25 C
Medan
Saturday, June 29, 2024

Kesehatan Mental Generasi Muda Menjadi Perhatian Ganjar

SUMUTPOS.CO – KESEHATAN mental atau mental health menjadi salah isu yang menjadi perhatian bakal calon presiden (bacapres) Ganjar Pranowo. Mantan gubernur Jawa Tengah dua periode itu menegaskan pentingnya negara hadir untuk menyelesaikan masalah yang banyak dialami kalangan anak muda saat ini.

Hal itu disampaikan Ganjar saat berdiskusi dengan ratusan mahasiswa dari berbagai kampus di Indonesia yang tergabung dalam perwakilan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Nusantara di Universitas Dr Soetomo Surabaya, pada Sabtu (23/9).

“Menghadapi bonus demografi, hal yang tidak boleh dilupakan adalah persoalan kesehatan mental. Ini persoalan yang sangat penting diselesaikan, tapi masih banyak yang belum peduli soal ini,” kata Ganjar di hadapan para mahasiswa.

Dalam kesempatan itu, Ganjar kembali memaparkan tentang pentingnya menjaga kesehatan mental generasi muda dalam upaya mewujudkan Indonesia Emas 2045. Berdasar data yang ia peroleh, terdapat sebanyak 16,5 juta anak muda di Indonesia yang mengalami masalah mental.

Sekitar 2,45 juta lainnya bahkan sudah mengalami gangguan mental dan harus menjalani perawatan. Proporsi itu cukup mengkhawatirkan mengingat hampir 20 persen dari total penduduk Indonesia berada dalam rentang usia 10-19 tahun.

Jenis gangguan kesehatan mental yang dialami remaja seperti gangguan cemas (fobia sosial), gangguan depresi mayor, gangguan perilaku, gangguan stres pasca-trauma (PTSD), hingga gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas.

“Jangan salah lho, ini persoalan serius. Saya ketemu dengan anak-anak yang punya pengalaman soal ini. Mereka cerita, banyak lho yang sampai bunuh diri, memakai narkoba dan lainnya,” ucapnya.

Untuk itu, Ganjar berkomitmen untuk peduli pada persoalan ini. Salah satu program yang dia persiapkan jika terpilih menjadi presiden adalah memperbanyak tempat layanan kesehatan mental di masyarakat. Ganjar berkomitmen membangun pos pelayanan konseling tentang kesehatan mental di banyak tempat. Misalnya, di kampus, puskesmas, dan rumah sakit umum.

“Solusi yang kita berikan adalah dengan membuka pos konseling mental health di banyak tempat di Indonesia agar masyarakat mudah mengakses. Bisa di kampus, layanan kesehatan jiwa di Puskesmas hingga di seluruh rumah sakit umum,” pungkasnya.

Apa yang disampaikan Ganjar mendapat apresiasi dari kalangan mahasiswa. Mereka sepakat bahwa persoalan mental health di kalangan anak muda harus menjadi perhatian.

“Saya sepakat sekali, bahwa persoalan mental health ini problem yang banyak dialami anak muda dan harus dicarikan solusinya. Saya sendiri memiliki masalah kesehatan mental dan itu bisa diselesaikan dengan cara bantuan medis. Saya ke psikolog, ke psikiater dan berangsur sembuh,” ucap Zulfa, seorang mahasiswa.

Komitmen Ganjar ini juga mendapat apresiasi dari kalangan mahasiswa di Medan. Seperti yang disampaikan mahasiswa Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) Tua Utusan Hasibuan. Dikatakan Tua, saat ini banyak anak muda yang rapuh. Maka dari itu, menjaga kesehatan mental generasi muda dalam upaya mewujudkan Indonesia Emas 2045, haruslah menjadi perhatian khusus bagi pemerintah. “Kesehatan mental bagi generasi muda memberi peluang untuk bertumbuh kembang dengan maksimal. Bagi yang sudah terkena sakit psikis atau mental, tentu membutuhkan kesabaran dan waktu untuk membuatnya kembali pulih seperti sediakala, dan ini tidak serta merta mampu mengembalikan kesehatan mentalnya 100 persen,” ujar Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum Stambuk 2018 UINSU, itu kepada Sumut Pos di Medan, Rabu (11/10).

Dikatakannya, peran orang tua, guru hingga tetangga juga menjadi faktor penting dalam hal ini.”Kesehatan mental yang baik membantu kita memiliki daya tahan yang baik pula.

