30 C
Medan
Saturday, December 7, 2024
spot_img

Gempa 10 Kali, Bali Aman

DENPASAR-Bali diguncang gempa Kamis (13/10) kemarin siang hingga sore. Tak tanggung-tanggung, gempa terjadi hingga 10 kali dari gempa pertama pada pukul 11.16 Wita dengan kekuatan 6,8 Skala Richter (SR). Hingga yang terakhir pukul 15.52 Wita dengan kekuatan 5,6 SR. Tak ada korban jiwa yang dilaporkan. Cuma, sejumlah bangunan di seluruh Bali mengalami kerusakan.

“Sudah 10 kali gempa. Sampai saat ini, yang 5,6 SR itu yang terakhir,” kata Kepala Bidang Informasi dan Data Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah VIII di Tuban, Badung, Endro Tjahjono kepada JPNN kemarin petang.

Menurut Endro, gempa pertama terjadi pukul 11.16 Wita di lokasi 9,89 LS, 114.53 BT, atau 143 kilometer barat daya Nusa Dua dengan kedalaman 10 kilometer. Kata dia, gempa susulan terus terjadi dalam waktu yang tidak beraturan. Namun di lokasi yang berdekatan. Walau demikian, pukul 15.52 Wita dengan kekuatan 5,6 SR kembali mengguncang di lokasi 9,76 LS, 114,53 BT atau 131 kilometer badat daya Nusa Dua. “Jaraknya masih berdekatan,” terang dia.

Endro menjelaskan, meski masyarakat Bali begitu merasakan guncangan hebat, gempa ini tidak menimbulkan gelombang tsunami. Dikatakan, terciptanya gelombang tsunami harus memenuhi empat syarat, yakni gempa terjadi di laut, berupa gempa dangkal, patahan vertikal, dan kekuatan gempa di atas 7 SR. Nah, untuk gempa ini, syarat pertama sampai ketiga sudah terpenuhi. Namun, masih beruntung karena kekuatan gempa itu hanya 6,8 SR. Sehingga, sejumlah sirine tsunami yang di pasang di sejumlah pesisir Badung tidak dibunyikan.

“Untung saja satu syarat (terjadinya tsunami, Red) tidak terpenuhi. Yaitu kekuatannya tidak sampai 7 SR,” jelasnya.
Walau tidak sampai menciptakan gelombang tsunami, Endro mengatakan gempa ini mengakibatkan banyak kerusakan. Dijelaskan, bila dihitung dengan skala Modified Mercally Intensity (MMI), maka Kawasan Kuta dan Denpasar mendapat guncangan paling kuat. Yakni antara IV-V MMI. Sedangkan, semakin jauh dari episentrum gempa, getarannya semakin melemah. Seperti di Nusa Tenggara Barat, gempa di Nusa Dua itu hanya sekitar III-IV MMI atau seperti getaran truk besar lewat. Gempa ini juga dirasakan di sejumlah kota di Jawa Timur termasuk Madura maupun Jawa Tengah dan Jogjakarta dengan skala MMI yang berbeda-beda.

“Getarannya berbeda-beda. Di Kuta antara IV sampai V MMI. Sampai Lombok melemah hanya III sampai IV MMI,” jelas dia.

Secara kasat mata, gempa di barat daya Nusa Dua ini mengakibatkan banyak kerusakan. Bahkan, gedung kantor BBMKG di Jalan Raya Tuban, Kuta ini mengalami kerusakan. Temboknya retak-retak, kaca jendela retak, dan plafon di lantai 2 ambruk.

Walau demikian, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) IGN Adnyana menyebutkan hanya wilayah Kuta yang sedikit mengalami kerusakan. Bahkan, di kawasan Nusa Dua yang paling dekat dengan pusat gempa dinyatakan bebas dari kerusakan ataupun korban. “Tidak ada yang mengalami kerusakan berat,” kata Adnyana.

