30 C
Medan
Saturday, June 29, 2024

Antisipasi Lonjakan Varian Omicron XBB Jelang Libur Nataru

Pemerintah Diminta Belajar dari Singapura

SUMUTPOS.CO – Puncak gelombang kasus Covid-19 varian Omicron XBB diperkirakan terjadi pada Desember nanti. Bertepatan dengan momen libur panjang Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 (Nataru). Pemerintah diminta tidak meremehkan Omicron XBB serta belajar dari lonjakan kasus di Singapura beberapa waktu lalu.

PERINGATAN terhadap pemerintah untuk tidak meremehkan varian Omicron XBB itu disampaikan epidemolog Universitas Indonesia (UI) Tri Yunis MikoWahyono. “XBB itu pernah jadi menakutkan di Singapura, sekitar sebulan yang lalu,” kata Yunis saat diwawancarai kemarin (13/11)n

Akibat lonjakan kasus Covid-19 varian Omicron XBB tersebut, tingkat keterisian rumah sakit di Singapura meningkat sekitar 70 persen. Orang yang dirawat karena XBB tersebut ada yang sudah divaksin sekali, dua kali, dan booster atau suntikan ketiga. Selain itu kasus kematian juga mengalami peningkatan.

Yunis mengatakan, karena masih berasal dari keluarga Omicron, subvarian XBB tersebut juga memiliki karakteristik tingkat penularan yang tinggi. Menurut Yunis menghadapi resiko penularan varian Omicron XBB tersebut, pemerintah tidak boleh cuek seperti pada kasus subvarian BA.4 dan BA.5 beberapa waktu lalu.

Dia lantas merespon rata-rata kasus harian yang sekarang konsisten di angka 4.000-an. Menurut dia angka tersebut muncul karena tingkat surveilans yang lemah. Jika tingkat surveilans ditingkatkan, bisa jadi angka kasus positif Covid-19 bisa lebih dari 4.000-an tiap harinya.

Yunis mengungkapkan sejumlah petinggi di pemerintah sudah menyampaikan bahwa prediksi peningkatan kasus terjadi pada Desember depan. Itu artinya bertepatan dengan momen libur panjang Nataru. Dia sudah menyarankan sejumlah upaya antisipasi kepada pemerintah. Termasuk peningkatan surveilans dan lainnya. ’’Tapi pemerintah yang eksekusi,’’ katanya.

Wakil Presiden Ma’ruf Amin menjelaskan laporan yang dia terima memang ada peningkatan kasus. Termasuk peningkatan angka kematian, untuk orang-orang yang belum divaksin. Untuk itu pemerintah belum menurunkan status pandemi ke endemik.

Ma’ruf mengatakan ketika nanti ada kenaikan kasus Covid-19, pemerintah kemungkinan akan melakukan evaluasi kebijakan yang sudah berjalan saat ini. ’’Saya kira betul di setiap hari perayaan Idul Fitri, Idul Adha, Nataru itu ada pergerakan masyarakat yang lebih,’’ jelasnya. Ma’ruf menegaskan nanti pemerintah akan evaluasi apakah akan memberlakukan ketentuan khusus seperti tahun-tahun sebelumnya.

Pemerintah lebih dahulu menghitung kenaikan kasusnya seperti apa. Untuk saat ini, Ma’ruf mengatakan kasus Covid-19 masuk kategori tidak berat alias ringan. Meskipun begitu pemerintah tetap mewaspadainya. Sambil menunggu kebijakan nanti, pemerintah terus memaksimalkan vaksinasi di masyarakat.

Sementara itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno meminta pengelola destinasi wisata dan sentra ekonomi kreatif untuk dapat bersiap diri guna mengambil peluang dalam momentum libur nataru. Yakni dengan terus melakukan adaptasi, inovasi, dan kolaborasi.

