasan Mangga Dua, Batugantung, Waringin, Waihaong,  Tugu Trikora, Batumerah dan Mardika. Di kawasan Tugu Trikora dua kelompok massa saling berhadap-hadapan bahkan saling serang, membawa batu dan senjata tajam. Saling serang mengakibatkan puluhan orang luka-luka akibat lemparan batu maupun terkena peluru.

Sahroni, terkena tembakan di depan masjid An Nur, 100 meter dari Tugu Trikora. Hingga kini belum diketahui pasti siapa melakukan penembakan terhadapnya. Korban saat berita ini dibuat telah dibawa pulang ke kampung halamannya Desa Assilulu, Kecamatan Leihitu Barat, Kabupaten Maluku Tengah. Turut datang menjemput jenasah korban di Asari Al Fatah, salah satu famili korban Ketua DPRD Maluku Tengah Azis Mahulette dan sejumlah anggota dewan lainnya.
Di kawasan Batugantung Waringin, ratusan rumah warga hangus dilalap api. Warga pun tumpah ruah ke jalan-jalan saat terjadi bentrok untuk menyelamatkan diri ke tempat yang lebih aman. Sebaliknya tidak sedikit warga lainnya  justru kembali. Saling serang dua kelompok massa pun terjadi.

Darmin Saiman warga Waihaong oleh pihak kepolisian dinyatakan meninggal karena kecelakaan murni. Tetapi pernyataan polisi ini menimbulkan ketidakpuasan warga. Warga menganggap  kematian Darmin tidak wajar, ketika mengantar penumpangnya ke arah kawasan Gunung Nona, Kudamati, Kecamatan Nusaniwe Sabtu malam (10/9). Menurut warga sejumlah luka di tubuh korban mengindikasikan dia dibunuh.

Akibatnya salah satu kelompok massa mengamuk usai pemakaman Darmin. Mereka tersulut emosi,. Menghentikan kendaraan yang melintas bahkan melempar dan membakarnya di kawasan Waihaong. Kapolres Pulau Ambon AKBP Djoko Susilo tak mampu menenangkan massa yang emosi.(mg5/tia/jpnn)

AMBON- Kondusivitas keamanan masyarakat Kota Ambon akhirnya ternoda oleh bentrok warga, Minggu (11/9) kemarin. Di RS Al Fatah, tercatat tiga warga meninggal, 68 lainnya luka terkena tembakan maupun lemparan batu. Diantaranya, Sahroni Elly (26) tewas diterjang peluru saat dua kelompok massa saling serang di kawasan Tugu Trikora. Sedang di kawasan Batugantung Waringin, ratusan  rumah warga ludes dilalap jago merah dalam serangan yang dilakukan salah satu kelompok massa. Tercatat 2 mobil dan 4 sepeda motor hangus dibakar massa dalam bentrok tersebut.

Bentrok dilatarbelakangi kematian Darmin Saiman yang berprofesi tukang ojek, Sabtu (10/9) malam. Kapolda Maluku Brigjen (Pol) Syarif Gunawan kepada wartawan mengungkapkan kronologis bentrok dipicu spontanitas warga usai pemakaman Darmin Saiman di pekuburan Mangga dua, siang kemarin. “Karena ojek. Setelah diperiksa di rumah sakit ternyata kecelakaan murni, tetapi menurut warga dia dibunuh, nah ketika korban usai dimakamkan terjadi spontanitas massa,” ungkap Gunawan.

Dia mengatakan aparat keamanan terdiri satuan Brimobda Polda maupun TNI bekerja keras melokalisir titik-titik rawan terjadi bentrok. Diharapkan masyarakat yang sempat mengungsi ke tempat-tempat aman kembali pulang ke rumah masing-masing. Masyarakat Maluku di seluruh Kabupaten Kota diminta tidak terprovokasi oleh sms-sms dan isu yang tidak jelas kebenarannya. “Ingat pengalaman kita lebih 10 tahun lalu, tentunya itu harus diambil pelajaran,” tandasnya.

Bentrok yang mengingatkan kerusuhan komunal 1999 lalu itu menimbulkan konsentrasi massa di sejumlah titik. Terutama di kawasan Mangga Dua, Batugantung, Waringin, Waihaong,  Tugu Trikora, Batumerah dan Mardika. Di kawasan Tugu Trikora dua kelompok massa saling berhadap-hadapan bahkan saling serang, membawa batu dan senjata tajam. Saling serang mengakibatkan puluhan orang luka-luka akibat lemparan batu maupun terkena peluru.

Sahroni, terkena tembakan di depan masjid An Nur, 100 meter dari Tugu Trikora. Hingga kini belum diketahui pasti siapa melakukan penembakan terhadapnya. Korban saat berita ini dibuat telah dibawa pulang ke kampung halamannya Desa Assilulu, Kecamatan Leihitu Barat, Kabupaten Maluku Tengah. Turut datang menjemput jenasah korban di Asari Al Fatah, salah satu famili korban Ketua DPRD Maluku Tengah Azis Mahulette dan sejumlah anggota dewan lainnya.
Di kawasan Batugantung Waringin, ratusan rumah warga hangus dilalap api. Warga pun tumpah ruah ke jalan-jalan saat terjadi bentrok untuk menyelamatkan diri ke tempat yang lebih aman. Sebaliknya tidak sedikit warga lainnya  justru kembali. Saling serang dua kelompok massa pun terjadi.

Darmin Saiman warga Waihaong oleh pihak kepolisian dinyatakan meninggal karena kecelakaan murni. Tetapi pernyataan polisi ini menimbulkan ketidakpuasan warga. Warga menganggap  kematian Darmin tidak wajar, ketika mengantar penumpangnya ke arah kawasan Gunung Nona, Kudamati, Kecamatan Nusaniwe Sabtu malam (10/9). Menurut warga sejumlah luka di tubuh korban mengindikasikan dia dibunuh.

Akibatnya salah satu kelompok massa mengamuk usai pemakaman Darmin. Mereka tersulut emosi,. Menghentikan kendaraan yang melintas bahkan melempar dan membakarnya di kawasan Waihaong. Kapolres Pulau Ambon AKBP Djoko Susilo tak mampu menenangkan massa yang emosi.(mg5/tia/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/