Jelas saja, pernyataan Adnyana ini bertolak belakang dengan fakta di lapangan. Sebab, pantauan koran ini dan data yang dihimpun dari Bidang Linmas Kesbangpolinmas Badung, serta sejumlah sumber menyebutkan bahwa kerusakan banyak terjadi di hampir seluruh kecamatan di Badung. Di Kuta Selatan, Lurah Benoa Wayan Solo menyebutkan kalau parba padmasana di Pura Puja Mandala jatuh dan menimpa lampu penerangannya. Selanjutnya, di Kuta sejumlah gedung perbelanjaan, perkantoran, sekolah, dan lainnya rusak berat. Bahkan, di pusat perbelanjaan Carrefour di Jalan By Pas Sunset Road rusak berat hingga ada salah satu pengunjungnya yang terjun dari lantai atas. Wilayah kecamatan lain, baik Kuta Utara, Mengwi dan Abiansemal banyak rumah dan gedung rusak, termasuk pura.

Gempa yang terjadi di siang bolong ini tentu membuat masyarakat panik. Siswa di sejumlah sekolahan lari tunggang-langgang begitu gempa terjadi. Di gedung perkantoran juga demikian. Bahkan, para warga yang sedang mengikuti program e-KTP (KTP elektronik) dibuat panik.

“Sempat panik juga. Tapi pelayanan e-KTP kami lanjutkan setelah kami rasa aman,” kata Camat Kuta Selatan Wayan Wijana.

Kepanikan juga terjadi di Pantai Kuta. Sejumlah wisatawan yang sedang berjemur atau duduk-duduk di pantai dibikin kaget dengan guncangan hebat. Sontak, mereka berdiri dan saling bertanya. Yang sedang mandi di pantai pun bergegas naik ke pasir.

“Memang sampai mengagetkan. Tapi wisatawan kembali seperti biasa. Tidak ada himbauan untuk meninggalkan pantai,” jelas Ketua Satgas Pantai Kuta IGN Tresna.

Sementara menurut data UPT Pusat Pengendalian Operasi Penangulangan Bencana (Pusdalops PB), melaporkan ada 62 korban luka – luka akibat gempa tersebut. Data terakhir kemarin juga memastikan belum ada korban jiwa, walaupun ada 9 orang masih dirawat inap.

Penanggung Jawab Kelompok B Pusdalops PB Kesbangpolinmas Pemprov Bali I Nyoman Kusumaedi menyampaikan hasil laporan, hingga pukul 18.00 kemarin. “Kami di Pusdalops tersambung dengan semua pihak, mulai BMKG, PMI, Rumah Sakit hingga Kabupaten – Kota. Sehingga kami bisa mengumpulkan data – data terkait bencana hari ini,” ujar pria yang akrab disapa Komang Edi, saat ditemui koran ini kemarin.

Dia mengatakan dari hasil pembeharuan data-data, hingga kemarin dipastikan 62 korban luka-luka. Terdiri dari pasien RS Sanglah 47 orang, RS Wangaya 10 orang dan RS Kasih Ibu 5 orang. Setelah dilakukan perawatan, hanya 9 orang yang masih dirawat inap. “Dan hingga sore ini (kemarin) belum ada korban meninggal,” tandasnya.

Walaupun pihak Kesbangpollinmas masing – masing sudah dihubungi dari pihak Pemprov Bali. Paling banyak kerusakan memang di Denpasar untuk sementara yang bisa terdata.

Selain itu Plt Kepala Kesbangpolinmas IGN Sunendra juga terlihat terus menunggui anak buahnya melakukan pengumpulan data. Dia juga langsung memberikan penjelasan – penjelasan, termasuk pada perwakilan – perwakilan Konsulat negara sahabat di Bali. Untuk memastikan tidak ada potensi tsunami dalam gempa kali ini. “Ada dari Konsulat Jepang datang ke sini, untuk menanyakan kemungkinan tsunami. Kami tegaskan tidak ada potensi tsunami, dengan alat – alat yang cukup bagus di sini (Pusdalops) bisa merangkum data cepat dan memberikan penjelasan lebih cepat,” tandas Asisten I Pemprov Bali ini.

Saat persis gempa terjadi, koran ini sempat melihat langsung bagaimana candi bentar gedung DPRD Bali megojotan (goyang – goyang) hingga akhirnya ujung atasnya, dua – duanya rontok. Saat itu juga suasana mencekam terjadi di gedung DPRD Bali, staf dan Anggota DPRD Bali semburat keluar gedung. Untuk mengamankan diri, terlihat seperti anggota Komisi I DPRD Bali Nova Sewi Putra, Pinta Yadya, dan lainnya juga terlihat lari ke posisi tanah lapang. Hanya Anggota Komisi III IB Parta dengan tabahnya berani tetap bertahan di dalam ruangan lantai II. (yor/art/yes/jpnn)

DENPASAR-Bali diguncang gempa Kamis (13/10) kemarin siang hingga sore. Tak tanggung-tanggung, gempa terjadi hingga 10 kali dari gempa pertama pada pukul 11.16 Wita dengan kekuatan 6,8 Skala Richter (SR). Hingga yang terakhir pukul 15.52 Wita dengan kekuatan 5,6 SR. Tak ada korban jiwa yang dilaporkan. Cuma, sejumlah bangunan di seluruh Bali mengalami kerusakan.

