26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Bandara Soekarno Hatta Waspadai Ebola

Penumpang asal wilayah Timur Tengah diwajibkan melalui alat deteksi di Bandara Soekarno Hatta.
Penumpang asal wilayah Timur Tengah diwajibkan melalui alat deteksi di Bandara Soekarno Hatta.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Bandar udara Soekarno Hatta telah menerapkan kewaspadaan terhadap kemungkinan penyebaran virus Ebola dengan mendeteksi setiap penumpang dari wilayah Timur Tengah.

Ini dilakukan karena kebanyakan penumpang asal Afrika melakukan transit di wilayah Timur Tengah sebelum ke Jakarta, kata Kepala humas PT Angkasa Pura II yang membawai Bandara Sukarno-Hatta, Ahmad Syahir.

“Penerbangan secara langsung dari Afrika ke Indonesia, tidak ada. Mungkin masuknya dari Timur Tengah. Jadi, alat pendeteksi itu kita berlakukan untuk penerbangan-penerbangan dari Timur Tengah,” kata Ahmad Syahir kepada wartawan BBC Indonesia, Heyder Affan, Rabu (13/08) sore.

Rombongan haji yang pulang melalui Bandara Soekarno Hatta juga wajib diperiksa di terminal kedatangan, tambahnya.

Sejak awal pekan ini, pihak pengelola bandar udara Soekarno Hatta dan Kementerian Kesehatan telah mengoperasikan kembali alat yang disebut thermoscanner.

Ini adalah alat pendeteksi panas yang dapat mengenali suhu tubuh penumpang yang mengalami demam.

Dahulu, menurut Syahir, alat ini digunakan untuk mengantisipasi virus Mers, dan saat ini digunakan lagi untuk mewaspadai kemungkinan penyebaran virus Ebola.

 

MENEWASKAN 1.700 ORANG

Sejauh ini virus tersebut telah menyebar di empat negara di Afrika, yaitu Liberia, Sierra Leone, Guinea, dan Nigeria, serta telah menewaskan sedikitnya 1.700 orang warganya.

Walaupun virus Ebola telah dinyatakan sebagai kedaruratan kesehatan internasional, Indonesia sejauh ini belum memberlakukan larangan perjalanan ke negara-negara yang terpapar tersebut.

Virus Ebola telah memakan korban tewas sebanyak 1.700 orang di sejumlah negara Afrika.
Virus Ebola telah memakan korban tewas sebanyak 1.700 orang di sejumlah negara Afrika.

Kementerian Kesehatan mengatakan tetap mengimbau agar masyarakat mempertimbangkan ulang perjalanan ke negara-negara Afrika.

Selain itu, masyarakat diharapkan untuk selalu menerapkan prinsip hidup sehat.

Kementerian Kesehatan juga sudah menyiapkan laboratorium kesehatan bila ada kasus yang dicurigai sebagai kasus Ebola.

Wabah virus Ebola di Afrika Barat menyebar terlalu cepat dibandingkan upaya untuk mengontrolnya, kata Organisasi Kesehatan Dunia.

Sejumlah laporan resmi menyebut, Ebola telah membunuh 90% orang-orang yang terinfeksi.

Penyebaran virus bisa terjadi lewat kontak dengan darah yang terinfeksi, cairan tubuh, organ atau lingkungan yang terkontaminasi.

Gejala awal penderita Ebola tampak seperti flu, tetapi kemudian virus itu menyebabkan pendarahan eksternal dari mata dan gusi, dan pendarahan internal yang dapat menyebabkan kegagalan organ. (BBC)

Penumpang asal wilayah Timur Tengah diwajibkan melalui alat deteksi di Bandara Soekarno Hatta.
Penumpang asal wilayah Timur Tengah diwajibkan melalui alat deteksi di Bandara Soekarno Hatta.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Bandar udara Soekarno Hatta telah menerapkan kewaspadaan terhadap kemungkinan penyebaran virus Ebola dengan mendeteksi setiap penumpang dari wilayah Timur Tengah.

Ini dilakukan karena kebanyakan penumpang asal Afrika melakukan transit di wilayah Timur Tengah sebelum ke Jakarta, kata Kepala humas PT Angkasa Pura II yang membawai Bandara Sukarno-Hatta, Ahmad Syahir.

“Penerbangan secara langsung dari Afrika ke Indonesia, tidak ada. Mungkin masuknya dari Timur Tengah. Jadi, alat pendeteksi itu kita berlakukan untuk penerbangan-penerbangan dari Timur Tengah,” kata Ahmad Syahir kepada wartawan BBC Indonesia, Heyder Affan, Rabu (13/08) sore.

Rombongan haji yang pulang melalui Bandara Soekarno Hatta juga wajib diperiksa di terminal kedatangan, tambahnya.

Sejak awal pekan ini, pihak pengelola bandar udara Soekarno Hatta dan Kementerian Kesehatan telah mengoperasikan kembali alat yang disebut thermoscanner.

Ini adalah alat pendeteksi panas yang dapat mengenali suhu tubuh penumpang yang mengalami demam.

Dahulu, menurut Syahir, alat ini digunakan untuk mengantisipasi virus Mers, dan saat ini digunakan lagi untuk mewaspadai kemungkinan penyebaran virus Ebola.

 

MENEWASKAN 1.700 ORANG

Sejauh ini virus tersebut telah menyebar di empat negara di Afrika, yaitu Liberia, Sierra Leone, Guinea, dan Nigeria, serta telah menewaskan sedikitnya 1.700 orang warganya.

Walaupun virus Ebola telah dinyatakan sebagai kedaruratan kesehatan internasional, Indonesia sejauh ini belum memberlakukan larangan perjalanan ke negara-negara yang terpapar tersebut.

Virus Ebola telah memakan korban tewas sebanyak 1.700 orang di sejumlah negara Afrika.
Virus Ebola telah memakan korban tewas sebanyak 1.700 orang di sejumlah negara Afrika.

Kementerian Kesehatan mengatakan tetap mengimbau agar masyarakat mempertimbangkan ulang perjalanan ke negara-negara Afrika.

Selain itu, masyarakat diharapkan untuk selalu menerapkan prinsip hidup sehat.

Kementerian Kesehatan juga sudah menyiapkan laboratorium kesehatan bila ada kasus yang dicurigai sebagai kasus Ebola.

Wabah virus Ebola di Afrika Barat menyebar terlalu cepat dibandingkan upaya untuk mengontrolnya, kata Organisasi Kesehatan Dunia.

Sejumlah laporan resmi menyebut, Ebola telah membunuh 90% orang-orang yang terinfeksi.

Penyebaran virus bisa terjadi lewat kontak dengan darah yang terinfeksi, cairan tubuh, organ atau lingkungan yang terkontaminasi.

Gejala awal penderita Ebola tampak seperti flu, tetapi kemudian virus itu menyebabkan pendarahan eksternal dari mata dan gusi, dan pendarahan internal yang dapat menyebabkan kegagalan organ. (BBC)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/