25 C
Medan
Saturday, September 28, 2024

Lewat Topeng, Antarkan Indonesia ke Dalam Best 15 National Gift

FOTO: Angger Bondan/Jawa Pos Putri Indonesia 2013 Whulandary mengenakan busana nasional dengan tema Reog Ponorogo saat konferensi pers jelang ajang Miss Universe 2013 di Jakarta, Jumat, (11/10).
FOTO: Angger Bondan/Jawa Pos
Putri Indonesia 2013 Whulandary mengenakan busana nasional dengan tema Reog Ponorogo saat konferensi pers jelang ajang Miss Universe 2013 di Jakarta, Jumat, (11/10).

SUMUTPOS.CO – Busana unik khas Indonesia Reog Ponorogo mampu menyita perhatian juri dalam ajang pemilihan Miss Universe 2013 yang diikuti Whulandary Herman. Ia berhasil masuk posisi ke empat dari lima besar Best Notional Costume dan meraih 16 besar pentas ratu kecantikan sejagad itu.

 

YERI VLORIDA

 

DENGAN 86 wanita cantik dari berbagai negara cukup membuat Whulandary bangga. Ia mewakili Indonesia dalam ajang pemilihan yang berlansung di Rusia itu. Pengalaman gadis kelahiran di Pariaman, 26 Juni 1988 itu cukup menarik perhatian internasional dengan menampilkan keragaman budaya Indonesia. “Saya bangga bisa menampilkan budaya Indonesia di luar negeri,” katanya.

Ajang kecantikan milik Donald Trump itu juga menampilkan berbagai keunikan budaya dari para peserta lainnya. Tentu saja persaingan berat dialami Whulandary untuk mempersembahkan penampilan terbaiknya malam Grand Final yang berlangsung di Crocus Hall City Minggu dini hari kemarin.

Sebelumnya, topeng khas Indonesia yang berasal dari Daerah Istimewa Yogyakarta yang dibawa Whulandary untuk Gift Auction mampu mengantar Indonesia ke dalam Best 15 National Gift. Topeng ini berukuran 30 cm x 20 cm dan terbuat dari kayu Mahogany. Biasanya, di Indonesia topeng digunakan untuk menjadi bagian penari atau pertunjukan wayang seperti cerita Ramayana atau Mahabrata. Topeng Khas Indonesia yang dibawakan Whulandary tersebut akhirnya laku terjual dengan harga USD 8000 atau senilai dengan Rp 88 juta.

Prestasi yang dicapai Whulandary itu merupakan pencapaian terbesar selama Yayasan Puteri Indonesia mengirimkan wakilnya ke ajang International. Sembilan tahun yang lalu, Indonesia dibuat bangga oleh Artika Sari Devi karena berhasil menembus 15 besar saat Miss Universe tahun 2004.

Menurut Whulandary, ada banyak persiapan dilakukan untuk menghadiri pentas ratu kecantikan dunia itu. Mengikuti banyak pelatihan  public speaking, bahasa Inggris, modeling, make up & hair do, spa dan masih banyak lagi. “Semakin mantap untuk tampil dengan persiapan sejak Maret lalu. Saya juga mendalami wawasannya seputar negara Rusia dengan mempelajari sejarah dan perkembangan politiknya,” terangnya.

Kostum Reog Ponorogo dengan bekerjasama dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta dan Solo Batik Fashion. Kostum tradisional tersebut merupakan terinspirasi dari kesenian Reog yang mulai muncul 1400. Motif burung merak yang menjadi bagian dari instrumen kesenian Reog. Burung Merak mempunyai bulu corak warna-warni indah  dan lehernya panjang. Dengan kibasan ekor di tambah dengan hiasan payet-payet permata.

Dalam kesempatan tersebut Whulandary menggunakan gaun malam rancangan Anaz Khairunnaz. Gaun yang bertema gold evening gown menyerupai mermaid itu terinspirasi yang terinspirasi dari keanggunan wanita-wanita Minang, Sumatera Barat asal kota Whulandary  Motif lace nuansa atap-atap rumah Gadang makin menunjukkan nuansa Minang yang kental. Warna gold dipilih karena melambangkan kejayaan dan kemenangan dalam masyarakat Minang.

Masih dengan busana rancangan Anaz dirancang pula busana tema Tenun Evening Gown. Gaun itu tersinpirasi dengan keindahan gugusan kepulau-pulau di kawasan Nusa Tenggara yang dilengkapi mutiara. Busana tampak mewah dan glamor.

Sedangkan  Ikat Tradisional Indonesia  karya Didiet Maulana juga mempersembahkan rancangan khusus dengan tema Eksotika Khatulistiwa.  Terinspirasi dari kecantikan Dewi Nawang Wulan dari cerita rakyat Jaka Tarub.

Gaun dengan potongan klasik dan aksen kain selendang di bagian bahu kiri. Jika dipakai terangkat lembut ketika tertiup angin seperti sayap halus bidadari . Dengan kain tenun ikat sutera Makasar dan motif kain Cinde  menrangkum eksotika budaya Indonesia. Lengkap dengan aksen bordir Tasikmalaya yang dihadirkan dalam detail bahu dan batu-batu kristal.