“Sudah 10 kali gempa. Sampai saat ini, yang 5,6 SR itu yang terakhir,” kata Kepala Bidang Informasi dan Data Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah VIII di Tuban, Badung, Endro Tjahjono kepada JPNN kemarin petang.

Menurut Endro, gempa pertama terjadi pukul 11.16 Wita di lokasi 9,89 LS, 114.53 BT, atau 143 kilometer barat daya Nusa Dua dengan kedalaman 10 kilometer. Kata dia, gempa susulan terus terjadi dalam waktu yang tidak beraturan. Namun di lokasi yang berdekatan. Walau demikian, pukul 15.52 Wita dengan kekuatan 5,6 SR kembali mengguncang di lokasi 9,76 LS, 114,53 BT atau 131 kilometer badat daya Nusa Dua. “Jaraknya masih berdekatan,” terang dia.

Endro menjelaskan, meski masyarakat Bali begitu merasakan guncangan hebat, gempa ini tidak menimbulkan gelombang tsunami. Dikatakan, terciptanya gelombang tsunami harus memenuhi empat syarat, yakni gempa terjadi di laut, berupa gempa dangkal, patahan vertikal, dan kekuatan gempa di atas 7 SR. Nah, untuk gempa ini, syarat pertama sampai ketiga sudah terpenuhi. Namun, masih beruntung karena kekuatan gempa itu hanya 6,8 SR. Sehingga, sejumlah sirine tsunami yang di pasang di sejumlah pesisir Badung tidak dibunyikan.

“Untung saja satu syarat (terjadinya tsunami, Red) tidak terpenuhi. Yaitu kekuatannya tidak sampai 7 SR,” jelasnya.
Walau tidak sampai menciptakan gelombang tsunami, Endro mengatakan gempa ini mengakibatkan banyak kerusakan. Dijelaskan, bila dihitung dengan skala Modified Mercally Intensity (MMI), maka Kawasan Kuta dan Denpasar mendapat guncangan paling kuat. Yakni antara IV-V MMI. Sedangkan, semakin jauh dari episentrum gempa, getarannya semakin melemah. Seperti di Nusa Tenggara Barat, gempa di Nusa Dua itu hanya sekitar III-IV MMI atau seperti getaran truk besar lewat. Gempa ini juga dirasakan di sejumlah kota di Jawa Timur termasuk Madura maupun Jawa Tengah dan Jogjakarta dengan skala MMI yang berbeda-beda.

“Getarannya berbeda-beda. Di Kuta antara IV sampai V MMI. Sampai Lombok melemah hanya III sampai IV MMI,” jelas dia.

Secara kasat mata, gempa di barat daya Nusa Dua ini mengakibatkan banyak kerusakan. Bahkan, gedung kantor BBMKG di Jalan Raya Tuban, Kuta ini mengalami kerusakan. Temboknya retak-retak, kaca jendela retak, dan plafon di lantai 2 ambruk.

Walau demikian, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) IGN Adnyana menyebutkan hanya wilayah Kuta yang sedikit mengalami kerusakan. Bahkan, di kawasan Nusa Dua yang paling dekat dengan pusat gempa dinyatakan bebas dari kerusakan ataupun korban. “Tidak ada yang mengalami kerusakan berat,” kata Adnyana.

Jelas saja, pernyataan Adnyana ini bertolak belakang dengan fakta di lapangan. Sebab, pantauan koran ini dan data yang dihimpun dari Bidang Linmas Kesbangpolinmas Badung, serta sejumlah sumber menyebutkan bahwa kerusakan banyak terjadi di hampir seluruh kecamatan di Badung. Di Kuta Selatan, Lurah Benoa Wayan Solo menyebutkan kalau parba padmasana di Pura Puja Mandala jatuh dan menimpa lampu penerangannya. Selanjutnya, di Kuta sejumlah gedung perbelanjaan, perkantoran, sekolah, dan lainnya rusak berat. Bahkan, di pusat perbelanjaan Carrefour di Jalan By Pas Sunset Road rusak berat hingga ada salah satu pengunjungnya yang terjun dari lantai atas. Wilayah kecamatan lain, baik Kuta Utara, Mengwi dan Abiansemal banyak rumah dan gedung rusak, termasuk pura.

