30 C
Medan
Monday, July 1, 2024

Menteri Yuddy Ancam Batalkan Hasil Seleksi CPNS Konkep

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi. Foto: Dok JPNN.com
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi. Foto: Dok JPNN.com

JAKARTA, SUMUTPOS.CO — Tiga hari bertahan di Kantor Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB), 36 peserta CPNS Kabupaten Konawe Kepulauan(Konkep), Sulawesi Tenggara akhirnya diterima MenPAN-RB Yuddy Chrisnandi.

Dalam pertemuan itu, Yuddy menegaskan tidak ada kepentingannya hingga mengeluarkan keputusan melakukan tes kompetensi bidang (TKB) ulang.

“Saya tidak ada kepentingan apa-apa dengan Bupati Konkep. Saya hanya terenyuh mendengarkan penuturan beliau bahwa yang lulus seleksi CPNS 2014 didominasi putra di luar daerah, makanya minta dilaksanakan TKB ulang,” terang Yuddy kepada perwakilan peserta CPNS Konkep di kantornya, Rabu (13/5).

Dia menyebutkan, permintaan TKB ulang itu didasari atas masukan bupati untuk menyeleksi putra daerah dan bukan putra daerah.

“Saya setuju TKB ulang karena seluruhnya dipegang Panselnas. Sebab TKB sebelumnya sudah saya batalkan karena ada kecurangan,” ucapnya.

Yuddy tidak menyangka keputusannya itu justru membuat gejolak di masyarakat. Itu sebabnya dia mengancam akan membatalkan hasil seleksi CPNS Konkep dan diulang kembali.

“Kalau masalah jadi runyam begini, saya bisa saja membatalkan hasil seleksi CPNS 2014 dan mengulang kembali tes kompetensi dasar (TKD). Jujur saja saya tidak punya kepentingan apa-apa di sini. Saya juga tidak ada untung ruginya, karena saya pikirkan stabilitas keamanan di Konkep,” tandasnya.

Mendengar itu, Akbar Moki dan Alu Diman, koordinator peserta CPNS, menyatakan lebih baik dibatalkan hasil seleksinya ketimbang TKB ulang. Sebab warga Konkep lebih percaya hasil TKD daripada TKB.

“Lebih baik dibatalkan daripada TKB ulang. Kami ingin seleksinya berdasarkan TKD saja karena lebih murni dan objektif. Mau anak petani, pejabat, pedagang, punya peluang sama menjadi PNS,” seru Akbar. (esy/jpnn)

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi. Foto: Dok JPNN.com
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi. Foto: Dok JPNN.com

JAKARTA, SUMUTPOS.CO — Tiga hari bertahan di Kantor Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB), 36 peserta CPNS Kabupaten Konawe Kepulauan(Konkep), Sulawesi Tenggara akhirnya diterima MenPAN-RB Yuddy Chrisnandi.

Dalam pertemuan itu, Yuddy menegaskan tidak ada kepentingannya hingga mengeluarkan keputusan melakukan tes kompetensi bidang (TKB) ulang.

“Saya tidak ada kepentingan apa-apa dengan Bupati Konkep. Saya hanya terenyuh mendengarkan penuturan beliau bahwa yang lulus seleksi CPNS 2014 didominasi putra di luar daerah, makanya minta dilaksanakan TKB ulang,” terang Yuddy kepada perwakilan peserta CPNS Konkep di kantornya, Rabu (13/5).

Dia menyebutkan, permintaan TKB ulang itu didasari atas masukan bupati untuk menyeleksi putra daerah dan bukan putra daerah.

“Saya setuju TKB ulang karena seluruhnya dipegang Panselnas. Sebab TKB sebelumnya sudah saya batalkan karena ada kecurangan,” ucapnya.

Yuddy tidak menyangka keputusannya itu justru membuat gejolak di masyarakat. Itu sebabnya dia mengancam akan membatalkan hasil seleksi CPNS Konkep dan diulang kembali.

“Kalau masalah jadi runyam begini, saya bisa saja membatalkan hasil seleksi CPNS 2014 dan mengulang kembali tes kompetensi dasar (TKD). Jujur saja saya tidak punya kepentingan apa-apa di sini. Saya juga tidak ada untung ruginya, karena saya pikirkan stabilitas keamanan di Konkep,” tandasnya.

Mendengar itu, Akbar Moki dan Alu Diman, koordinator peserta CPNS, menyatakan lebih baik dibatalkan hasil seleksinya ketimbang TKB ulang. Sebab warga Konkep lebih percaya hasil TKD daripada TKB.

“Lebih baik dibatalkan daripada TKB ulang. Kami ingin seleksinya berdasarkan TKD saja karena lebih murni dan objektif. Mau anak petani, pejabat, pedagang, punya peluang sama menjadi PNS,” seru Akbar. (esy/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/