Selain itu Wardiman  Djojonegoro sebaga Ketua Umum Yayasan Puteri Indonesia mengatakan Prestasi tersebut kian meningkat di tahun-tahun berikutnya dan menjadi acuan untuk para wakil Indonesia lainnya. Artinya puteri Indonesia tidak kalah saing dengan peserta lainnya dari berbagai belahan dunia. Tidak hanya pengalaman yang didapat dalam pentas tersebut.  Namun juga mengenalkan Indonesia di pentas dunia. (*)

FOTO: Angger Bondan/Jawa Pos Putri Indonesia 2013 Whulandary mengenakan busana nasional dengan tema Reog Ponorogo saat konferensi pers jelang ajang Miss Universe 2013 di Jakarta, Jumat, (11/10).
FOTO: Angger Bondan/Jawa Pos
Putri Indonesia 2013 Whulandary mengenakan busana nasional dengan tema Reog Ponorogo saat konferensi pers jelang ajang Miss Universe 2013 di Jakarta, Jumat, (11/10).

SUMUTPOS.CO – Busana unik khas Indonesia Reog Ponorogo mampu menyita perhatian juri dalam ajang pemilihan Miss Universe 2013 yang diikuti Whulandary Herman. Ia berhasil masuk posisi ke empat dari lima besar Best Notional Costume dan meraih 16 besar pentas ratu kecantikan sejagad itu.

 

YERI VLORIDA

 

DENGAN 86 wanita cantik dari berbagai negara cukup membuat Whulandary bangga. Ia mewakili Indonesia dalam ajang pemilihan yang berlansung di Rusia itu. Pengalaman gadis kelahiran di Pariaman, 26 Juni 1988 itu cukup menarik perhatian internasional dengan menampilkan keragaman budaya Indonesia. “Saya bangga bisa menampilkan budaya Indonesia di luar negeri,” katanya.

Ajang kecantikan milik Donald Trump itu juga menampilkan berbagai keunikan budaya dari para peserta lainnya. Tentu saja persaingan berat dialami Whulandary untuk mempersembahkan penampilan terbaiknya malam Grand Final yang berlangsung di Crocus Hall City Minggu dini hari kemarin.

Sebelumnya, topeng khas Indonesia yang berasal dari Daerah Istimewa Yogyakarta yang dibawa Whulandary untuk Gift Auction mampu mengantar Indonesia ke dalam Best 15 National Gift. Topeng ini berukuran 30 cm x 20 cm dan terbuat dari kayu Mahogany. Biasanya, di Indonesia topeng digunakan untuk menjadi bagian penari atau pertunjukan wayang seperti cerita Ramayana atau Mahabrata. Topeng Khas Indonesia yang dibawakan Whulandary tersebut akhirnya laku terjual dengan harga USD 8000 atau senilai dengan Rp 88 juta.

Prestasi yang dicapai Whulandary itu merupakan pencapaian terbesar selama Yayasan Puteri Indonesia mengirimkan wakilnya ke ajang International. Sembilan tahun yang lalu, Indonesia dibuat bangga oleh Artika Sari Devi karena berhasil menembus 15 besar saat Miss Universe tahun 2004.

Menurut Whulandary, ada banyak persiapan dilakukan untuk menghadiri pentas ratu kecantikan dunia itu. Mengikuti banyak pelatihan  public speaking, bahasa Inggris, modeling, make up & hair do, spa dan masih banyak lagi. “Semakin mantap untuk tampil dengan persiapan sejak Maret lalu. Saya juga mendalami wawasannya seputar negara Rusia dengan mempelajari sejarah dan perkembangan politiknya,” terangnya.

Kostum Reog Ponorogo dengan bekerjasama dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta dan Solo Batik Fashion. Kostum tradisional tersebut merupakan terinspirasi dari kesenian Reog yang mulai muncul 1400. Motif burung merak yang menjadi bagian dari instrumen kesenian Reog. Burung Merak mempunyai bulu corak warna-warni indah  dan lehernya panjang. Dengan kibasan ekor di tambah dengan hiasan payet-payet permata.

Dalam kesempatan tersebut Whulandary menggunakan gaun malam rancangan Anaz Khairunnaz. Gaun yang bertema gold evening gown menyerupai mermaid itu terinspirasi yang terinspirasi dari keanggunan wanita-wanita Minang, Sumatera Barat asal kota Whulandary  Motif lace nuansa atap-atap rumah Gadang makin menunjukkan nuansa Minang yang kental. Warna gold dipilih karena melambangkan kejayaan dan kemenangan dalam masyarakat Minang.

Masih dengan busana rancangan Anaz dirancang pula busana tema Tenun Evening Gown. Gaun itu tersinpirasi dengan keindahan gugusan kepulau-pulau di kawasan Nusa Tenggara yang dilengkapi mutiara. Busana tampak mewah dan glamor.

Sedangkan  Ikat Tradisional Indonesia  karya Didiet Maulana juga mempersembahkan rancangan khusus dengan tema Eksotika Khatulistiwa.  Terinspirasi dari kecantikan Dewi Nawang Wulan dari cerita rakyat Jaka Tarub.

Gaun dengan potongan klasik dan aksen kain selendang di bagian bahu kiri. Jika dipakai terangkat lembut ketika tertiup angin seperti sayap halus bidadari . Dengan kain tenun ikat sutera Makasar dan motif kain Cinde  menrangkum eksotika budaya Indonesia. Lengkap dengan aksen bordir Tasikmalaya yang dihadirkan dalam detail bahu dan batu-batu kristal.

Selain itu Wardiman  Djojonegoro sebaga Ketua Umum Yayasan Puteri Indonesia mengatakan Prestasi tersebut kian meningkat di tahun-tahun berikutnya dan menjadi acuan untuk para wakil Indonesia lainnya. Artinya puteri Indonesia tidak kalah saing dengan peserta lainnya dari berbagai belahan dunia. Tidak hanya pengalaman yang didapat dalam pentas tersebut.  Namun juga mengenalkan Indonesia di pentas dunia. (*)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/