Gempa yang terjadi di siang bolong ini tentu membuat masyarakat panik. Siswa di sejumlah sekolahan lari tunggang-langgang begitu gempa terjadi. Di gedung perkantoran juga demikian. Bahkan, para warga yang sedang mengikuti program e-KTP (KTP elektronik) dibuat panik.

“Sempat panik juga. Tapi pelayanan e-KTP kami lanjutkan setelah kami rasa aman,” kata Camat Kuta Selatan Wayan Wijana.

Kepanikan juga terjadi di Pantai Kuta. Sejumlah wisatawan yang sedang berjemur atau duduk-duduk di pantai dibikin kaget dengan guncangan hebat. Sontak, mereka berdiri dan saling bertanya. Yang sedang mandi di pantai pun bergegas naik ke pasir.

“Memang sampai mengagetkan. Tapi wisatawan kembali seperti biasa. Tidak ada himbauan untuk meninggalkan pantai,” jelas Ketua Satgas Pantai Kuta IGN Tresna.

Sementara menurut data UPT Pusat Pengendalian Operasi Penangulangan Bencana (Pusdalops PB), melaporkan ada 62 korban luka – luka akibat gempa tersebut. Data terakhir kemarin juga memastikan belum ada korban jiwa, walaupun ada 9 orang masih dirawat inap.

Penanggung Jawab Kelompok B Pusdalops PB Kesbangpolinmas Pemprov Bali I Nyoman Kusumaedi menyampaikan hasil laporan, hingga pukul 18.00 kemarin. “Kami di Pusdalops tersambung dengan semua pihak, mulai BMKG, PMI, Rumah Sakit hingga Kabupaten – Kota. Sehingga kami bisa mengumpulkan data – data terkait bencana hari ini,” ujar pria yang akrab disapa Komang Edi, saat ditemui koran ini kemarin.

Dia mengatakan dari hasil pembeharuan data-data, hingga kemarin dipastikan 62 korban luka-luka. Terdiri dari pasien RS Sanglah 47 orang, RS Wangaya 10 orang dan RS Kasih Ibu 5 orang. Setelah dilakukan perawatan, hanya 9 orang yang masih dirawat inap. “Dan hingga sore ini (kemarin) belum ada korban meninggal,” tandasnya.

Walaupun pihak Kesbangpollinmas masing – masing sudah dihubungi dari pihak Pemprov Bali. Paling banyak kerusakan memang di Denpasar untuk sementara yang bisa terdata.

Selain itu Plt Kepala Kesbangpolinmas IGN Sunendra juga terlihat terus menunggui anak buahnya melakukan pengumpulan data. Dia juga langsung memberikan penjelasan – penjelasan, termasuk pada perwakilan – perwakilan Konsulat negara sahabat di Bali. Untuk memastikan tidak ada potensi tsunami dalam gempa kali ini. “Ada dari Konsulat Jepang datang ke sini, untuk menanyakan kemungkinan tsunami. Kami tegaskan tidak ada potensi tsunami, dengan alat – alat yang cukup bagus di sini (Pusdalops) bisa merangkum data cepat dan memberikan penjelasan lebih cepat,” tandas Asisten I Pemprov Bali ini.

Saat persis gempa terjadi, koran ini sempat melihat langsung bagaimana candi bentar gedung DPRD Bali megojotan (goyang – goyang) hingga akhirnya ujung atasnya, dua – duanya rontok. Saat itu juga suasana mencekam terjadi di gedung DPRD Bali, staf dan Anggota DPRD Bali semburat keluar gedung. Untuk mengamankan diri, terlihat seperti anggota Komisi I DPRD Bali Nova Sewi Putra, Pinta Yadya, dan lainnya juga terlihat lari ke posisi tanah lapang. Hanya Anggota Komisi III IB Parta dengan tabahnya berani tetap bertahan di dalam ruangan lantai II. (yor/art/yes/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/