26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Minum Air Zamzam dan Berdoa Supaya Tampil Tenang

Radja Jiharka Ar Rifa

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Wajahnya polos. Pembawaannya juga tenang. Tapi melihat prestasinya, sungguh luar biasa. Dia adalah Radja Jiharka Ar Rifa, peserta Musabaqah Tilawatil Quran Nasional (MTQN) XVII/2018 asal Provinsi DKI Jakarta, cabang hifzil 1 juz dan tilawah putra.

Radja kembali menuai prestasi di ajang MTQN yang dihelat di Sumatera Utara. Ia sukses menjadi juara satu dan menyingkirkan dua kompetitornya dengan nilai nyaris sempurna; 99,83. Dengan prestasi ini, Radja mengulang kesuksesan waktu tampil di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada 2016 lalu pada cabang serupa.

Di samping giat berlatih mengulang hafalan, Radja menyampaikan, sebelum tampil selalu memanjatkan doa agar diberikan ketenangan. Selanjutnya membaca shalawat, rajin beristighfar dan juga salat.

“Iya, tidak ada persiapan khusus. Selalu berdoa dan rajin salat agar tenang saat tampil,” ujarnya kepada Sumut Pos, di Lapangan Istana Maimun, Rabu (10/10) sore.

Saat itu Radja melaju ke babak final dalam cabang hifzil 1 juz dan tilawah.

Dalam babak penyisihan di cabang putra itu, ia memperoleh nilai tertinggi dibanding 31 peserta lain yakni 97.00. Nilai itu disebut exelence oleh Majelis Hakim Maria Ulfah. Karena minimal untuk golongan tersebut biasanya skor 96 juga terbilang sudah bagus. “Alhamdulillah sudah tenang,” kata dia saat ditanya perasaannya seusai tampil.

Dia mengaku, untuk kali kedua mengikuti ajang sekelas MTQN. Menurutnya pada penampilan kedua kalinya tersebut, ia sudah lebih tenang dan fokus. “Alhamdulillah gak ada,” tuturnya. “Kemarin (waktu di NTB) juara satu di cabang hifzh 1 juz,” imbuh Radja.

Remaja yang baru tamat dari Sekolah Dasar Negeri 31 Jakarta Selatan itu mengungkapkan, sebelum tampil dan mengikuti lomba, dirinya meminum air zamzam dan membaca doa supaya tenang. Ia pun tidak mau sesumbar atas kemungkinan dapat mendulang prestasi serupa saat di NTB. “Gak pikirin itu, yang penting fokus diri sendiri aja,” tuturnya.

Ibarat Dejavu, usai tampil di babak final kemarin, skor penilaian Radja mengungguli dua finalis lain. Nilai yang ia peroleh bahkan hampir sempurna. “Saya belum tahu hasilnya,” kata Radja saat diberi tahu bahwa dia menjadi juara satu. “Alhamdulillah, makasih. Belum menyangka dapat juara satu. Sekarang sudah lega,” imbuhnya.

Tidak seperti hari sebelumnya, Radja mengaku waktu tampil di final tidak meminum air zamzam lagi. Juga tidak ada persiapan khusus. Hanya membaca doa, berusaha tenang dan tetap fokus. “Nggak lagi (minum air zamzam). Cuma perbanyak doa dan baca shalawat aja,” imbuhnya.

Dalam babak final, Radja membaca Surat Ali Imran ayat 10 dengan mulus. Ia bahkan mampu menyambungkan ayat yang dibacakan dewan hakim. “Alhamdulillah tidak ada masalah di hafalan dan bacaan. Setelah ini keinginan saya makan-makan,” katanya seraya tertawa.

Sejak masih duduk di Taman Kanak-kanak (TK), ia sudah dilatih membaca dan menghafal Alquran oleh sang ayah, yang juga seorang penceramah. Belajarnya hampir di tiap malam atau habis Salat Subuh. “Kadang habis Zuhur juga diajari Abi membaca Alquran. Setiap hari pasti ada belajar dan membaca Alquran,” tuturnya.

