28 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Gulirkan Wacana Larangan Haji Bagi yang Sudah Berhaji

Sementara itu, hingga kemarin malam dilaporkan jumlah Jemaah Haji Indonesia (JHI) yang meninggal dunia di tanah suci mencapai 173 orang. Sementara yang harus mendapat perawatan di RS sebanyak 1.676 orang, rawat jalan dari RS 3.367 orang dan rawat jalan di masing-masing kloter 213.484 orang.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Tjandra Yoga Aditama menuturkan, jumlah kematian ini jauh lebih besar ketimbang penyelenggaraan haji tahun lalu. peningkatan ini dikarenan para jemaah merupakan golongan risiko tinggi. Mereka dalam keadaan tidak sehat sejak awal keberangkatan.

“Yang meninggal umumnya dari golongan Risti. Dan terutama disebabkan oleh penyakit kardiovaskular,” jelasnya.

Banyaknya jamaah Risti ini juga menyumbang angka rawat inap yang cukup banyak baik di RS maupun di pusat kesehatan jemaah haji Indonesia. Tjandra menuturkan, mereka yang Risti akhirnya ambruk karena faktor cuaca di Saudi yang cukup tinggi. Kondisi ini kemudian menyebabkan dehidrasi dan memicu penyakit-penyakit bawaan golongan Risti muncul kembali selama di sana. seperti ginjal, kanker, maupun penyakit resiko tinggi lainnya.

“Suhu rata-rata di sana kan sampai 40 derajat Celcius, kelembapan pun rendah. Jadi sering kali mereka dehidrasi dan Heat Stroke. Mereka juga kelelahan fisik,” ungkapnya.

JHI sendiri saat ini telah mulai dipulangkan dari Saudi. Tjandra menghimbau, bagi JHI yang memiliki riwayat kesehatan Risti untuk langsung memeriksakan diri setiba di tanah air. Bagi jamaah haji yang lain, ia meminta untuk melaporkan kesehatan mereka sesuai dengan ketentuan.

“Seluruh jemaah sudah mendapat K3JH (kartu kewaspadaan kesehatan jemaah haji) untuk pengawasan kesehatan sampai 2 minggu setelah kembali ke tanah air,” katanya. (wan/mia)

Sementara itu, hingga kemarin malam dilaporkan jumlah Jemaah Haji Indonesia (JHI) yang meninggal dunia di tanah suci mencapai 173 orang. Sementara yang harus mendapat perawatan di RS sebanyak 1.676 orang, rawat jalan dari RS 3.367 orang dan rawat jalan di masing-masing kloter 213.484 orang.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Tjandra Yoga Aditama menuturkan, jumlah kematian ini jauh lebih besar ketimbang penyelenggaraan haji tahun lalu. peningkatan ini dikarenan para jemaah merupakan golongan risiko tinggi. Mereka dalam keadaan tidak sehat sejak awal keberangkatan.

“Yang meninggal umumnya dari golongan Risti. Dan terutama disebabkan oleh penyakit kardiovaskular,” jelasnya.

Banyaknya jamaah Risti ini juga menyumbang angka rawat inap yang cukup banyak baik di RS maupun di pusat kesehatan jemaah haji Indonesia. Tjandra menuturkan, mereka yang Risti akhirnya ambruk karena faktor cuaca di Saudi yang cukup tinggi. Kondisi ini kemudian menyebabkan dehidrasi dan memicu penyakit-penyakit bawaan golongan Risti muncul kembali selama di sana. seperti ginjal, kanker, maupun penyakit resiko tinggi lainnya.

“Suhu rata-rata di sana kan sampai 40 derajat Celcius, kelembapan pun rendah. Jadi sering kali mereka dehidrasi dan Heat Stroke. Mereka juga kelelahan fisik,” ungkapnya.

JHI sendiri saat ini telah mulai dipulangkan dari Saudi. Tjandra menghimbau, bagi JHI yang memiliki riwayat kesehatan Risti untuk langsung memeriksakan diri setiba di tanah air. Bagi jamaah haji yang lain, ia meminta untuk melaporkan kesehatan mereka sesuai dengan ketentuan.

“Seluruh jemaah sudah mendapat K3JH (kartu kewaspadaan kesehatan jemaah haji) untuk pengawasan kesehatan sampai 2 minggu setelah kembali ke tanah air,” katanya. (wan/mia)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/