HONOLULU- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan abad ini akan dimiliki negara-negara di kawasan Asia Pasifik, melalui peran strategisnya dalam perekonomian dunia. Penegasan tersebut disampaikan SBY dalam pidatonya pada forum APEC CEO Summit 2011 di Hotel Sheraton Waikiki, Honolulu, Kepulauan Hawaii, Amerika Serikat, Minggu pukul 12.00 waktu setempat.
“Sembilan dari 21 anggota APEC adalah anggota G-20 (negara-negara maju), seperti Amerika Serikat, Jepang, dan China. Kawasan Asia Pasifik juga meliputi negara-negara berkembang seperti Korea Selatan, Indonesia, Meksiko, Rusia, Vietnam, dan lainnya,” katanya.
Menurutnya, dalam beberapa dekade ke depan, sebagian besar negara di kawasan Asia Pasifik akan menjadi negara berpendapatan menengah, dan sesuai prediksi Asian Development Bank (ADB) tidak ada lagi negara miskin di Asia pada 2050.
Tumbuhnya organisasi regional dan sub regional di sejumlah kawasan juga diyakini mampu menghindarkan potensi konflik dan mengubahnya menjadi peluang. SBY juga meyakini transparansi pemerintahan dan orientasi pada rakyat adalah satu-satunya cara agar pemerintah dapat mengimbangi kecepatan informasi publik.
“Di era Twitter dan Facebook, setiap orang kini memiliki pasar ide sendiri, yang kecepatannya tidak bisa diimbangi komunikasi resmi antarpemerintah,” terang SBY.
Pidato SBY tersebut diberikan hanya berselang tiga jam setelah pesawat yang membawa presiden dan rombongan mendarat di Hickam Air Force Base, Honolulu, setelah menempuh 17 jam penerbangan dari Palembang.
CEO Summit adalah salah rangkaian KTT APEC ke-19. Presiden SBY ?mendapat giliran berpidato ketiga setelah PM Tiongkok Hu Jintau dan Presiden AS Barack Obama.
Dalam tanya jawab yang dipandu Senior Managing Editor Assosiated Press (AP) Michael Orezkes, Presiden SBY juga menilai tidak zamannya lagi suatu negara menggunakan pengaruhnya karena saat ini dibutuhkan hubungan timbal-balik.
Pernyataan tersebut menanggapi pernyataan Presiden Barrack Obama yang menyatakan Amerika Serikat ingin mempertahankan kepemimpinan ekonomi dunia melalui hubungan yang saling menghormati. “Kami ingin menunjukkan ekonomi kami yang kompetitif bagi ekonomi global,” papar Obama.
Presiden kulit hitam pertama AS ini me nyatakan, ekonomi AS kini tengah menghadapi banyak tantangan sehingga negaranya memandang hubungan ekonomi dengan negara-negara di kawasan Asia Timur dan Pasifik sangat penting.
Obama mengakui pandangan dunia terhadap AS kini cenderung negatif akibat keterlibatan AS lebih dari satu dekade terakhir dalam di perang berbagai negara. Selain berbicara dalam CEO Summit, Presiden SBY juga melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Rusia dan Perdana Menteri Kanada.
Dalam forum yang dihadiri ratusan pebisnis dari kawasan Asia Pasifik ini, SBY juga sempat memperdengarkan lagu baru yang dinyanyikan Sandhi Sandoro. Lagu tersebut termasuk dalam album Harmoni yang diluncurkan pekan lalu, ketika SBY berpidato dalam forum yang digelar Unesco di Cannes, Prancis.
Tentang album barunya tersebut, Michael Orezkes sempat menanyakan bagaimana mungkin seorang kepala negara seperti SBY punya waktu luang untuk bermusik dan menciptakan lagu. Sembari tersenyum, SBY mengatakan bahwa dirinya tidak terlalu produktif, karena hanya mampu menciptakan satu lagu dalam tiga bulan.
“Bermusik adalah hobi saya, sama seperti kepala negara lain yang hobi memancing, berburu, menunggang kuda,” tutur SBY. (noe/jpnn)