25.6 C
Medan
Wednesday, May 29, 2024

Pencalonan Anies Terganjal, PKB Target Februari

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Mundurnya deklarasi koalisi perubahan ditengarai karena masih banyaknya ganjalan. Sebelumnya, koalisi yang digagas Partai Nasdem bersama Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera itu mematok 10 November lalu sebagai momen deklarasi.

Pengamat politik Universitas Indonesia Ari Junaidi menilai, molornya deklarasi disebabkan sejumlah faktor. Yang utama, koalisi tampak kesulitan untuk menyepakati calon wakil Anies Baswedan.

“Demokrat begitu ngotot menyodorkan nama AHY (Agus Harimurti Yudhoyono, Red) dan PKS begitu gigih menyorongkan nama Aher (Ahmad Heryawan, Red),” ujarnya kemarin (13/11). Dua partai itu tampak berebut cocktail effect dari majunya kader masing-masing.

Faktor lainnya, Ari menilai posisi Nasdem tengah gamang. Misalnya, statement Ketua Umum Nasdem Surya Paloh yang tidak bisa menjamin Anies maju sebagai capres. Pencapresan Anies juga menimbulkan isu ketidakharmonisan hubungan dengan Presiden Joko Widodo. Itu terlihat dari gesture Jokowi yang tidak membalas pelukan Surya Paloh pada HUT Partai Golkar serta pernyataannya yang meminta partai tidak sembrono mencalonkan capres.

“Ketidakhadiran presiden di HUT Nasdem, sekalipun hanya ucapan ulang tahun, sudah lebih dari cukup (membuktikan) memang Nasdem menjadi pesakitan dari kondisi pasca pencapresan Anies,” tuturnya.

Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra menepis hal itu. Dia menegaskan, hubungan Demokrat dengan Nasdem dan PKS semakin intens. Soal deklarasi, dia menyebut masih butuh pematangan.

Dia menjelaskan, platform yang disusun koalisi perubahan harus dipersiapkan secara matang. Adapun soal cawapres, Herzaky menilai itu hanya salah satu bagian dari sekian banyak hal yang harus dibahas dan disepakati. “Tentunya kami masih berproses,” tegasnya.

Sementara itu, koalisi PKB dengan Partai Gerindra juga belum mengumumkan sosok capres dan cawapres yang akan diusung. Namun, Ketua DPP PKB Ahmad Iman Syukri mengatakan bahwa pasangan calon dari kedua partai siap dideklarasikan awal tahun depan. ’’Kami perkirakan Februari (2023) sudah matang terbentuk,’’ terangnya. (far/lum/c6/bay/jpg)

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Mundurnya deklarasi koalisi perubahan ditengarai karena masih banyaknya ganjalan. Sebelumnya, koalisi yang digagas Partai Nasdem bersama Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera itu mematok 10 November lalu sebagai momen deklarasi.

Pengamat politik Universitas Indonesia Ari Junaidi menilai, molornya deklarasi disebabkan sejumlah faktor. Yang utama, koalisi tampak kesulitan untuk menyepakati calon wakil Anies Baswedan.

“Demokrat begitu ngotot menyodorkan nama AHY (Agus Harimurti Yudhoyono, Red) dan PKS begitu gigih menyorongkan nama Aher (Ahmad Heryawan, Red),” ujarnya kemarin (13/11). Dua partai itu tampak berebut cocktail effect dari majunya kader masing-masing.

Faktor lainnya, Ari menilai posisi Nasdem tengah gamang. Misalnya, statement Ketua Umum Nasdem Surya Paloh yang tidak bisa menjamin Anies maju sebagai capres. Pencapresan Anies juga menimbulkan isu ketidakharmonisan hubungan dengan Presiden Joko Widodo. Itu terlihat dari gesture Jokowi yang tidak membalas pelukan Surya Paloh pada HUT Partai Golkar serta pernyataannya yang meminta partai tidak sembrono mencalonkan capres.

“Ketidakhadiran presiden di HUT Nasdem, sekalipun hanya ucapan ulang tahun, sudah lebih dari cukup (membuktikan) memang Nasdem menjadi pesakitan dari kondisi pasca pencapresan Anies,” tuturnya.

Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra menepis hal itu. Dia menegaskan, hubungan Demokrat dengan Nasdem dan PKS semakin intens. Soal deklarasi, dia menyebut masih butuh pematangan.

Dia menjelaskan, platform yang disusun koalisi perubahan harus dipersiapkan secara matang. Adapun soal cawapres, Herzaky menilai itu hanya salah satu bagian dari sekian banyak hal yang harus dibahas dan disepakati. “Tentunya kami masih berproses,” tegasnya.

Sementara itu, koalisi PKB dengan Partai Gerindra juga belum mengumumkan sosok capres dan cawapres yang akan diusung. Namun, Ketua DPP PKB Ahmad Iman Syukri mengatakan bahwa pasangan calon dari kedua partai siap dideklarasikan awal tahun depan. ’’Kami perkirakan Februari (2023) sudah matang terbentuk,’’ terangnya. (far/lum/c6/bay/jpg)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/