Ke depan Radja ingin menambah hafalan Alquran menjadi lima juz. Sebab saat ini dia baru hafal dua juz, yakni juz 1 dan juz 30. Ia mengaku belum puas dengan capaiannya saat ini. “Insyaallah tambah lima juz lagi, dari yang sekarang baru hafal dua juz,” katanya. “Kuncinya sering-sering mengulang hafalan. Dan sering berdoa juga,” ujar dia memberikan tips.

Babak final MTQN cabang hifzil quran 1 juz dan tilawah dapat diselesaikan sekitar pukul 12.30 WIB, kemarin. Dari hasil rapat dewan hakim diputuskan, selain Radja, juara dua untuk cabang hifzil quran 1 juz dan tilawah putra, atas nama Mulyadi dari Kepulauan Riau dengan nilai 97,66 dan disusul Zayyin al-Munawar dari Provinsi Banten dengan nilai 97,58.

Sementara untuk kategori putri, juara pertama diraih Sisca Wulandari Putri dari Kepri dengan nilai 99, juara kedua dari Sulawesi Utara atas nama Nazila Ibrahim Tahir dengan nilai 98,91, dan juara ketiga Zeliyanti dari Kalimantan Utara dengan nilai 95,91. Berbeda dengan putra, untuk kategori putri ini ada perubahan posisi dari sebelumnya di urutan final. Saat masuk babak final peserta asal Sulawesi Utara menempati posisi pertama disusul Kepri pada posisi kedua dan Kalimantan Utara di posisi ketiga.

“Memang yang kategori putri ini ada perubahan. Semalam waktu final yang paling tinggi itu Sulawesi Utara. Tapi di final ini Kepri lebih bagus,” kata Ketua Majelis Hakim Cabang Hifzil 1 dan 5 Juz serta Tilawah, Maria Ulfah.

Para pemenang ini tidak diumumkan oleh dewan hakim di lokasi acara, tetapi dapat diakses di website www.musabaqah.id. Untuk pengumuman sendiri secara resmi akan disampaikan di arena utama MTQN di Gedung Serba Guna, Jalan Pancing/Willem Iskandar bersamaan dengan malam penutupan, hari ini. (*)

Radja Jiharka Ar Rifa

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Wajahnya polos. Pembawaannya juga tenang. Tapi melihat prestasinya, sungguh luar biasa. Dia adalah Radja Jiharka Ar Rifa, peserta Musabaqah Tilawatil Quran Nasional (MTQN) XVII/2018 asal Provinsi DKI Jakarta, cabang hifzil 1 juz dan tilawah putra.

Radja kembali menuai prestasi di ajang MTQN yang dihelat di Sumatera Utara. Ia sukses menjadi juara satu dan menyingkirkan dua kompetitornya dengan nilai nyaris sempurna; 99,83. Dengan prestasi ini, Radja mengulang kesuksesan waktu tampil di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada 2016 lalu pada cabang serupa.

Di samping giat berlatih mengulang hafalan, Radja menyampaikan, sebelum tampil selalu memanjatkan doa agar diberikan ketenangan. Selanjutnya membaca shalawat, rajin beristighfar dan juga salat.

“Iya, tidak ada persiapan khusus. Selalu berdoa dan rajin salat agar tenang saat tampil,” ujarnya kepada Sumut Pos, di Lapangan Istana Maimun, Rabu (10/10) sore.

Saat itu Radja melaju ke babak final dalam cabang hifzil 1 juz dan tilawah.

Dalam babak penyisihan di cabang putra itu, ia memperoleh nilai tertinggi dibanding 31 peserta lain yakni 97.00. Nilai itu disebut exelence oleh Majelis Hakim Maria Ulfah. Karena minimal untuk golongan tersebut biasanya skor 96 juga terbilang sudah bagus. “Alhamdulillah sudah tenang,” kata dia saat ditanya perasaannya seusai tampil.

Dia mengaku, untuk kali kedua mengikuti ajang sekelas MTQN. Menurutnya pada penampilan kedua kalinya tersebut, ia sudah lebih tenang dan fokus. “Alhamdulillah gak ada,” tuturnya. “Kemarin (waktu di NTB) juara satu di cabang hifzh 1 juz,” imbuh Radja.