“Kami instruksikan tempat wisata destinasi favorit dan sentra ekonomi kreatif agar mempersiapkan diri dengan baik memanfaatkan secara maksimal dengan terus melakukan inovasi, adaptasi, serta kolaborasi. Karena situasi krisis saat yang lalu, ini sekarang tergantikan dengan suasana potensi cuaca ekstrem,” katanya secara virtual.

Berdasar data Kemenhub, dikatakan Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta tersebut, potensi pergerakan nasional pada momen nataru kali ini adalah sebanyak 22,4 persen dari jumlah penduduk Indonesia atau sebanyak 60,6 juta orang. Kemudian, khusus di wilayah Jabodetabek, potensinya diperkirakan mencapai 12,3 persen atau sekitar 7,5 juta orang.

Untuk di Jabotabek, lanjut dia, destinasi-destinasi yang diperkirakan akan banyak dikunjungi adalah destinasi yang selama ini menjadi favorit masyarakat. Di antaranya yakni Ancol, Ragunan, dan Taman Mini Indonesia Indah. Termasuk juga kawasan Puncak dan daerah Bogor sekitarnya yang juga selalu menjadi tempat favorit wisatawan. “Tapi, kalau kita lihat Bali dan lima destinasi super prioritas dan desa-desa wisata juga harus bersiap-siap untuk menerima kunjungan wisatawan,” jelasnya.

Sementara untuk wisatawan mancanegara, masih dikatakan Sandi, selain dari lima negara penyumbang wisatawan terbanyak saat ini yakni Australia, Singapura, Malaysia, India, dan Inggris, diperkirakan juga wisatawan dari Amerika Serikat dan Austria. Di mana, mereka juga akan banyak yang memanfaatkan momen libur nataru untuk berkunjung ke Indonesia.

“Kami mengimbau pemerintah daerah dan asosiasi usaha pariwisata untuk mendukung momen nataru sebagai momentum kebangkitan dan kesiapan destinasi wisata dan sentra ekonomi kreatif serta fasilitas pendukungnya. Sehingga diharapkan dapat menghadirkan wisata yang aman, nyaman, dan menyenangkan,” ujarnya. (wan/gih/jpg)

SUMUTPOS.CO – Puncak gelombang kasus Covid-19 varian Omicron XBB diperkirakan terjadi pada Desember nanti. Bertepatan dengan momen libur panjang Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 (Nataru). Pemerintah diminta tidak meremehkan Omicron XBB serta belajar dari lonjakan kasus di Singapura beberapa waktu lalu.

PERINGATAN terhadap pemerintah untuk tidak meremehkan varian Omicron XBB itu disampaikan epidemolog Universitas Indonesia (UI) Tri Yunis MikoWahyono. “XBB itu pernah jadi menakutkan di Singapura, sekitar sebulan yang lalu,” kata Yunis saat diwawancarai kemarin (13/11)n

Akibat lonjakan kasus Covid-19 varian Omicron XBB tersebut, tingkat keterisian rumah sakit di Singapura meningkat sekitar 70 persen. Orang yang dirawat karena XBB tersebut ada yang sudah divaksin sekali, dua kali, dan booster atau suntikan ketiga. Selain itu kasus kematian juga mengalami peningkatan.

Yunis mengatakan, karena masih berasal dari keluarga Omicron, subvarian XBB tersebut juga memiliki karakteristik tingkat penularan yang tinggi. Menurut Yunis menghadapi resiko penularan varian Omicron XBB tersebut, pemerintah tidak boleh cuek seperti pada kasus subvarian BA.4 dan BA.5 beberapa waktu lalu.

Dia lantas merespon rata-rata kasus harian yang sekarang konsisten di angka 4.000-an. Menurut dia angka tersebut muncul karena tingkat surveilans yang lemah. Jika tingkat surveilans ditingkatkan, bisa jadi angka kasus positif Covid-19 bisa lebih dari 4.000-an tiap harinya.