Kesehatan mental yang buruk pada generasi muda dapat mempengaruhi komunikasi dengan orang lain. Sehingga pesan Ganjar Pranowo, agar kesehatan mental tidak boleh dilupakan, itu memanglah penting, khususnya untuk generasi muda,” pungkasnya. (wir/dwi)

SUMUTPOS.CO – KESEHATAN mental atau mental health menjadi salah isu yang menjadi perhatian bakal calon presiden (bacapres) Ganjar Pranowo. Mantan gubernur Jawa Tengah dua periode itu menegaskan pentingnya negara hadir untuk menyelesaikan masalah yang banyak dialami kalangan anak muda saat ini.

Hal itu disampaikan Ganjar saat berdiskusi dengan ratusan mahasiswa dari berbagai kampus di Indonesia yang tergabung dalam perwakilan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Nusantara di Universitas Dr Soetomo Surabaya, pada Sabtu (23/9).

“Menghadapi bonus demografi, hal yang tidak boleh dilupakan adalah persoalan kesehatan mental. Ini persoalan yang sangat penting diselesaikan, tapi masih banyak yang belum peduli soal ini,” kata Ganjar di hadapan para mahasiswa.

Dalam kesempatan itu, Ganjar kembali memaparkan tentang pentingnya menjaga kesehatan mental generasi muda dalam upaya mewujudkan Indonesia Emas 2045. Berdasar data yang ia peroleh, terdapat sebanyak 16,5 juta anak muda di Indonesia yang mengalami masalah mental.

Sekitar 2,45 juta lainnya bahkan sudah mengalami gangguan mental dan harus menjalani perawatan. Proporsi itu cukup mengkhawatirkan mengingat hampir 20 persen dari total penduduk Indonesia berada dalam rentang usia 10-19 tahun.

Jenis gangguan kesehatan mental yang dialami remaja seperti gangguan cemas (fobia sosial), gangguan depresi mayor, gangguan perilaku, gangguan stres pasca-trauma (PTSD), hingga gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas.

“Jangan salah lho, ini persoalan serius. Saya ketemu dengan anak-anak yang punya pengalaman soal ini. Mereka cerita, banyak lho yang sampai bunuh diri, memakai narkoba dan lainnya,” ucapnya.

Untuk itu, Ganjar berkomitmen untuk peduli pada persoalan ini. Salah satu program yang dia persiapkan jika terpilih menjadi presiden adalah memperbanyak tempat layanan kesehatan mental di masyarakat. Ganjar berkomitmen membangun pos pelayanan konseling tentang kesehatan mental di banyak tempat. Misalnya, di kampus, puskesmas, dan rumah sakit umum.

“Solusi yang kita berikan adalah dengan membuka pos konseling mental health di banyak tempat di Indonesia agar masyarakat mudah mengakses. Bisa di kampus, layanan kesehatan jiwa di Puskesmas hingga di seluruh rumah sakit umum,” pungkasnya.

Apa yang disampaikan Ganjar mendapat apresiasi dari kalangan mahasiswa. Mereka sepakat bahwa persoalan mental health di kalangan anak muda harus menjadi perhatian.

“Saya sepakat sekali, bahwa persoalan mental health ini problem yang banyak dialami anak muda dan harus dicarikan solusinya. Saya sendiri memiliki masalah kesehatan mental dan itu bisa diselesaikan dengan cara bantuan medis. Saya ke psikolog, ke psikiater dan berangsur sembuh,” ucap Zulfa, seorang mahasiswa.

Komitmen Ganjar ini juga mendapat apresiasi dari kalangan mahasiswa di Medan. Seperti yang disampaikan mahasiswa Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) Tua Utusan Hasibuan. Dikatakan Tua, saat ini banyak anak muda yang rapuh. Maka dari itu, menjaga kesehatan mental generasi muda dalam upaya mewujudkan Indonesia Emas 2045, haruslah menjadi perhatian khusus bagi pemerintah. “Kesehatan mental bagi generasi muda memberi peluang untuk bertumbuh kembang dengan maksimal. Bagi yang sudah terkena sakit psikis atau mental, tentu membutuhkan kesabaran dan waktu untuk membuatnya kembali pulih seperti sediakala, dan ini tidak serta merta mampu mengembalikan kesehatan mentalnya 100 persen,” ujar Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum Stambuk 2018 UINSU, itu kepada Sumut Pos di Medan, Rabu (11/10).

Dikatakannya, peran orang tua, guru hingga tetangga juga menjadi faktor penting dalam hal ini.”Kesehatan mental yang baik membantu kita memiliki daya tahan yang baik pula.

Kesehatan mental yang buruk pada generasi muda dapat mempengaruhi komunikasi dengan orang lain. Sehingga pesan Ganjar Pranowo, agar kesehatan mental tidak boleh dilupakan, itu memanglah penting, khususnya untuk generasi muda,” pungkasnya. (wir/dwi)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/