Remaja yang baru tamat dari Sekolah Dasar Negeri 31 Jakarta Selatan itu mengungkapkan, sebelum tampil dan mengikuti lomba, dirinya meminum air zamzam dan membaca doa supaya tenang. Ia pun tidak mau sesumbar atas kemungkinan dapat mendulang prestasi serupa saat di NTB. “Gak pikirin itu, yang penting fokus diri sendiri aja,” tuturnya.

Ibarat Dejavu, usai tampil di babak final kemarin, skor penilaian Radja mengungguli dua finalis lain. Nilai yang ia peroleh bahkan hampir sempurna. “Saya belum tahu hasilnya,” kata Radja saat diberi tahu bahwa dia menjadi juara satu. “Alhamdulillah, makasih. Belum menyangka dapat juara satu. Sekarang sudah lega,” imbuhnya.

Tidak seperti hari sebelumnya, Radja mengaku waktu tampil di final tidak meminum air zamzam lagi. Juga tidak ada persiapan khusus. Hanya membaca doa, berusaha tenang dan tetap fokus. “Nggak lagi (minum air zamzam). Cuma perbanyak doa dan baca shalawat aja,” imbuhnya.

Dalam babak final, Radja membaca Surat Ali Imran ayat 10 dengan mulus. Ia bahkan mampu menyambungkan ayat yang dibacakan dewan hakim. “Alhamdulillah tidak ada masalah di hafalan dan bacaan. Setelah ini keinginan saya makan-makan,” katanya seraya tertawa.

Sejak masih duduk di Taman Kanak-kanak (TK), ia sudah dilatih membaca dan menghafal Alquran oleh sang ayah, yang juga seorang penceramah. Belajarnya hampir di tiap malam atau habis Salat Subuh. “Kadang habis Zuhur juga diajari Abi membaca Alquran. Setiap hari pasti ada belajar dan membaca Alquran,” tuturnya.

Ke depan Radja ingin menambah hafalan Alquran menjadi lima juz. Sebab saat ini dia baru hafal dua juz, yakni juz 1 dan juz 30. Ia mengaku belum puas dengan capaiannya saat ini. “Insyaallah tambah lima juz lagi, dari yang sekarang baru hafal dua juz,” katanya. “Kuncinya sering-sering mengulang hafalan. Dan sering berdoa juga,” ujar dia memberikan tips.

Babak final MTQN cabang hifzil quran 1 juz dan tilawah dapat diselesaikan sekitar pukul 12.30 WIB, kemarin. Dari hasil rapat dewan hakim diputuskan, selain Radja, juara dua untuk cabang hifzil quran 1 juz dan tilawah putra, atas nama Mulyadi dari Kepulauan Riau dengan nilai 97,66 dan disusul Zayyin al-Munawar dari Provinsi Banten dengan nilai 97,58.

Sementara untuk kategori putri, juara pertama diraih Sisca Wulandari Putri dari Kepri dengan nilai 99, juara kedua dari Sulawesi Utara atas nama Nazila Ibrahim Tahir dengan nilai 98,91, dan juara ketiga Zeliyanti dari Kalimantan Utara dengan nilai 95,91. Berbeda dengan putra, untuk kategori putri ini ada perubahan posisi dari sebelumnya di urutan final. Saat masuk babak final peserta asal Sulawesi Utara menempati posisi pertama disusul Kepri pada posisi kedua dan Kalimantan Utara di posisi ketiga.

“Memang yang kategori putri ini ada perubahan. Semalam waktu final yang paling tinggi itu Sulawesi Utara. Tapi di final ini Kepri lebih bagus,” kata Ketua Majelis Hakim Cabang Hifzil 1 dan 5 Juz serta Tilawah, Maria Ulfah.

Para pemenang ini tidak diumumkan oleh dewan hakim di lokasi acara, tetapi dapat diakses di website www.musabaqah.id. Untuk pengumuman sendiri secara resmi akan disampaikan di arena utama MTQN di Gedung Serba Guna, Jalan Pancing/Willem Iskandar bersamaan dengan malam penutupan, hari ini. (*)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/