Yunis mengungkapkan sejumlah petinggi di pemerintah sudah menyampaikan bahwa prediksi peningkatan kasus terjadi pada Desember depan. Itu artinya bertepatan dengan momen libur panjang Nataru. Dia sudah menyarankan sejumlah upaya antisipasi kepada pemerintah. Termasuk peningkatan surveilans dan lainnya. ’’Tapi pemerintah yang eksekusi,’’ katanya.

Wakil Presiden Ma’ruf Amin menjelaskan laporan yang dia terima memang ada peningkatan kasus. Termasuk peningkatan angka kematian, untuk orang-orang yang belum divaksin. Untuk itu pemerintah belum menurunkan status pandemi ke endemik.

Ma’ruf mengatakan ketika nanti ada kenaikan kasus Covid-19, pemerintah kemungkinan akan melakukan evaluasi kebijakan yang sudah berjalan saat ini. ’’Saya kira betul di setiap hari perayaan Idul Fitri, Idul Adha, Nataru itu ada pergerakan masyarakat yang lebih,’’ jelasnya. Ma’ruf menegaskan nanti pemerintah akan evaluasi apakah akan memberlakukan ketentuan khusus seperti tahun-tahun sebelumnya.

Pemerintah lebih dahulu menghitung kenaikan kasusnya seperti apa. Untuk saat ini, Ma’ruf mengatakan kasus Covid-19 masuk kategori tidak berat alias ringan. Meskipun begitu pemerintah tetap mewaspadainya. Sambil menunggu kebijakan nanti, pemerintah terus memaksimalkan vaksinasi di masyarakat.

Sementara itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno meminta pengelola destinasi wisata dan sentra ekonomi kreatif untuk dapat bersiap diri guna mengambil peluang dalam momentum libur nataru. Yakni dengan terus melakukan adaptasi, inovasi, dan kolaborasi.

“Kami instruksikan tempat wisata destinasi favorit dan sentra ekonomi kreatif agar mempersiapkan diri dengan baik memanfaatkan secara maksimal dengan terus melakukan inovasi, adaptasi, serta kolaborasi. Karena situasi krisis saat yang lalu, ini sekarang tergantikan dengan suasana potensi cuaca ekstrem,” katanya secara virtual.

Berdasar data Kemenhub, dikatakan Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta tersebut, potensi pergerakan nasional pada momen nataru kali ini adalah sebanyak 22,4 persen dari jumlah penduduk Indonesia atau sebanyak 60,6 juta orang. Kemudian, khusus di wilayah Jabodetabek, potensinya diperkirakan mencapai 12,3 persen atau sekitar 7,5 juta orang.

Untuk di Jabotabek, lanjut dia, destinasi-destinasi yang diperkirakan akan banyak dikunjungi adalah destinasi yang selama ini menjadi favorit masyarakat. Di antaranya yakni Ancol, Ragunan, dan Taman Mini Indonesia Indah. Termasuk juga kawasan Puncak dan daerah Bogor sekitarnya yang juga selalu menjadi tempat favorit wisatawan. “Tapi, kalau kita lihat Bali dan lima destinasi super prioritas dan desa-desa wisata juga harus bersiap-siap untuk menerima kunjungan wisatawan,” jelasnya.

Sementara untuk wisatawan mancanegara, masih dikatakan Sandi, selain dari lima negara penyumbang wisatawan terbanyak saat ini yakni Australia, Singapura, Malaysia, India, dan Inggris, diperkirakan juga wisatawan dari Amerika Serikat dan Austria. Di mana, mereka juga akan banyak yang memanfaatkan momen libur nataru untuk berkunjung ke Indonesia.

“Kami mengimbau pemerintah daerah dan asosiasi usaha pariwisata untuk mendukung momen nataru sebagai momentum kebangkitan dan kesiapan destinasi wisata dan sentra ekonomi kreatif serta fasilitas pendukungnya. Sehingga diharapkan dapat menghadirkan wisata yang aman, nyaman, dan menyenangkan,” ujarnya. (wan/gih/jpg)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/