26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Ongkos Penerjemahan Buku Terlalu Murah

Frankfurt Book Fair
Frankfurt Book Fair

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menemui masalah dalam persiapan menjadi tamu kehormatan di Frankfurt Book Fair 2015. Masalah muncul untuk urusan penerjemahan buku-buku jagoan yang akan dibawa ke Jerman. Ongkos penerjemahan yang dipatok pemerintah terlalu rendah dari standar internasional.

Wakil Mendikbud Bidang Kebudayaan Wiendu Nuryanti menuturkan, Indonesia nanti akan membawa 2.000 judul buku di pemeran literasi berumur lebih dari 500 tahun itu. Dari seluruh buku yang dibawa, akan ditetapkan 200 judul buku jagoan dan diterjemahkan ke bahasa Inggris atau Jerman.

“Sampai sekarang masih proses penjaringan,” kata Wiendu usai pengumuman sayembara desain paviliun utama Indonesi di Frankfurt Book Fair di Jakarta kemarin. Dia menuturkan dari target 2.000 judul buku, sudah terseleksi 700-an judul buku.

Sedangkan untuk buku-buku jagoan, Wiendu menuturkan sementara ini sudah ada 500 judul buku yang terseleksi. Intinya dari kuota 200 judul buku unggulan yang bakal diterjemahkan ke bahasa asing, masih terisi 20 judul buku saja. “Memang agak lambat,” jelasnya.

Wiendu mengatakan masalah yang dihadapi saat ini adalah ongkos atau biaya penerjemahan tadi. Dia menuturkan alokasi anggaran untuk penerjemahan ini mencapai Rp 19 miliar.

Jika dikupas lebih rinci, harga satuan untuk penerjemahan ini hanya Rp 100 ribu per lembar. Wiendu menuturkan harga satuan untuk penerjemahan itu ternyata jauh di bawah standar penerjemahan buku internasional yang mencapai Rp 450 ribu per lembar. Dia khawatir tidak ada layanan jasa translate internasional yang bersedia menerjemahkan buku-buku Indonesia.

“Kita sudah konsultasi dengan banyak pihak. Tinggal konsultasi ke KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi, red) yang belum,” ungkap Wiendu. Dia mengatakan panitia persiapan Frankfurt Book Fair 2015 sudah berkonsultasi dengan BPKP (Badan Pengaas Keuangan dan Pembangunan) serta Inspektorat Jenderal Kemendikbud terkait selisih harga penerjemahan tadi.

Bagi dia proses penerjemahan buku Indonesia itu penting. Sebab pemerintah Indonesia memasang target tinggi penjualan hak intelektual buku-buku unggulan Indonesia oleh penerbit asing. Dia menjelaskan pameran ini akan menyedot pengunjung hingga 300 ribu orang.

Wiendu menuturkan harus dicarikan formulasi birokrasi supaya tidak muncul masalah keuangan negara dalam kegiatan Frankfurt Book Fair itu. Dia menjelaskan secara keseluruhan, anggaran yang dipakai untuk pameran lima hari itu Rp 150 miliar. “Pengalaman anggaran paling mahal dilakukan Spanyol sekitar Rp 350 miliar,” jelas dia. Wiendu mengatakan pagelaran Frankfurt Book Fair tidak hanya pameran buku semata. Tetapi juga banyak agenda lain seperti pagelaran seni, festival film Indonesia di Jerman, dan lain-lainnya. (wan)

Frankfurt Book Fair
Frankfurt Book Fair

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menemui masalah dalam persiapan menjadi tamu kehormatan di Frankfurt Book Fair 2015. Masalah muncul untuk urusan penerjemahan buku-buku jagoan yang akan dibawa ke Jerman. Ongkos penerjemahan yang dipatok pemerintah terlalu rendah dari standar internasional.

Wakil Mendikbud Bidang Kebudayaan Wiendu Nuryanti menuturkan, Indonesia nanti akan membawa 2.000 judul buku di pemeran literasi berumur lebih dari 500 tahun itu. Dari seluruh buku yang dibawa, akan ditetapkan 200 judul buku jagoan dan diterjemahkan ke bahasa Inggris atau Jerman.

“Sampai sekarang masih proses penjaringan,” kata Wiendu usai pengumuman sayembara desain paviliun utama Indonesi di Frankfurt Book Fair di Jakarta kemarin. Dia menuturkan dari target 2.000 judul buku, sudah terseleksi 700-an judul buku.

Sedangkan untuk buku-buku jagoan, Wiendu menuturkan sementara ini sudah ada 500 judul buku yang terseleksi. Intinya dari kuota 200 judul buku unggulan yang bakal diterjemahkan ke bahasa asing, masih terisi 20 judul buku saja. “Memang agak lambat,” jelasnya.

Wiendu mengatakan masalah yang dihadapi saat ini adalah ongkos atau biaya penerjemahan tadi. Dia menuturkan alokasi anggaran untuk penerjemahan ini mencapai Rp 19 miliar.

Jika dikupas lebih rinci, harga satuan untuk penerjemahan ini hanya Rp 100 ribu per lembar. Wiendu menuturkan harga satuan untuk penerjemahan itu ternyata jauh di bawah standar penerjemahan buku internasional yang mencapai Rp 450 ribu per lembar. Dia khawatir tidak ada layanan jasa translate internasional yang bersedia menerjemahkan buku-buku Indonesia.

“Kita sudah konsultasi dengan banyak pihak. Tinggal konsultasi ke KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi, red) yang belum,” ungkap Wiendu. Dia mengatakan panitia persiapan Frankfurt Book Fair 2015 sudah berkonsultasi dengan BPKP (Badan Pengaas Keuangan dan Pembangunan) serta Inspektorat Jenderal Kemendikbud terkait selisih harga penerjemahan tadi.

Bagi dia proses penerjemahan buku Indonesia itu penting. Sebab pemerintah Indonesia memasang target tinggi penjualan hak intelektual buku-buku unggulan Indonesia oleh penerbit asing. Dia menjelaskan pameran ini akan menyedot pengunjung hingga 300 ribu orang.

Wiendu menuturkan harus dicarikan formulasi birokrasi supaya tidak muncul masalah keuangan negara dalam kegiatan Frankfurt Book Fair itu. Dia menjelaskan secara keseluruhan, anggaran yang dipakai untuk pameran lima hari itu Rp 150 miliar. “Pengalaman anggaran paling mahal dilakukan Spanyol sekitar Rp 350 miliar,” jelas dia. Wiendu mengatakan pagelaran Frankfurt Book Fair tidak hanya pameran buku semata. Tetapi juga banyak agenda lain seperti pagelaran seni, festival film Indonesia di Jerman, dan lain-lainnya. (wan)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/